Thursday 7 January 2016

Tinjauan IPS di SMP dan Karakteristik Siswa SMP



2.1  Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP
2.1.1        Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP
Zaini  Hasan  dan Salladin  (1996:40)  menyatakan  Ilmu  Pengetahuan Sosial  merupakan  ilmu  yang  mengkaji  seperangkat  peristiwa,  fakta, konsep,  dan  generalisasi,  dan  temuan-temuan  penelitian  dan  ditentukan atau  diobservasi  setelah  fakta  terjadi  yang  berkaitan  dengan  isu  sosial. Isjoni  (2007:  21)  mengemukakan  bahwa  mata pelajaran  IPS  merupakan suatu program keseluruhan pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosial.
Disebutkan dalam SKKD (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, 2006) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan disiplin ilmu yang mempelajari perilaku  manusia  dalam  hidup  masyarakat  dengan  lingkungan yang diberikan  mulai  dari  SD/MI/SDLB  sampai  SMA/MAN/SMALB memuat materi  Geografi,  Sejarah,  Sosiologi,  dan  Ekonomi. IPS  mengkaji seperangkat  peristiwa,  fakta,  konsep,  dan  generalisasi  yang  berkaitan dengan isu sosial.
Pada masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat  karena  kehidupan  masyarakat  global  selalu  mengalami  perubahan setiap  saat. IPS  berkenaan  dengan  cara  manusia  menggunakan  usaha memenuhi  kebutuhan  materinya,  memenuhi  kebutuhan  budayanya, kebutuhan  kejiwaannya,  pemanfaatan  sumber  yang  ada  dipermukaan bumi,  mengatur  kesejahteraannya,  dan  lain  sebagainya  yang  mengatur serta  mempertahankan  kehidupan  masyarakat  manusia.  Intinya mempelajari  menelaah  dan  mengkaji  sistem  kehidupan  manusia  di permukaan bumi ini, itulah hakikat yang dipelajari pada pembelajaran IPS.

2.1.2        Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP
Saripudin  (1989:10)  menyatakan  Ilmu  Pengetahuan  Sosial   adalah bidang  pengajaran  yang  diberikan  di sekolah  dengan  tujuan  untuk mengembangkan  pengetahuan,  sikap, serta keterampilan  sosial  yang berisikan konsep dan pengalaman belajar diorganisir dalam kerangka studi keilmuan sosial pada tingkat pengetahuan. Selain itu Fraenkel (1993 : 8-11)  membagi  tujuan  IPS  dalam  empat  kategori  yaitu  peengetahuan, keterampilan, sikap, nilai.
a)         Pengetahuan  adalah  kemahiran dan  pemahaman  terhadap  sejumlah informasi dan ide-ide. Tujuan pengetahuan ini membantu siswa untuk belajar  lebih  banyak  tentang  dirinya,  fisiknya  dan  dunia  sosial. Misalnya,  siswa  dikenalkan  dengan  konsep  apa  yang  disebut  dengan lingkungan alam, lingkungan buatan, keluarga, tetangga, dan lain-lain.
b)        Keterampilan adalah pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu sehingga  digunakan  pengetahuan  yang  diperolehnya.  Beberapa keterampilan yang ada dalam IPS adalah :
a.         Keterampilan  berpikir  yaitu  kemampuan  mendeskripsikan, mendefinisikan,  mengklasifikasi,  membuat  hipotesis,  membuat generalisasi,  memprediksi,  membandingkan  dan  mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide baru.
b.        Keterampilan  akademik  yaitu  kemampuan  membaca,  menelaah, menulis,  berbicara,  mendengarkan, membaca  dan  meninterpretasi peta, membuat garis besar, membuat grafik dan membuat catatan.
c.         Keterampilan  penelitian  yaitu  mendefinisikan  masalah, merumuskan  suatu  hipotesis,  menemukan  dan  mengambil  data yang  berhubungan  dengan  masalah,  menganalisis  data, mengevaluasi  hipotesis  dan  menarik  kesimpulan,  menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat.
d.        Keterampilan  sosial  yaitu  kemampuan  bekerjasama,  memberikan kontribusi  dalam  tugas  dan  diskusi  kelompok,  mengerti  tandatanda  non-verbal  yang  disampaikan  oleh  orang  lain,  merespon dalam  cara-cara  menolong  masalah  yang  lain,  memberikan penguatan  terhadap  kelebihan  orang  lain,  dan  mempertunjukkan kepemimpinan yang tepat.
c)         Sikap  adalah  kemahiran  mengembangkan  dan  menerima  keyakinankeyakinan, interes, pandangan-pandangan, dan kecenderungan tertentu. Sedangkan  nilai  adalah  kemahiran  memegang  sejumlah  komitmen yang mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat.

Tujuan  mata  pelajaran  IPS  SMP  menurut Kurikulum  Tingkat  Satuan Pendidikan  2006. antara  lain:  1)  mengenal   konsep-konsep berkaitan dengan  kehidupan masyarakat  dan  lingkungannya,  2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan  masalah,  dan  keterampilan  dalam  kehidupan  sosial,  3) memiliki  komitmen  dan  kesadaran  terhadap  nilai-nilai  sosial  dan kemanusiaan,  4)  memiliki  kemampuan  berkomunikasi,  bekerjasama  dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan  global.  Tujuan  tersebut  dapat  dicapai   manakala  program-program pembelajaran  IPS  di  sekolah  diorganisasikan  secara  baik  dan  disusun secara runtut sehingga sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Berpangkal  pada  peryataan  di atas  IPS ditujukan  untuk mengembangkan  pengetahuan, pemahaman,  dan  kemampuan  analisis terhadap  kondisi  sosial  masyarakat  dalam  memasuki  kehidupan bermasyarakat  yang  dinamis.  Dengan  demikian,  diharapkan  program pembelajaran IPS  ini  dapat  membekali  para  siswa  untuk  menjadi  warga negara  Indonesia  yang  demokratis  dan  bertanggung  jawab  serta  warga dunia yang cinta damai sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai  fungsi pembelajaran IPS,  ditekankan  pada  pencapaian  ranah kognitif,  psikomotorik,  dan  afektif.  Ketiga  ranah  ini  tercermin proses belajar  IPS  tidak  sekadar  menghafal  konsep-konsep  atau  fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan  pemahaman  yang  utuh,  sehingga  konsep  yang  dipelajari akan mudah dipahami dan tidak mudah dilupakan

2.1.3        Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP
Adapun  ruang  lingkup  bahan  kajian  IPS SMP menurut  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a.       Manusia, tempat dan lingkungan
b.      Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c.       Sistem sosial dan budaya
d.      Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Dalam penelitian pengembangan multimedia interaktif ini difokuskan pada satu pokok materi IPS Geografi yang diajarkan di SMP yaitu Gejala Atmosfer. Tujuan  dari  pembelajaran  tersebut  adalah  memahami usaha manusia  mengenali perkembangan  lingkungannya serta  dampaknya terhadap kehidupan. Hubungan pokok bahasan ini yaitu menjelaskan sifatsifat fisik atmosfer, mendiskripsikan cuaca  dan iklim,  mengidentifikasi tipe  hujan (orografis,  zenithal,  frontal),  menganalisis  proses  terjadinya angin dan memberikan contoh-contohnya.

2.2  Karakreristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).
2.2.1        Pengertian Karakteristik Siswa
Asri Budiningsih (2003:7) mendefinisikan karaktreristik siswa adalah salah  satu  variabel  dalam  domain  pembelajaran  yang  biasanya didefiniskan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh siswa termasuk  aspek-aspek  lain  yang  ada  dalam  siswa  seperti  kemampuan umum,  tingkat  kecerdasan,  gaya  belajar,  motivasi,  ekspektasi  terhadap belajar,  dan  ciri-ciri  jasmani  serta  emosional,  yang  memberikan  dampak terhadap keefektifan belajar. Karakteristik siswa menurut Degeng (1989) adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang telah dimilikinya.
Jadi karakteristik siswa dimaksud untuk mengetahui ciri-ciri perseorangan siswa. Cirri-ciri tersebut dapat dilihat melalui perkembangan kognitif, emosional, social dan perkembangan moralnya.
2.2.2        Perkembangan kognitif Siswa SMP
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Piaget (seorang ahli perkembangan  kognitif)  merupakan  periode  terakhir  dan  tertinggi  dalam tahap  pertumbuhan  operasi  formal  (period  of  formal  operations).  Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Pada umumnya ketika usia SMP  (Sekolah  Menengah  Pertama)  adalah  masa  remaja  awal  setelah mereka melalui masa-masa pendidikan SD (Sekolah Dasar). Remaja awal ini berkisar antara umur 10-14 tahun. Masa remaja awal atau masa puber adalah  periode  unik  dan  khusus  yang  ditandai  dengan  perubahanperubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. (Ahmadi, A. 2001: 20).
Bloom (1997) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi intelektual  seperti  pemahaman,  pengetahuan  dan  ketrampilan  berpikir. Untuk  siswa  SMP  (Sekolah  Menengah  Pertama)  perkembangan  kognitif utama  yang  dialami  adalah  formal  operasional,  yang  mampu  berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat  konkrit,  seperti  peningkatan  kemampuan  analisis,  kemampuan mengembangkan  suatu  kemungkinan  berdasarkan  dua  atau  lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam.
Perkembangan  aspek  afektif menurut  Arajoo  T.V  (1986), adalah menyangkut mengenai perasaan, modal dan emosi. Perkembangan afektif siswa  SMP  mencakup  proses  belajar  perilaku  dengan  orang  lain  atau sosialisasi.  Sebagian  besar  sosialisasi  berlangsung  lewat  pemodelan  dan peniruan orang lain.
Sedangkan untuk perkembangan Perkembangan psikomotorik menurut Wuest  &  Combardo dalam Ahmadi  (2001:23)  menyatakan  bahwa perkembangan  aspek  psikomotorik  seusia  SMP (Sekolah  Menengah Pertama) ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa.  Salah  satu  perubahan  luar  biasa  tersebut  adalah  perubahan pertumbuhan  tinggi  badan  dan  berat  badan,  sering  menganggap  diri mereka  serba  mampu,  sehingga  seringkali  mereka  terlihat  “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses pencarian jati diri.
Berdasarkan  pendapat-pendapat  di atas,  disimpulkan  bahwa  anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII sudah memiliki kemampuan belajar  yang  semakin  berkembang tetapi  telah  mempunyai  kemampuan berpikir  abstrak.  Oleh  karena  itu,  bedasarkan  karakteristik  tersebut multimedia  interaktif  pembelajaran  merupakan  salah  satu  alternatif  yang menarik  untuk  membantu  pemahaman  materi  belajar  siswa  kelas  VII khususnya mata pelajaran geografi, diharapkan multimedia interaktif dapat memfasilitasi belajar siswa dengan isi/materi yang ada di dalamnya.
2.2.3        Perkembangan Sosial Siswa SMP
Sebagai  makhluk  sosial,  individu  dituntut  untuk  mampu  mengatasi segala  permasalahan  yang  timbul  sebagai  hasil  dari  interaksi  dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma  yang  berlaku. Masyarakat  adalah  lingkungan  alami  kedua  yang dikenal  oleh  anak-anak  dan  remaja.  Remaja  telah  banyak  mengenal karakteristik  masyarakat  dengan  berbagai  norma  dan  keberagamannya.
Kondisi  masyarakat  amat  beragam,  tentu  banyak  hal  yang  harus diperhatikan baik oleh remaja maupun oleh orang tuanya. Akhir masa kanak-kanak disebut gang age (Kusmaedi, Husdarta, Hidayat, 2004:65). Keterampilan  sosial  dan kemampuan  penyesuaian  diri  menjadi  semakin  penting  manakala  anak sudah  menginjak  masa  remaja.  Hal  ini  disebabkan  karena pada  masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh  teman-teman  dan  lingkungan  sosial  akan  sangat  menentukan. Kegagalan  remaja  dalam  menguasai  ketrampilan-ketrampilan  sosial  akan menyebabkan sulit  menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan  sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung  berperilaku  yang  kurang  normatif  (misalnya  asosial  ataupun anti  sosial),  dan  bahkan  dalam  perkembangan  yang  lebih  ekstrim  bisa menyebabkan  terjadinya gangguan  jiwa,  kenakalan  remaja,  tindakan kriminal,  tindakan  kekerasan (Soesilowindradini,  ttn:124).
 Salah  satu  tugas  perkembangan  yang  harus  dikuasai  remaja  yang berada  dalam  fase  perkembangan  masa  remaja  madya  dan  remaja  akhir adalah  memiliki  keterampilan  sosial  (sosial  skill)  untuk  dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial  tersebut  meliputi  kemampuan  berkomunikasi,  menjalin  hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback,memberi  atau  menerima  kritik,  bertindak  sesuai  norma  dan  aturan  yang berlaku. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka amatlah penting bagi remaja untuk  dapat  mengembangkan  keterampilan-keterampilan  sosial  dan kemampuan  untuk  menyesuaikan  diri. Pengembangan  multimedia pembelajaran mata pelajaran IPS ini didasarkan pada perkembangan social siswa SMP, yaitu anak dalam masa ini lebih banyak melakukan hubungan dengan  anak  lain  dan  cenderung  berkelompok.  Dengan  melihat karakteristik  itu  belajar  menggunakan multimedia  pembelajaran  IPS  ini, dapat  digunakan  berkelompok  karena  sesuai  dengan  karakteristik perkembangan sosial siswa SMP. Tujuannya jelas untuk mengembangkan kesadaran sosial siswa sehingga siswa menjadi pribadi yang sosial.

2.2.4        Perkembangan Emosional Siswa SMP
Suthedja (2001 ; 62) bahwa pada masa anak menginjak Sekolah Menengah Pertama, yakni usia 13 tahun – 15 tahun dapat dikatakan sebagai masa pubertas awal atau prapubertas. Pada masa ini, pendidik harus tanggap dalam hal melaksanakan pendidikan, khususnya tentang : (1) penemuan sifat-sifat khusus dalam diri anak, (2) adanya sifat pertentangan karena belum ada keseimbangan emosi, (3) masa ini adalah masa transisi dari masa kanak-kanak atau masa sekolah menjadi masa dewasa, (4) masa ini penuh pengalaman, (5) masa ini dikuasai perasaan yang lebih dominan dengan pengalaman yang akan membentuk kepribadian masa mendatang, serta (6) masa ini adalah masa dimana anak didik perlu diberikan penjelasan pendidikan utamanya pendidikan seks yang sehat.
Pada masa ini anak perlu mendapat perhatian khusus karena pada masa inilah yang menentukan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa yang dijadikannya pengalaman selanjutnya. Hal ini diperkuat oleh rujukan berikut, bahwa : “pada masa pubertas perubahan akan terjadi selain pada fisiknya maupun pada rohaninya, anak akan mulai berfikir secara abstrak, ingatan logis makin lama makin lemah, anak akan sering mengalami pertentangan bathin dan ganguan-gangguan” (Suthedja, 2001 ; 62). Sehingga pada tingkat ini diperlukan adanya penanganan yang lebih baik dari orang tua maupun guru.
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada masa anak menginjak bangku sekolah menengah pertama, anak telah menginjak masa pubertas tahap awal. Pada masa ini akan timbul sifat-sifat baru yaitu penemuan sifat-sifat khusus dalam diri anak, adanya sifat pertentangan karena belum ada keseimbangan emosi, serta pada masa ini penuh dengan pengalaman yang akan membentuk kepribadian masa mendatang.
Emosi  pada  remaja  masih  labil,  karena  erat  hubungannya  dengan keadaan  hormon. belum  bisanya mengontrol  emosi  dengan  baik.  Dalam satu  waktu  akan  kelihatan  sangat  senang  sekali  tetapi tiba-tiba  langsung bisa  menjadi  sedih  atau  marah.  Contohnya  pada  remaja  yang  baru  putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya. Emosi remaja lebih kuat dan  lebih  menguasai  diri  mereka  dari pada  pikiran  yang  realistis.  Saat melakukan  sesuatu  cenderung hanya  menuruti  ego  dalam  diri  tanpa memikirkan  resiko  yang  akan  terjadi. Dengan  melihat  perkembangan emosional  siswa  SMP  yang  lebih  cenderung  menampilkan  perbedaanperbedaan  antar  individu  yang  dipengaruhi  oleh  berbagai  masalah  yang dihadapinya, pembelajaran menggunakan multimedia sangat sesuai dengan perkembangan siswa SMP yaitu dapat digunakan untuk belajar individu.

.2.2.5 Perkembangan Moral Siswa SMP
Fase-fase masa remaja (pubertas) menurut Monks dkk (2004: 21) yaitu antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun termasuk masa remaja awal, 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan, 18-21 tahun termasuk  masa  remaja  akhir. Dari  berbagai  uraian  di  atas  Masa  remaja merupakan  sebuah  periode  dalam  kehidupan  manusia  yang  batasan  usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Masa remaja ini sering dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-saat ketika anak tidak mau lagi  diperlakukan  sebagai  anak-anak,  tetapi  dilihat  dari  pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa.
Masa  remaja  adalah  periode  dimana  seseorang  mulai  bertanya-tanya mengenai  berbagai  fenomena  yang  terjadi  di  lingkungan  sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran  yang  ada  dan  mempertimbangan  lebih  banyak alternatif  lainnya.  Secara  kritis,  remaja  akan  lebih  banyak  melakukan pengamatan  keluar  dan  membandingkannya  dengan  hal-hal  yang  selama ini  diajarkan  dan  ditanamkan.  Sebagian  besar  para  remaja  mulai  melihat adanya  “kenyataan”  lain  di  luar  dari  yang  selama  ini diketahui  dan dipercayai. Remaja akan melihat bahwa, ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain.
Remaja  diharapkan  lebih  mengerti  dirinya  sendiri  dan  dimengerti orang  lain,  sehingga  dapat  menjalani  persiapan  masa  dewasa  dengan lancar. Dengan memanfaatkan semua kesempatan yang ada, pembelajaran menggunakan  multimedia  mampu  memberikan  sumber  belajar yang menyajikan informasi bagi remaja/siswa SMP di dalam mengembangkan rasa ingin tahu siswa mengenai hal-hal baru yang mereka temui.

No comments:

Post a Comment