2.1 Pengertian Gaguritan
Gaguritan merupakan karya klasik yang sangat indah, sehingga sampai
saat ini masih mendapat tempat yang baik di hati masyarakat Bali. Hal ini disebabkan oleh karena nilai-nilai pendidikan keagamaan, baik nilai susila, filsapat
maupun nilai ritualnya yang terkandung di dalam karya sastra tersebut. Kata Gaguritan
secara etimologi berasal dari kata
“gurit yang berarti karangan
atau gubah, sadur” (Warna, 1990:254). Kemudian kata gurit mengalami suatu proses reduplikasi (kata ulang dwipurwa) sehingga menjadi Gaguritan yang berarti karangan atau
gubahan (Tim Penyusun Jumantara, 2010 : 51).
Suarka, (2007:259) menyatakan
bahwa: “Gaguritan
adalah karya sastra bali yang dalam proses pembuatan dan pembacaan dalam kaidah
sekar alit yang disebut pada lingsa, pola puisi tradisional Bali yang terikat oleh jumlah suku kata dalam satu baris,
bunyi akhir dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait”. Kerten (1984 : 284) mengatakan bahwa: “Gaguritan berasal dari kata gurit, ngurit berarti berita dalam bentuk puisi yang dapat dinyanyikan
dengan berbagai lagu”. Di samping itu di
katakan juga kata “Gaguritan berasal dari kata dasar gurit yang berarti sajak atau syair” (Poerwadarminta, 1984 :335).
Dalam
kamus Bahasa Bali yang keluarkan oleh Dinas Pengajaran Propinsi Bali di
sebutkan bahwa: “Gaguritan berasal dari kata gurit
yang berasal dari gurnita yang
berarti gubah, karang, sadur, gubahan, karangan, sedangkan Gaguritan adalah karangan saduran dalam bentuk tembang” (Dinas Pengajaran Prop. Bali, 1979:223). Dalam
bentuk versi yang lain Gaguritan
artinya saduran cerita yang berbentuk tembang atau Gaguritan berarti pula menggubah saduran cerita menjadi berbentuk
tembang. Hal senada juga
disebutkan bahwa:
“Gaguritan asal katanya gurit yang mengandung arti sajak atau syair” (Anwar, 2001:161). Selanjutnya kata gurit itu direduplikasikan yaitu
mengalami pengulangan pada suku pertama bentuk dasar dengan mengubah fonem
vokalnya.
Jadi Gaguritan
berarti salah satu bentuk karya sastra tradisional (berbentuk puisi) yang dinyanyikan dengan berbagai tembang atau pupuh.
Secara
umum tembang dapat diartikan sebagai lantunan lagu. Isi sebuah karya sastra Gaguritan dalam penyampaiannya umumnya
diucapkan dengan dinyanyikan atau ditembangkan. Menurut Hardaniwati (2003 :
691) menyatakan bahwa : “tembang adalah syair-syair yang berirama atau lagu
untuk dinyanyikan”. Budiyasa (1997 : 1) menerangkan bahwa : ”Tembang merupakan
bagian seni yang dituangkan dalam alunan suara, irama, dan ritme”.
Jadi
dapat dijelaskan bahwa tembang adalah penyampaian isi dari sebuah karya sastra
dalam bentuk alunan suara, syair-syair yang berirama atau lagu untuk
dinyanyikan. Sebagai sebuah karya sastra Gaguritan
terikat dengan pupuh, persajakan dan
ketentuan larik (baris). Ketentuan tersebut dalam sastra Bali yang berbentuk tembang dikenal dengan pada lingsa. Dalam membawakan atau
membacakan karya sastra lainnya, tetapi harus mupuh atau teratur, sesuai dengan syarat-syarat irama lagu
masing-masing tembang atau pupuh yang
dipergunakan. Demikian sekilas yang dapat disampaikan mengenai pengertian dari
kata Gaguritan. Sedangkan kata Batur
Taskara adalah sebuah nama dalam Gaguritan
Bagawan Anggastya. Gaguritan Bagawan Anggastya nama Gaguritan
yang berisikan tuntunan sikap prilaku, etika yang sesuai dengan ajaran agama
yang penyampaiannya dinyanyikan atau dilagukan dengan berbagai tembang. Lain
dari pada itu dalam hal Gaguritan
rupa-rupanya dari pengawi atau
pengarang dalam proses penciptaannya senantiasa berorientassi pada ajaran agama
atau dharma.
Hal ini
dapat dikatakan demikian, berdasarkan kenyataan yang banyak dijumpai dalam
warisan atau peninggalan karya sastra dalam bentuk Gaguritan dijabarkan kerangka dasar Agama Hindu dan yang lainnya dengan bahasa yang mudah
dipahami dan dimengerti oleh masyarakat seperti yang tersirat dalam Gaguritan Bagawan Anggastya. Dalam perkembangan selanjutnya para pengawi melalui Gaguritan akan mengemukakan pesan atau
perasaan segala macam emosi, seperti emosi keagamaan, emosi seni maupun emosi
sosial. Oleh karena itu karya sastra Gaguritan
merupakan karya sastra yang memegang peranan penting dalam pembinaan moral
spiritual masyarakat Bali pada khususnya.
No comments:
Post a Comment