Thursday 30 July 2015

Pengertian Geguritan



2.1 Pengertian Gaguritan
Gaguritan merupakan karya klasik yang sangat indah, sehingga sampai saat ini masih mendapat tempat yang baik di hati masyarakat Bali. Hal ini disebabkan oleh karena nilai-nilai pendidikan keagamaan, baik nilai susila, filsapat maupun nilai ritualnya yang terkandung di dalam karya sastra tersebut. Kata Gaguritan secara etimologi berasal dari kata gurit yang berarti karangan atau gubah, sadur(Warna, 1990:254). Kemudian kata gurit mengalami suatu proses reduplikasi (kata ulang dwipurwa) sehingga menjadi Gaguritan yang berarti karangan atau gubahan (Tim Penyusun Jumantara, 2010 : 51).
            Suarka, (2007:259) menyatakan bahwa: “Gaguritan adalah karya sastra bali yang dalam proses pembuatan dan pembacaan dalam kaidah sekar alit yang disebut pada lingsa, pola puisi tradisional Bali yang terikat oleh jumlah suku kata dalam satu baris, bunyi akhir dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait. Kerten (1984 : 284) mengatakan bahwa: Gaguritan berasal dari kata gurit, ngurit berarti berita dalam bentuk puisi yang dapat dinyanyikan dengan berbagai lagu. Di samping itu di katakan juga kata Gaguritan berasal dari kata dasar gurit yang berarti sajak atau syair (Poerwadarminta, 1984 :335).
            Dalam kamus Bahasa Bali yang keluarkan oleh Dinas Pengajaran Propinsi Bali di sebutkan bahwa: “Gaguritan berasal dari kata gurit yang berasal dari gurnita yang berarti gubah, karang, sadur, gubahan, karangan, sedangkan Gaguritan adalah karangan saduran dalam bentuk tembang (Dinas Pengajaran Prop. Bali, 1979:223). Dalam bentuk versi yang lain Gaguritan artinya saduran cerita yang berbentuk tembang atau Gaguritan berarti pula menggubah saduran cerita menjadi berbentuk tembang. Hal senada juga disebutkan bahwa: “Gaguritan asal katanya gurit yang mengandung arti sajak atau syair” (Anwar, 2001:161). Selanjutnya kata gurit itu direduplikasikan yaitu mengalami pengulangan pada suku pertama bentuk dasar dengan mengubah fonem vokalnya.
Jadi Gaguritan berarti salah satu bentuk karya sastra tradisional (berbentuk puisi) yang dinyanyikan dengan berbagai tembang atau pupuh.
Secara umum tembang dapat diartikan sebagai lantunan lagu. Isi sebuah karya sastra Gaguritan dalam penyampaiannya umumnya diucapkan dengan dinyanyikan atau ditembangkan. Menurut Hardaniwati (2003 : 691) menyatakan bahwa : “tembang adalah syair-syair yang berirama atau lagu untuk dinyanyikan”. Budiyasa (1997 : 1) menerangkan bahwa : ”Tembang merupakan bagian seni yang dituangkan dalam alunan suara, irama, dan ritme”.
Jadi dapat dijelaskan bahwa tembang adalah penyampaian isi dari sebuah karya sastra dalam bentuk alunan suara, syair-syair yang berirama atau lagu untuk dinyanyikan. Sebagai sebuah karya sastra Gaguritan terikat dengan pupuh, persajakan dan ketentuan larik (baris). Ketentuan tersebut dalam sastra Bali yang berbentuk tembang dikenal dengan pada lingsa. Dalam membawakan atau membacakan karya sastra lainnya, tetapi harus mupuh atau teratur, sesuai dengan syarat-syarat irama lagu masing-masing tembang atau pupuh yang dipergunakan. Demikian sekilas yang dapat disampaikan mengenai pengertian dari kata Gaguritan. Sedangkan kata Batur Taskara adalah sebuah nama dalam Gaguritan Bagawan Anggastya. Gaguritan Bagawan Anggastya nama Gaguritan yang berisikan tuntunan sikap prilaku, etika yang sesuai dengan ajaran agama yang penyampaiannya dinyanyikan atau dilagukan dengan berbagai tembang. Lain dari pada itu dalam hal Gaguritan rupa-rupanya dari pengawi atau pengarang dalam proses penciptaannya senantiasa berorientassi pada ajaran agama atau dharma.
            Hal ini dapat dikatakan demikian, berdasarkan kenyataan yang banyak dijumpai dalam warisan atau peninggalan karya sastra dalam bentuk Gaguritan dijabarkan kerangka dasar Agama Hindu dan yang lainnya dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat seperti yang tersirat dalam Gaguritan Bagawan Anggastya. Dalam perkembangan selanjutnya para pengawi melalui Gaguritan akan mengemukakan pesan atau perasaan segala macam emosi, seperti emosi keagamaan, emosi seni maupun emosi sosial. Oleh karena itu karya sastra Gaguritan merupakan karya sastra yang memegang peranan penting dalam pembinaan moral spiritual masyarakat Bali pada khususnya.

No comments:

Post a Comment