2.1 Metode
Pengajaran Team teaching
2.1.1 Pengertian
Team teaching
Kata “team
teaching” berasal dari dua kata yaitu kata “team” dan kata “teaching”.
Widiastuti (TT : 237) menyatakan bahwa “team
= kelompok, regu” dan “teach = mengajar”.
Kata teach mendapat verb ing, sehingga teaching artinya melakukan pengajaran. Jadi team teaching artinya mengajar yang dilakukan oleh kelompok yaitu
dua atau lebih guru / pengajar. Engkoswara (1984 : 64) menyatakan bahwa : “team teaching pada prinsipnya adalah
suatu sistem mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih, mengajar
sejumlah anak yang mempunyai perbedaan-perbedaan baik minat, kemampuan maupun
tingkat kelasnya”. Di dalam team teaching
pelaksanaan mengajar dapat dilaksanakan bergiliran. Pada waktu guru yang
seorang menerangkan dan memberi tugas yang harus dilakukan siswa, guru yang
seorang lagi membantu murid-murid yang mendapat kesulitan dalam belajar dan
mengerjakan tugas-tugas. Demikian juga pada waktu guru yang seorang lagi
mendapat giliran mengajar. Penilaian dilakukan dengan pedoman yang telah dibuat
bersama. Schustereit (dalam Wittrock, 1985 : 775), mengatakan bahwa : “team teaching adalah sebuah kelompok
yang terdiri dari dua orang atau lebih mengajar siswa yang sama, pada waktu
yang sama dengan tujuan bersama pula”.
Sulhan (2006 : 97) menyatakan bahwa : “metode team teaching adalah model pembelajaran
yang pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh sebuah tim guru”. Dalam satu tim tersebut
terdiri lebih dari satu guru, yaitu dua atau tiga guru. Dalam pelaksanaan di
kelas, mereka harus bekerja secara kompak”. Senada dengan hal tersebut di atas,
Hamalik (1991 : 98) menyatakan :
Pengajaran
beregu (team teaching) merupakan salah satu sistem mengajar yang tergolong
baru. Pembaruan ini tidak hanya terletak pada pelaksanaan pengajaran oleh
sekelompok guru yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan belajar dan perbedaan
individual siswa, tetapi juga dalam bidang pengorganisasian dan
pengadministrasiannya.
Dari beberapa pernyataan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode pengajaran team
teaching atau pengajaran beregu yaitu metode pengajaran oleh sekelompok
guru yang disesuaikan dengan memperhatikan tingkat kemampuan belajar dan
perbedaan individual siswa serta pengorganisasian dan pengadministrasiannya.
2.1.2 Ciri-ciri
Team teaching
Engkoswara (1984 : 68), Hamalik (1991 : 99) serta Sulhan
(2006 : 97) secara garis besr menyatakan adapun ciri-ciri team teaching sebagai berikut.
1.
Setiap anggota team mempunyai pengertian dan pandangan
yang searah tentang pengajaran yang akan dilakukannya.
2.
Cukup fasilitas yang diperlukan (ruangan, alat
pelajaran),.
3.
Masing-masing anggota team mengambil bagian sesuai
dengan minat dan kecakapannya dalam rangka keseluruhan pendidikan.
4.
Waktu team bekerja diatur sebaik-baiknya sehingga tiap
anggota mempunyai waktu yang cukup dan memungkinkan untuk mengadakan
pertemuan-pertemuan diantara team
5.
Team dapat mengelompokan siswa menurut minat atau
kemampuannya masing-masing, berkisar antara tiga atau lima orang.
6.
Tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa hendaknya
jangan terlalu sulit, tetapi harus dapat menarik dan mendorong siswa untuk
belajar dan menyelesaikannya.
2.1.3 Jenis-jenis
Team teaching
Engkoswara (1984 : 68 – 69) menyatakan
bahwa jenis-jenis Team teaching meliputi
:
1.
Team teaching
yang didasarkan atas mata pelajaran untuk kelas-kelas yang parallel. Misalnya
pengajaran Bahasa Indonesia yang diberikan oleh dua orang guru untuk kelas III
A dan kelas III B. Guru yang seorang memberikan tatabahasa dan mengarang
sedangkan guru yang lainnya mengajarkan kesusastraan dan puisi.
2.
Team teaching
yang mendasarkan atas mata pelajaran untuk kelas yang berbeda tingkatannya.
Misalnya Bahasa Indonesia untuk kelas I dan II atau kelas III dan IV. Guru
membuat tugas-tugas yang memungkinkan dapat dipilih murid-murid sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan murid-murid belajar.
3.
Team teaching
yang didasarkan atas masalah-masalah yang dihadapi murid-murid. Pelaksanaannya
oleh beberapa orang guru atas tanggung jawab bersama.
4.
Team tanpa kelas. Pada sekolah tanpa kelas terdapat
ruang-ruang kerja, seperti, ruang IPA, Bahasa, Sosial,.
Jenis metode pengajaran team
teaching yang dipakai dalam penelitian ini yaitu team teaching yang didasarkan atas mata pelajaran untuk kelas-kelas
yang parallel. Dalam hal ini, dalam satu kelas untuk satu materi pelajaran
diajari oleh dua orang guru. Salah satu guru mengajar dan yang satu lagi melakukan
pendekatan kepada siswa, secara bergantian.
2.1.3.1
Manfaat Team
teaching
Engkoswara, (1984 : 70) menyatakan bahwa metode pengajaran team teaching memiliki manfaat yaitu.
1.
Persiapan dan perencanaan mengajar lebih lengkap bila
dikerjakan oleh team yang kompak dan penuh tanggung jawab.
2.
Bila salah seorang guru tidak dapat mengajar tidak
perlu ada pembebasan kelas. Guru yang lainnya dapat melanjutkan pelajarn
menurut rencana yang telah ditetapkan bersama.
3.
Guru-guru saling membantu bila diantara mereka (anggota)
ada yang kurang memahami salah satu mata pelajaran.
4.
Anak-anak memperoleh sumber dan bahan pelajaran dari
beberapa orang yang berbeda kecakapannya.
5.
Anak memilih dan melaksanakan tugas sesuai dengan minat
dan kecakapan belajar masing-masing.
6.
Team teaching
memberi kesempatan kepada orang-orang yang mempunyai kecakapan khusus yang
tidak mempunyai profesi guru, tetapi mau membantu guru mengajar.
Kemudian Nasution (2006 : 29) menyatakan bahwa : “di dalam team teaching, guru dapat saling
bertukar fikiran, saling membantu dalam mengatasi kesulitan pendidikan”. Hal
tersebut menyebabkan guru cepat tumbuh dalam profesinya serta mendapat
kesempatan untuk meninjau dan memperbaiki diri dari pengalaman orang lain.
Sulhan (2006 : 97) menyatakan dalam pelaksanaan di kelas, guru harus
bekerja sama. Lebih lanjut Sulhan menyatakan bahwa :
Pelaksanaan
pembelajaran model team teaching ini
sangat dibutuhkan untuk memenuhi perbedaan anak. Dalam model ini, ada seorang
guru inti dan ada asisten. Guru inti merancang semua program di kelas,
sementara asisten membantu guru inti yang sedang melakukan kegiatan. Selain
itu, bisa juga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) semua aktif
dalam pembagian tugas yang berbeda-beda.
Perencanaan team teaching
dilakukan secara bertahap yaitu (1) tahap pengembangan, (2) tahap yang lebih
maju, (3) menyusun rencana, (4) menyusun rencana operasional, dan (5)
mengadakan pemilihan dan pengembangan staf. Adapun penjelasan tahap-tahap
tersebut menurut Hamalik (1991 : 107 – 108) dapat diuraikan sebagai berikut.
1.
Tahap pengembangan yaitu melakukan komunikasi,
kerjasama dan kolaborasi satu sama lain.
2.
Tahap yang lebih maju, yaitu para siswa mulai
dihadapkan pada suatu regu guru. Para guru
harus memiliki pandangan yang sama, saling mempercayai, serta merencanakan
bersama.
3.
Menyusun rencana, yaitu mengadakan survai di kelas.
4.
Menyusun rencana operasional, yaitu menyusun rencana
garis besar kurikulum, tujuan pengajaran, alokasi waktu dan penugasan staf.
Dalam hal ini dilakukan perencanaan, pertemuan-pertemuan.
5.
Mengadakan pemilihan dan pengembangan staf.
Perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni seperti tahapan
perencanaan di atas.
Setelah perencanaan tersebut dilakukan proses pengajaran. Adapun prosesnya menurut Hamalik (1991 : 109) meliputi
kegiatan.
- Pengambilan keputusan oleh kelompok dalam perencanaan, pelaksanaan maupun untuk mengatasi permasalahan sesuai dengan prosesnya. Adapun prosesnya yaitu mengidentifikasi masalah, mengumpulkan fakta dan informasi, mengajukan alternatif pemecahan, memilih salah satu pemecahan, merencanakan tindakan yang diperlukan serta penilaiannya.
- Pengelompokan para siswa yaitu dengan memperhitungkan pemecahan masalah yang bertalian dengan besarnya kelas, tujuan-tujuan, pemilihan metode belajar mengajar dan perbedaan individual para siswa. Struktur pengelompokan terdiri dari kelompok besar, sedang dan kecil.
- Pengawasan terhadap siswa yaitu berupa pendekatan. Pengawasan dilakukan karena :
1)
Tujuan-tujuan sekolah tidak serasi dengan kebutuan dan
keinginan siswa sehingga terjadi konflik antara siswa dengan guru, siswa dengan
siswa serta siswa dengan masyarakatnya.
2)
Adanya pengaruh antara kelompok satu dengan kelompok
lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh siswa terhadap kelompoknya,
sehingga siswa kurang disiplin.
3)
Karena perbedaan individual. Guru sering salah tafsir
terhadap perilaku siswa, sehingga menyebabkan tindakan yang keliru terhadap
siswa. Hal ini mengakibatkan konflik.
4)
Disebabkan oleh masalah-masalah personel pada diri
siswa.
5)
Penggunaan perlengkapan dan alat bantu, yaitu berupa
perpustakaan atau bahan, media serta fsilitas sekolah yang membantu.
Di dalam pelaksanaannya, metode
pengajaran team teaching hampir sama
dengan metode pengajaran lain, letak perbedaannya hanya terdapat pada jumlah
guru yang mengajar. Dalam penelitian ini, guru yaitu dua orang, secara
bergantian. Berpegangan pada pelaksanaan di atas dalam metode team teaching yang diteliti dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab,
metode diskusi serta metode tugas sebagai metode pendamping.
Suprayekti (2003 : 13), Mulyana
(2006 : 98) serta Djamarah (2002 : 93) menyatakan bahwa tahap pelaksanaan
pengajaran yaitu berupa persiapan atau pendahuluan, pelaksanaan dan penilaian.
Dalam penelitian ini, pengajaran team
teaching yang dilakukan dengan
metode ceramah, metode tanya jawab serta metode tugas sebagai metode pendamping
memiliki tahapan sebagai berikut.
- Persiapan atau pendahuluan
1)
Mempersiapkan kondisi belajar siswa.
- Pelaksanaan
1)
Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan pelajaran.
2)
Asosiasi yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui bertanya
seluas-luasnya
3)
Generalisasi, memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat kesimpulan sementara melalui hasil ceramah.
- Penutup atau penilaian
1)
Guru membuat kesimpulan dari pengajaran yang dilakukan.
2)
Mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai
bahan yang telah diterimanya, melalui tes tulis
No comments:
Post a Comment