2.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP
2.1.1
Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial
di SMP
Zaini Hasan
dan Salladin (1996:40) menyatakan
Ilmu Pengetahuan
Sosial
merupakan ilmu yang
mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi,
dan temuan-temuan penelitian
dan ditentukan
atau
diobservasi setelah fakta
terjadi yang berkaitan
dengan isu sosial. Isjoni (2007: 21)
mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS
merupakan suatu program keseluruhan pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam
lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosial.
Disebutkan dalam
SKKD (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
2006) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan disiplin ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dalam
hidup masyarakat dengan
lingkungan yang diberikan
mulai dari SD/MI/SDLB
sampai SMA/MAN/SMALB memuat
materi
Geografi, Sejarah, Sosiologi,
dan Ekonomi. IPS mengkaji
seperangkat
peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial.
Pada masa yang akan
datang peserta didik akan menghadapi tantangan
berat karena kehidupan
masyarakat global selalu
mengalami perubahan
setiap saat.
IPS berkenaan dengan
cara manusia menggunakan
usaha memenuhi kebutuhan materinya,
memenuhi kebutuhan budayanya,
kebutuhan
kejiwaannya, pemanfaatan sumber
yang ada dipermukaan
bumi,
mengatur kesejahteraannya, dan
lain sebagainya yang
mengatur serta mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia. Intinya mempelajari
menelaah dan mengkaji
sistem kehidupan manusia
di permukaan bumi ini, itulah hakikat yang dipelajari pada pembelajaran IPS.
2.1.2
Tujuan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di
SMP
Saripudin
(1989:10) menyatakan Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah bidang pengajaran
yang diberikan di sekolah
dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan,
sikap, serta keterampilan
sosial yang berisikan konsep dan
pengalaman belajar diorganisir dalam kerangka studi keilmuan sosial pada
tingkat pengetahuan. Selain itu Fraenkel (1993 : 8-11) membagi
tujuan IPS dalam
empat kategori yaitu
peengetahuan, keterampilan, sikap, nilai.
a)
Pengetahuan adalah
kemahiran dan pemahaman terhadap
sejumlah informasi dan ide-ide. Tujuan pengetahuan ini membantu siswa
untuk belajar lebih banyak
tentang dirinya, fisiknya
dan dunia sosial. Misalnya, siswa
dikenalkan dengan konsep
apa yang disebut
dengan lingkungan alam, lingkungan buatan, keluarga, tetangga, dan
lain-lain.
b)
Keterampilan
adalah pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu sehingga digunakan
pengetahuan yang diperolehnya.
Beberapa keterampilan yang ada dalam IPS adalah :
a.
Keterampilan berpikir
yaitu kemampuan mendeskripsikan, mendefinisikan, mengklasifikasi, membuat
hipotesis, membuat
generalisasi, memprediksi, membandingkan
dan mengkontraskan, dan
melahirkan ide-ide baru.
b.
Keterampilan akademik
yaitu kemampuan membaca,
menelaah, menulis,
berbicara, mendengarkan,
membaca dan meninterpretasi peta, membuat garis besar, membuat
grafik dan membuat catatan.
c.
Keterampilan penelitian
yaitu mendefinisikan masalah, merumuskan suatu
hipotesis, menemukan dan
mengambil data yang berhubungan
dengan masalah, menganalisis
data, mengevaluasi hipotesis dan
menarik kesimpulan, menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis
dengan tepat.
d.
Keterampilan sosial
yaitu kemampuan bekerjasama,
memberikan kontribusi dalam tugas
dan diskusi kelompok,
mengerti tandatanda non-verbal
yang disampaikan oleh
orang lain, merespon dalam cara-cara
menolong masalah yang
lain, memberikan penguatan terhadap
kelebihan orang lain,
dan mempertunjukkan kepemimpinan
yang tepat.
c)
Sikap adalah
kemahiran mengembangkan dan
menerima keyakinankeyakinan,
interes, pandangan-pandangan, dan kecenderungan tertentu. Sedangkan nilai
adalah kemahiran memegang
sejumlah komitmen yang mendalam,
mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat.
Tujuan
mata pelajaran IPS
SMP menurut Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan 2006.
antara lain: 1)
mengenal konsep-konsep berkaitan
dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, 2) memiliki kemampuan
dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
dan keterampilan dalam
kehidupan sosial, 3) memiliki
komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan, 4) memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global. Tujuan
tersebut dapat dicapai
manakala program-program pembelajaran IPS
di sekolah diorganisasikan secara
baik dan disusun secara runtut sehingga sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.
Berpangkal
pada peryataan di atas
IPS ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi
sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis. Dengan demikian,
diharapkan program pembelajaran
IPS ini
dapat membekali para
siswa untuk menjadi
warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung
jawab serta warga dunia yang cinta damai sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai
fungsi pembelajaran IPS,
ditekankan pada pencapaian
ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif.
Ketiga ranah ini
tercermin proses belajar IPS tidak
sekadar menghafal konsep-konsep
atau fakta-fakta belaka, tetapi
merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman
yang utuh, sehingga
konsep yang dipelajari akan mudah dipahami dan tidak
mudah dilupakan
2.1.3
Ruang
Lingkup Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di
SMP
Adapun ruang lingkup
bahan kajian IPS SMP menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Manusia,
tempat dan lingkungan
b. Waktu,
keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem
sosial dan budaya
d. Perilaku
ekonomi dan kesejahteraan
Dalam penelitian pengembangan multimedia interaktif
ini difokuskan pada satu pokok materi IPS Geografi yang diajarkan di SMP yaitu
Gejala Atmosfer. Tujuan dari pembelajaran
tersebut adalah memahami usaha manusia mengenali perkembangan lingkungannya serta dampaknya terhadap kehidupan. Hubungan pokok
bahasan ini yaitu menjelaskan sifatsifat fisik atmosfer, mendiskripsikan
cuaca dan iklim, mengidentifikasi tipe hujan (orografis, zenithal,
frontal), menganalisis proses
terjadinya angin dan memberikan contoh-contohnya.
2.2 Karakreristik Siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP).
2.2.1
Pengertian
Karakteristik Siswa
Asri Budiningsih (2003:7) mendefinisikan
karaktreristik siswa adalah salah
satu variabel dalam
domain pembelajaran yang
biasanya didefiniskan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki
oleh siswa termasuk aspek-aspek lain
yang ada dalam
siswa seperti kemampuan umum, tingkat
kecerdasan, gaya belajar,
motivasi, ekspektasi terhadap belajar, dan
ciri-ciri jasmani serta
emosional, yang memberikan
dampak terhadap keefektifan belajar. Karakteristik siswa menurut Degeng (1989)
adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang telah dimilikinya.
Jadi karakteristik siswa dimaksud untuk mengetahui
ciri-ciri perseorangan siswa. Cirri-ciri tersebut dapat dilihat melalui
perkembangan kognitif, emosional, social dan perkembangan moralnya.
2.2.2
Perkembangan
kognitif Siswa SMP
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Piaget
(seorang ahli perkembangan
kognitif) merupakan periode
terakhir dan tertinggi
dalam tahap pertumbuhan operasi
formal (period of
formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah
memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang
kompleks dan abstrak. Pada umumnya ketika usia SMP (Sekolah
Menengah Pertama) adalah
masa remaja awal
setelah mereka melalui masa-masa pendidikan SD (Sekolah Dasar). Remaja
awal ini berkisar antara umur 10-14 tahun. Masa remaja awal atau masa puber adalah periode
unik dan khusus
yang ditandai dengan
perubahanperubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain
dalam rentang kehidupan. (Ahmadi, A. 2001: 20).
Bloom (1997) menyatakan bahwa aspek kognitif
meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman,
pengetahuan dan ketrampilan
berpikir. Untuk siswa SMP
(Sekolah Menengah Pertama)
perkembangan kognitif utama yang
dialami adalah formal
operasional, yang mampu
berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan
kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit,
seperti peningkatan kemampuan
analisis, kemampuan mengembangkan suatu
kemungkinan berdasarkan dua
atau lebih kemungkinan yang ada,
kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek
yang beragam.
Perkembangan
aspek afektif menurut Arajoo
T.V (1986), adalah menyangkut
mengenai perasaan, modal dan emosi. Perkembangan afektif siswa SMP
mencakup proses belajar perilaku
dengan orang lain
atau sosialisasi. Sebagian besar
sosialisasi berlangsung lewat
pemodelan dan peniruan orang
lain.
Sedangkan untuk perkembangan Perkembangan
psikomotorik menurut Wuest & Combardo dalam Ahmadi (2001:23)
menyatakan bahwa perkembangan aspek
psikomotorik seusia SMP (Sekolah
Menengah Pertama) ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex
yang luar biasa. Salah satu
perubahan luar biasa
tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi
badan dan berat badan,
sering menganggap diri mereka
serba mampu, sehingga
seringkali mereka terlihat
“tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami
proses pencarian jati diri.
Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas, disimpulkan
bahwa anak Sekolah Menengah
Pertama (SMP) kelas VII sudah memiliki kemampuan belajar yang
semakin berkembang tetapi telah
mempunyai kemampuan berpikir abstrak.
Oleh karena itu,
bedasarkan karakteristik tersebut multimedia interaktif
pembelajaran merupakan salah
satu alternatif yang menarik
untuk membantu pemahaman
materi belajar siswa
kelas VII khususnya mata
pelajaran geografi, diharapkan multimedia interaktif dapat memfasilitasi
belajar siswa dengan isi/materi yang ada di dalamnya.
2.2.3
Perkembangan
Sosial Siswa SMP
Sebagai
makhluk sosial, individu
dituntut untuk mampu
mengatasi segala
permasalahan yang timbul
sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan
sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang
berlaku. Masyarakat adalah lingkungan
alami kedua yang dikenal
oleh anak-anak dan
remaja. Remaja telah
banyak mengenal karakteristik masyarakat
dengan berbagai norma
dan keberagamannya.
Kondisi
masyarakat amat beragam,
tentu banyak hal
yang harus diperhatikan baik oleh
remaja maupun oleh orang tuanya. Akhir masa kanak-kanak disebut gang age (Kusmaedi,
Husdarta, Hidayat, 2004:65). Keterampilan
sosial dan kemampuan penyesuaian
diri menjadi semakin
penting manakala anak sudah
menginjak masa remaja.
Hal ini disebabkan
karena pada masa remaja individu
sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman
dan lingkungan sosial
akan sangat menentukan. Kegagalan remaja
dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial
akan menyebabkan sulit
menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya sehingga
dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku
yang kurang normatif
(misalnya asosial ataupun anti
sosial), dan bahkan
dalam perkembangan yang
lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa,
kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan
kekerasan (Soesilowindradini,
ttn:124).
Salah satu
tugas perkembangan yang
harus dikuasai remaja
yang berada dalam fase
perkembangan masa remaja
madya dan remaja
akhir adalah memiliki keterampilan
sosial (sosial skill)
untuk dapat menyesuaikan diri
dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial tersebut
meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin
hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain,
mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima
feedback,memberi atau menerima
kritik, bertindak sesuai
norma dan aturan
yang berlaku. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja
pada fase tersebut maka akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka amatlah
penting bagi remaja untuk dapat mengembangkan
keterampilan-keterampilan
sosial dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri.
Pengembangan multimedia pembelajaran
mata pelajaran IPS ini didasarkan pada perkembangan social siswa SMP, yaitu
anak dalam masa ini lebih banyak melakukan hubungan dengan anak
lain dan cenderung
berkelompok. Dengan melihat karakteristik itu
belajar menggunakan
multimedia pembelajaran IPS
ini, dapat digunakan berkelompok
karena sesuai dengan
karakteristik perkembangan sosial siswa SMP. Tujuannya jelas untuk
mengembangkan kesadaran sosial siswa sehingga siswa menjadi pribadi yang
sosial.
2.2.4
Perkembangan
Emosional Siswa SMP
Suthedja (2001 ; 62)
bahwa pada masa anak menginjak Sekolah Menengah Pertama, yakni usia 13 tahun –
15 tahun dapat dikatakan sebagai masa pubertas awal atau prapubertas. Pada masa
ini, pendidik harus tanggap dalam hal melaksanakan pendidikan, khususnya
tentang : (1) penemuan sifat-sifat khusus dalam diri anak, (2) adanya sifat
pertentangan karena belum ada keseimbangan emosi, (3) masa ini adalah masa
transisi dari masa kanak-kanak atau masa sekolah menjadi masa dewasa, (4) masa
ini penuh pengalaman, (5) masa ini dikuasai perasaan yang lebih dominan dengan
pengalaman yang akan membentuk kepribadian masa mendatang, serta (6) masa ini
adalah masa dimana anak didik perlu diberikan penjelasan pendidikan utamanya
pendidikan seks yang sehat.
Pada masa ini anak
perlu mendapat perhatian khusus karena pada masa inilah yang menentukan
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa yang dijadikannya pengalaman
selanjutnya. Hal ini diperkuat oleh rujukan berikut, bahwa : “pada masa
pubertas perubahan akan terjadi selain pada fisiknya maupun pada rohaninya,
anak akan mulai berfikir secara abstrak, ingatan logis makin lama makin lemah,
anak akan sering mengalami pertentangan bathin dan ganguan-gangguan” (Suthedja,
2001 ; 62). Sehingga pada tingkat ini diperlukan adanya penanganan yang lebih
baik dari orang tua maupun guru.
Dari
pendapat-pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada masa anak
menginjak bangku sekolah menengah pertama, anak telah menginjak masa pubertas
tahap awal. Pada masa ini akan timbul sifat-sifat baru yaitu penemuan
sifat-sifat khusus dalam diri anak, adanya sifat pertentangan karena belum ada
keseimbangan emosi, serta pada masa ini penuh dengan pengalaman yang akan
membentuk kepribadian masa mendatang.
Emosi
pada remaja masih
labil, karena erat
hubungannya dengan keadaan hormon. belum
bisanya mengontrol emosi dengan
baik. Dalam satu waktu
akan kelihatan sangat
senang sekali tetapi tiba-tiba langsung bisa
menjadi sedih atau
marah. Contohnya pada
remaja yang baru
putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya. Emosi remaja lebih
kuat dan lebih menguasai
diri mereka dari pada
pikiran yang realistis.
Saat melakukan sesuatu cenderung hanya menuruti
ego dalam diri
tanpa memikirkan resiko yang
akan terjadi. Dengan melihat
perkembangan emosional siswa SMP
yang lebih cenderung
menampilkan
perbedaanperbedaan antar individu
yang dipengaruhi oleh
berbagai masalah yang dihadapinya, pembelajaran menggunakan
multimedia sangat sesuai dengan perkembangan siswa SMP yaitu dapat digunakan
untuk belajar individu.
.2.2.5
Perkembangan Moral Siswa SMP
Fase-fase masa remaja (pubertas) menurut Monks dkk
(2004: 21) yaitu antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun termasuk
masa remaja awal, 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan, 18-21 tahun termasuk masa
remaja akhir. Dari berbagai
uraian di atas
Masa remaja merupakan sebuah
periode dalam kehidupan
manusia yang batasan
usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Masa remaja ini
sering dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan
sebagai anak-anak, tetapi
dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan
orang dewasa.
Masa
remaja adalah periode
dimana seseorang mulai
bertanya-tanya mengenai
berbagai fenomena yang
terjadi di lingkungan
sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri. Remaja mulai
mempertanyakan keabsahan pemikiran
yang ada dan
mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara
kritis, remaja akan
lebih banyak melakukan pengamatan keluar
dan membandingkannya dengan
hal-hal yang selama ini
diajarkan dan ditanamkan.
Sebagian besar para
remaja mulai melihat adanya “kenyataan”
lain di luar
dari yang selama
ini diketahui dan dipercayai.
Remaja akan melihat bahwa, ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam
jenis pemikiran yang lain.
Remaja
diharapkan lebih mengerti
dirinya sendiri dan
dimengerti orang lain, sehingga
dapat menjalani persiapan
masa dewasa dengan lancar. Dengan memanfaatkan semua
kesempatan yang ada, pembelajaran menggunakan
multimedia mampu memberikan
sumber belajar yang menyajikan
informasi bagi remaja/siswa SMP di dalam mengembangkan rasa ingin tahu siswa mengenai
hal-hal baru yang mereka temui.
No comments:
Post a Comment