Thursday 7 January 2016

Metode Pengajaran Team teaching



2.1     Metode Pengajaran Team teaching
2.1.1     Pengertian Team teaching
Kata “team teaching” berasal dari dua kata yaitu kata “team” dan kata “teaching”. Widiastuti (TT : 237) menyatakan bahwa “team = kelompok, regu” dan “teach = mengajar”. Kata teach mendapat verb ing, sehingga teaching artinya melakukan pengajaran. Jadi team teaching artinya mengajar yang dilakukan oleh kelompok yaitu dua atau lebih guru / pengajar. Engkoswara (1984 : 64) menyatakan bahwa : “team teaching pada prinsipnya adalah suatu sistem mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih, mengajar sejumlah anak yang mempunyai perbedaan-perbedaan baik minat, kemampuan maupun tingkat kelasnya”. Di dalam team teaching pelaksanaan mengajar dapat dilaksanakan bergiliran. Pada waktu guru yang seorang menerangkan dan memberi tugas yang harus dilakukan siswa, guru yang seorang lagi membantu murid-murid yang mendapat kesulitan dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas. Demikian juga pada waktu guru yang seorang lagi mendapat giliran mengajar. Penilaian dilakukan dengan pedoman yang telah dibuat bersama. Schustereit (dalam Wittrock, 1985 : 775), mengatakan bahwa : “team teaching adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih mengajar siswa yang sama, pada waktu yang sama dengan tujuan bersama pula”.
Sulhan (2006 : 97) menyatakan bahwa : “metode team teaching adalah model pembelajaran yang pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh sebuah tim guru”. Dalam satu tim tersebut terdiri lebih dari satu guru, yaitu dua atau tiga guru. Dalam pelaksanaan di kelas, mereka harus bekerja secara kompak”. Senada dengan hal tersebut di atas, Hamalik (1991 : 98) menyatakan :
Pengajaran beregu (team teaching) merupakan  salah satu sistem mengajar yang tergolong baru. Pembaruan ini tidak hanya terletak pada pelaksanaan pengajaran oleh sekelompok guru yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan belajar dan perbedaan individual siswa, tetapi juga dalam bidang pengorganisasian dan pengadministrasiannya.

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengajaran team teaching atau pengajaran beregu yaitu metode pengajaran oleh sekelompok guru yang disesuaikan dengan memperhatikan tingkat kemampuan belajar dan perbedaan individual siswa serta pengorganisasian dan pengadministrasiannya.



2.1.2     Ciri-ciri Team teaching
Engkoswara (1984 : 68), Hamalik (1991 : 99) serta Sulhan (2006 : 97) secara garis besr menyatakan adapun ciri-ciri team teaching sebagai berikut.
1.            Setiap anggota team mempunyai pengertian dan pandangan yang searah tentang pengajaran yang akan dilakukannya.
2.            Cukup fasilitas yang diperlukan (ruangan, alat pelajaran),.
3.            Masing-masing anggota team mengambil bagian sesuai dengan minat dan kecakapannya dalam rangka keseluruhan pendidikan.
4.            Waktu team bekerja diatur sebaik-baiknya sehingga tiap anggota mempunyai waktu yang cukup dan memungkinkan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan diantara team
5.            Team dapat mengelompokan siswa menurut minat atau kemampuannya masing-masing, berkisar antara tiga atau lima orang.
6.            Tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa hendaknya jangan terlalu sulit, tetapi harus dapat menarik dan mendorong siswa untuk belajar dan menyelesaikannya.

2.1.3     Jenis-jenis Team teaching
         Engkoswara (1984 : 68 – 69) menyatakan bahwa jenis-jenis Team teaching meliputi :
1.      Team teaching yang didasarkan atas mata pelajaran untuk kelas-kelas yang parallel. Misalnya pengajaran Bahasa Indonesia yang diberikan oleh dua orang guru untuk kelas III A dan kelas III B. Guru yang seorang memberikan tatabahasa dan mengarang sedangkan guru yang lainnya mengajarkan kesusastraan dan puisi.
2.      Team teaching yang mendasarkan atas mata pelajaran untuk kelas yang berbeda tingkatannya. Misalnya Bahasa Indonesia untuk kelas I dan II atau kelas III dan IV. Guru membuat tugas-tugas yang memungkinkan dapat dipilih murid-murid sesuai dengan kemampuan dan kecepatan murid-murid belajar.
3.      Team teaching yang didasarkan atas masalah-masalah yang dihadapi murid-murid. Pelaksanaannya oleh beberapa orang guru atas tanggung jawab bersama.
4.      Team tanpa kelas. Pada sekolah tanpa kelas terdapat ruang-ruang kerja, seperti, ruang IPA, Bahasa, Sosial,.
Jenis metode pengajaran team teaching yang dipakai dalam penelitian ini yaitu team teaching yang didasarkan atas mata pelajaran untuk kelas-kelas yang parallel. Dalam hal ini, dalam satu kelas untuk satu materi pelajaran diajari oleh dua orang guru. Salah satu guru mengajar dan yang satu lagi melakukan pendekatan kepada siswa, secara bergantian.

2.1.3.1  Manfaat Team teaching
Engkoswara, (1984 : 70) menyatakan bahwa metode pengajaran team teaching memiliki manfaat yaitu.
1.      Persiapan dan perencanaan mengajar lebih lengkap bila dikerjakan oleh team yang kompak dan penuh tanggung jawab.
2.      Bila salah seorang guru tidak dapat mengajar tidak perlu ada pembebasan kelas. Guru yang lainnya dapat melanjutkan pelajarn menurut rencana yang telah ditetapkan bersama.
3.      Guru-guru saling membantu bila diantara mereka (anggota) ada yang kurang memahami salah satu mata pelajaran.
4.      Anak-anak memperoleh sumber dan bahan pelajaran dari beberapa orang yang berbeda kecakapannya.
5.      Anak memilih dan melaksanakan tugas sesuai dengan minat dan kecakapan belajar masing-masing.
6.      Team teaching memberi kesempatan kepada orang-orang yang mempunyai kecakapan khusus yang tidak mempunyai profesi guru, tetapi mau membantu guru mengajar.
Kemudian Nasution (2006 : 29) menyatakan bahwa : “di dalam team teaching, guru dapat saling bertukar fikiran, saling membantu dalam mengatasi kesulitan pendidikan”. Hal tersebut menyebabkan guru cepat tumbuh dalam profesinya serta mendapat kesempatan untuk meninjau dan memperbaiki diri dari pengalaman orang lain.
Sulhan (2006 : 97) menyatakan dalam pelaksanaan di kelas, guru harus bekerja sama. Lebih lanjut Sulhan menyatakan bahwa :
Pelaksanaan pembelajaran model team teaching ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi perbedaan anak. Dalam model ini, ada seorang guru inti dan ada asisten. Guru inti merancang semua program di kelas, sementara asisten membantu guru inti yang sedang melakukan kegiatan. Selain itu, bisa juga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) semua aktif dalam pembagian tugas yang berbeda-beda.

Perencanaan team teaching dilakukan secara bertahap yaitu (1) tahap pengembangan, (2) tahap yang lebih maju, (3) menyusun rencana, (4) menyusun rencana operasional, dan (5) mengadakan pemilihan dan pengembangan staf. Adapun penjelasan tahap-tahap tersebut menurut Hamalik (1991 : 107 – 108) dapat diuraikan sebagai berikut.
1.            Tahap pengembangan yaitu melakukan komunikasi, kerjasama dan kolaborasi satu sama lain.
2.            Tahap yang lebih maju, yaitu para siswa mulai dihadapkan pada suatu regu guru. Para guru harus memiliki pandangan yang sama, saling mempercayai, serta merencanakan bersama.
3.            Menyusun rencana, yaitu mengadakan survai di kelas.
4.            Menyusun rencana operasional, yaitu menyusun rencana garis besar kurikulum, tujuan pengajaran, alokasi waktu dan penugasan staf. Dalam hal ini dilakukan perencanaan, pertemuan-pertemuan.
5.            Mengadakan pemilihan dan pengembangan staf.
Perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni seperti tahapan perencanaan di atas.
Setelah perencanaan tersebut dilakukan proses pengajaran. Adapun  prosesnya menurut Hamalik (1991 : 109) meliputi kegiatan.
  1. Pengambilan keputusan oleh kelompok dalam perencanaan, pelaksanaan maupun untuk mengatasi permasalahan sesuai dengan prosesnya. Adapun prosesnya yaitu mengidentifikasi masalah, mengumpulkan fakta dan informasi, mengajukan alternatif pemecahan, memilih salah satu pemecahan, merencanakan tindakan yang diperlukan serta penilaiannya.
  2. Pengelompokan para siswa yaitu dengan memperhitungkan pemecahan masalah yang bertalian dengan besarnya kelas, tujuan-tujuan, pemilihan metode belajar mengajar dan perbedaan individual para siswa. Struktur pengelompokan terdiri dari kelompok besar, sedang dan kecil.
  3. Pengawasan terhadap siswa yaitu berupa pendekatan. Pengawasan dilakukan karena :
1)      Tujuan-tujuan sekolah tidak serasi dengan kebutuan dan keinginan siswa sehingga terjadi konflik antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa serta siswa dengan masyarakatnya.
2)      Adanya pengaruh antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh siswa terhadap kelompoknya, sehingga siswa kurang disiplin.
3)      Karena perbedaan individual. Guru sering salah tafsir terhadap perilaku siswa, sehingga menyebabkan tindakan yang keliru terhadap siswa. Hal ini mengakibatkan konflik.
4)      Disebabkan oleh masalah-masalah personel pada diri siswa.
5)      Penggunaan perlengkapan dan alat bantu, yaitu berupa perpustakaan atau bahan, media serta fsilitas sekolah yang membantu.
            Di dalam pelaksanaannya, metode pengajaran team teaching hampir sama dengan metode pengajaran lain, letak perbedaannya hanya terdapat pada jumlah guru yang mengajar. Dalam penelitian ini, guru yaitu dua orang, secara bergantian. Berpegangan pada pelaksanaan di atas dalam metode team teaching yang diteliti dalam rangka meningkatkan prestasi belajar menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi serta metode tugas sebagai metode pendamping.
            Suprayekti (2003 : 13), Mulyana (2006 : 98) serta Djamarah (2002 : 93) menyatakan bahwa tahap pelaksanaan pengajaran yaitu berupa persiapan atau pendahuluan, pelaksanaan dan penilaian. Dalam penelitian ini, pengajaran team teaching  yang dilakukan dengan metode ceramah, metode tanya jawab serta metode tugas sebagai metode pendamping memiliki tahapan sebagai berikut.
  1. Persiapan atau pendahuluan
1)      Mempersiapkan kondisi belajar siswa.
  1. Pelaksanaan    
1)      Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan pelajaran.
2)      Asosiasi yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui bertanya seluas-luasnya
3)      Generalisasi, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan sementara melalui hasil ceramah.
  1. Penutup atau penilaian
1)      Guru membuat kesimpulan dari pengajaran yang dilakukan.
2)      Mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya, melalui tes tulis

No comments:

Post a Comment