RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
Pendidikan
BUDI PEKERTI
Kelas X
Semester 1
Oleh :
NI PUTU EKA
DAMAYANTI, SPd
NIP. : 19861209 201001
2 040
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
( KTSP )
SMA NEGERI
1 SUKASADA
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1
Sukasada
Mata Pelajaran : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester : X / 1
Pertemuan ke : ke satu, ke dua, dan ke tiga
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran
( 3 X 45 Menit )
Standar
Kompetensi : 1. Memahami dan menerapkan
nilai-nilai hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa
Kompetensi Dasar : 1.1 Meyakini adanya Tuhan Yang Maha
Esa
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I
- Mendeskripsikan pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa
- Mengidentifikasi landasan
keyakinan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Menjelaskan alasan kepercayaan bangsa
Indonesia terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa
- Menerapkan perwujudan nilai sila pertama
Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-
hari di sekolah
Pertemuan II
- Mendeskripsikan pengertian keselarasan
- Menguraikan dua faktor kehidupan yang selaras antarumat beragama
- Menjelaskan manfaat keselarasan hidup
beragama
- Mernjelaskan peranan IPTEK dalam kehidupan
beragama
Pertemuan III
- Menggali
nilai budi pekerti luhur dan karakter bangsa dalam kliping meyakini adanya
Tuhan Yang Maha Es
-
Memilih perilaku yang harus dihindarkan dalam menciptakan keselarasan
hidup umat beragama
- Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dalam meyakini
kebesaran Tuhan
-
Menunjukkan perilaku sesuai dengan ajaran agama masing-masing
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A. Akademik
Pertemuan I
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mengidentifikasi landasan keyakinan kita kepada Tuhan
Yang Maha Esa
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan alasan kepercayaan bangsa Indonesia
terhadap adanya
Tuhan Yang Maha Esa
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menerapkan nilai ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
kehidupan
sehari-hari di sekolah
Pertemuan II
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian keselarasan
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menguraikan dua faktor kehidupan yang selaras antarumat beragama
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan manfaat keselarasan hidup beragama
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mernjelaskan peranan IPTEK dalam kehidupan beragama
Pertemuan III
- Melalui diskusi kelas siswa
mampu Mendiskusikan kliping meyakini
adanya Tuhan Yang Maha Es
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Memilih perilaku yang harus dihindarkan dalam
menciptakan keselarasan
hidup umat beragama
-
Melalui menggali nilai-nilai budi pekerti luhur siswa mampu Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dalam
meyakini kebesaran Tuhan
- Melalui penanaman nilai-nilai
budi pekerti luhur siswa mampu Menunjukkan perilaku sesuai dengan ajaran
agama masing-masing
B. Nilai – Nilai Karakter
1. Sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, rukun dan
toleransi terhadap pemeluk agama lain (Religius)
2. Perilaku yang
menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan (Jujur)
3. Sikap dan
tindakan yang selalu menghargai perbedaan agama (Toleransi)
4. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat (disiplin)
5. Menunjukkan
usaha sungguh-sungguh dalam mencapai prestasi belajar dan membekali
keterampilan untuk masa depan (Kerja keras)
6. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain dalam menyampaikan pendapat (Demokratis)
7. sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa
ingin tahu)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
Keyakinan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Pengertian Tuhan Yang Maha Esa
Ketuhanan
Yang Maha Esa mengandung dua pengertian pokok, yaitu “Ketuhanan” dan “Yang Maha
Esa”.
a.
Ketuhanan, berasal dari kata Tuhan, yakni pencipta alam
semesta, dengan segala isinya. Adapun isi alam semesta tersebut adalah
mahluk hidup dan benda mati. Mahluk hidup diantaranya manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan sedangkan benda mati diataranya zat padat, zat cair dan zat
gas.
Oleh karena itu,
Tuhan adalah sebab yang pertama yang tidak disebabkan lagi. Manusia sebagai
mahluk Tuhan yang memiliki harkat derajat dan martabat yang tinggi dibandingkan
ciptaan Tuhan yang lainnya maka wajarlah kalau manusia harus berterima kasih
kehadapan Tuhan dengan jalan sembah sujud kehadapan-Nya.
Sebagai manusia
Indonesia yang berbudi Pekerti luhur artinya manusia Indonesia
yang memiliki perilaku yang baik, hendaknya kita percaya dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai Zat Yang Maha Tunggal. Ketuhanan Yang
Maha Esa adalah paham Ketuhanan yang dianut oleh bangsa Indonesia. Paham atau
ajaran ini kemudiaan dikenal dengan istilah monotheisme yang artinya percaya
pada satu Tuhan.
Kita mengetahui bahwa
selain diri kita sendiri, alam, beserta segala isinya seperti batu, tanah,
minyak, batubara, hutan, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan sebagainya merupakan
ciptaan-Nya dan semuanya itu kelak akan kembali pula kepada Tuhan Yang Maha
pencipta.
b.
Yang Maha Esa, berarti Yang Mahasatu atau
Yang Mahatunggal dan tidak ada tara-Nya, tidak ada yang menyamai-Nya. Tuhan
adalah Esa dalam zat-Nya, Esa dalam sifat-Nya, dan Esa dalam perbuatan-Nya.
Tuhan Maha sempurna, Mahaperkasa dan tidak ada yang menandingi serta
menyamai-Nya.
Jadi,
sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia, percaya
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan dan ketakwaan kita kepada
Tuhan Yang Maha Esa haruslah bersifat aktif, maksudnya kita harus selalu
berusaha menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya
menurut ajaran agama dan kepercayaannya masing-masing.
2. Landasan
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dasar-dasar
kepercayaan dan ketakwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu
tercantum dalam:
a.
Pembukaan UUD 1945, alinea ketiga dan keempat.
Pengakuan
atas Ketuhanan Yang Maha Esa dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga
dan keempat, yang bunyinya antara
lain sebagai berikut:
1)
Alinea ketiga menyebutkan : Atas berkat dan
rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong kan oleh keinginan yang
luhur……
2)
Alinea keempat menyebutkan : “…… negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa,, ………”
b.
Batang Tubuh UUD 1945, pasal 29 ayat 1,
menyatakan bahwa “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa” .
Dari dasar
hukum di atas maka mampu kita petik hikmahnya sebagai berikut :
1)
Pancasila seperti tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 merupakan kesatuan bulat dan utuh dari kelima sila, yaitu Ketuhanan
Yangn Maha Esa dan seterusnya.
2)
Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa
Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena itu, manusia Indonesia percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3)
Dengan diaturnya dalam Pembukaan UUD 1945 dan
pasalnya berarti tidak dibenarkan adanya paham atau ajaran yang tidak percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa (ajaran monotheisme) di Indonesia
3. Alasan percaya dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Tuhan sebagai
pencipta alam semesta, mampu dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran
manusia dan berdasarkan hukum sebab akibat. Ini berati bahwa setiap akibat atau
hasil tentu ada penyebabnya yang disebut dengan hukum sebab akibat
(causalitet). Apabila ditelusuri sebab-sebab segala kejadian itu, kita akan
sampai pada suatu kesimpulan bahwa ada penyebab pertama (causa prima) dalam
kehidupan alam semesta yang tidak disebabkan oleh sebab yang lain. Sebab
pertama dan utama atau causa prima pada kehidupan alam semesta ini tiada lain
adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Petunjuk
perwujudan pengamalan Pancasila, khususnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara
Lain:
a.
Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
b.
Hormat-menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga
terbina kerukunan hidup;
c.
Saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan kepada orang lain yang telah memeluk agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
4.
Pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Petunjuk perwujudan pengamalan Pancasila, khususnya sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, antara Lain:
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat-menghormati dan bekerja
sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan
yang berbeda-beda, sehingga
terbina kerukunan hidup;
c. Saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama
dan kepercayaan kepada orang lain yang telah memeluk agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Peertemuan II
5.
Meyakini adanya Tuhan melalui
keselarasan hidup beragama
Kehidupan umat beragama yang selaras, serasi dan seimbang merupakan dambaan
kita semua.
- Selaras berarti : sejalan, seiring
- Serasi berarti : sesuai, sepadan, cocok
- Seimbang berarti : tidak memihak, tidak pilih kasih, tidak berat sebelah
Kehidupan umat beragama yang selaras
merupakan suatu kehidupan yang sejalan antara jasmani-rokhani, antara
material-spiritual, antara agama satu dengan agama lainnya.
Kehidupan umat beragama yang serasi berarti kehidupan yang di dalamnya ada
kesesuaian, kesepadanan dan kecocokan inter dan antarumat beragama.
Kehidupan umat beragama yang seimbang berarti berarti suatu kehidupan yang
di dalamnya tidak memihak, tidak pilih kasih atau tidak berat sebelah dalam
menyelesaikan setiap persoalan keagamaan dan juga terdapat keseimbangan antara
kehidupan jasmani dan rokhani, material spiritual, manusia dengan lingkungannya
6. Kehidupan beragama yang selaras
Faktor-faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras antara
pemeluk agama diantaranya dapat kita kaji dari segi :
1.
perjalanan sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia
2.
Aspek hukum dasar (UUD 1945) yang menjamin adanya keselarasan
Kehidupan umat beragama yang selaras dapat
diidentifikasi dengan Adanya keselarasan antar jasmani-rokhani, antara
material-spiritual, antara agama satu dengan agama lainnya
7.
Manfaat keselarasan hidup umat beragama
Adapun manfaat yang dapat kita petik dari
adanya keselarasan hidup umat beragama dan Kepercayaan terhadap tuhan Yang Maha
Esa yang berbeda-beda :
1.
adanya ketenangan lahir dan batin
2.
adanya kehidupan yang harmonis
Kerukunan
dalam kehidupan bermasyarakat sudah tumbuh dan berkembang sebelum Indonesia
merdeka, begitu pula kerukunan dalam kehidupan beragama karena sejak jaman
nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengakui adanya ketuhanan dan memang
mempercayai keberadaan sang pencipta sepenuh jiwa dan raga.
Wujud
kepercayaan tersebut masih dalam bentuk kepercayaan dewa-dewa dan kepercayaan
pada roh leluhur dan benda-benda. Kepercayaan nenek moyang
tersebut untuk masa sekarang ini dinamakan animisme dan dinamisme. Kepercayaan
tersebut hanya mengkitalkan pikiran manusia saja oleh karena itu kepercayaan
tersebut diakui sebagai hasil kebudayaan. Sedangkan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa yang bersumber pada wahyu ilahi diakui sebagai agama yang resmi
oleh negara.
Manusia indonesia yang tidak percaya dan tidak meyakini dasar ketuhanan
bukanlah manusia indonesia yang berjiwa Pancasila melainkan Atheisme (tidak
percaya pada Tuhan). Pribadi yang tidak mempercayai dan meyakini keberadaan
Tuhan adalah pribadi yang bukan Pancasilais. Karena Pancasila sendiri memuat
dasar Ketuhanan Yang Maha Esa maka jelaslah bahwa Pancasila tidaklah
bertentangan dengan agama dan tidak boleh dipertentangkan.
Dengan melihat dan menghayati keberadaan Pancasila dan agama tersebut
Pancasila tidaklah mungkin menggantikan agama. Pancasila tidak akan diagamakan
dan Pancasila bukanlah agama baru bagi bangsa indonesia. Pernyataan tersebut
sangatlah tepat karena kedudukan keduanya sendiri sangatlah berbeda. Agama
disatu pihak merupakan suatu sistem keyakinan yang bersumber dari ilahi
sedangkan Pancasila dipihak lain merupakan hasil pemikiran filsafah manusia.
Agama lebih bersifat universal karena pada dasarnya manusia diberi akal dan
pikiran oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk mengkaji berbagai fenomena alam. Tuhan
sebagai sang pencipta dapat dibuktikan kebenarannya dalam kerangka hubungan
sebab akibat sehingga pada akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab
pertama dalam kehidupan alam semesta tidak disebabkan oleh kehidupan lain.
Penyebab pertama ini adalah Tuhan. Dengan adanya causa prima (penyebab pertama)
tersebut akan menimbulkan akibat yaitu adanya makhluk hasil ciptaannya.
Hubungan tersebut apabila dihayati dan kemudian diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari, maka akan tercapai keselarasan hidup yang hakiki. Melalui agama
maka hubungan manusia dan Tuhan akan dapat dilakukan secara serasi dan
seimbang. Kemampuan manusia untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila akan
tercemin dalam pola peribadinya, baik yang bersifat ritual maupun yang bersifat
sosial.
Sifat religius manusia tersebut merupakan sifat asli yang sudah ada
semenjak di lahirkan. Masalah perkembangan selanjutnya sangatlah tergantung
pada masing-masing diri individu dan pendidikan yang ditempuhnya. Sifat yang
paling asasi tersebut, yaitu sifat yang berkeyakinan pada konsepsi ketuhanan
yang merupakan posisi yang paling mendasar untuk mewujudkan keselarasan
hubungan yang harmonis antara Tuhan dengan makhluk-Nya.
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa tersirat dasar-dasar ketuhanan dan kemasyarakatan. Dasar ketuhanannya
terlihat dalam hubungan sebab akibat dan dasar-dasar kemasyarakatannya terlihat
sebagai hubungan timbal balik yang di dalamnya terkandung pengamalan
nilai-nilai ketuhanan. Hubungan timbal balik yang bersifat ketuhanan dan kemasyarakatan tersebut akan menjadikan pola kehidupan yang
selaras, serasi, dan seimbang antara kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakat
secara umum.
8.
Peranan IPTEK dalam kehidupan beragama
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi agar tidak menimbulkan kerugian bagi manusia
dan kehidupan lainnya haruslah didampingi oleh nilai-nilai agama. Sebaliknya
agar agama berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan jaman maka
diperlukan penggunaan IPTEK dalam pelaksanaannya. Bagaimanakah bila para jemaah
haji yang akan menunaikan kewajibannya ke kota Mekah bila tidak menggunakan
hasil rekayasa IPTEK seperti kapal terbang, maukah berjalan kaki dari Indonesia
ke Mekah ?, begitu pula bagi umat Hindu yang bertirtayatra atau dewa yatra ke
tempat suci agama Hindu yang tersebar di Bali dan bahkan di luar Bali maukah
dengan jalan kaki ? tentu kita akan menggunakan transportasi sepeda motor atau
mobil hasil rekayasa IPTEK . Begitu pula agar setiap umat dapat membaca kitab
sucinya dan buku-buku agama tentu harus diperbanyak bukannya dengan ditulis
tangan tetapi dengan dicetak pakai mesin, sewaktu melakukan persembahyangan
dengan melibatkan umat dalam jumlah yang banyak menggunakan pengeras suara. TV dan Radio sering dipergunakan untuk mimbar agama yang sangat efektif.
Jadi peranan IPTEK dalam
kehidupan beragama sangat penting karena :
1. dapat memudahkan komunikasi dalam mimbar
agama (TV, Radio, pengeras suara)
2.
dapat memudahkan melakukan persembahyangan di tempat jauh (sepeda motor,
mobil, kapal laut,
pesawat terbang)
3.
dapat memperbanyak kitab suci dan buku-buku agama dalam jumlah banyak
dalam waktu singkat
(mesin cetak, foto copy)
4. dapat mengabadikan kegiatan ibadah keagamaan
(Kamera foto, kamera HP, vedio)
Pertemuan III
1.
Menyimak konsep keyakinan akan adanya Tuhan
Yang Maha Esa melalui berdiskusi
2.
Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang terdapat dalam kliping
Bahan Diskusi
Kliping 1
Tahun Saka 1934
“Ribuan Umat Melasti di Pantai Tanah Lot”
Tabanan (Bali Pos)
Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi
Tahun Saka 1934, hampir seluruh umat
Hindu, tak terkecuali di Kabupaten Tabanan menggelar upacara melasti di
Pantai Tanah Lot. Di Tanah Lot. Minggu (27/2) hingga Jumat (4/3). Biasanya,
umat Hindu yang melasti ke Tanah Lot kebanyakan datang pada pagi hari
hingga selesai.
RIBUAN umat Hindu dari berbagai desa
pakraman di Tabanan sudah terlihat senin (28/2) kemarin melasti di
Pantai Tanah Lot. Melasti ke pantai ini tidak hanya menyucikan pratima,
juga sebagai bakti umat Hindu pada Ida Sanghyang Widhi.
Meski berjalan cukup jauh, mereka (umat) mengaku tidak lelah. Justru merek bersemangat ngiring Ida Betara melasti. ”Saya ngiring
dengan hati yang tulus. Semoga dengan melasti ini, bumi akan bersih
dan kita bisa hidup nyaman, aman dan sejahtera,” kata Ayu Sriwati di Tanah Lot,
kemarin.
Tidak hanya itu seluruh banjar adat yang ada di Desa Pakraman Beraban
berkumpul di Pura Bale Agung guna menyiapkan proses melasti ke Segara
Kidul Tanah Lot. Untuk mempersiapkan pamelastian mulai akan
dilaksanakan pukul 07.00 wita di Pura Bale Agung sebagai tempat Pasamuan
Ida Betara sebelum mamargi ke Segara Kidul Tanah Lot. Pamelastian
ini diikuti oleh 44 pura yang ada di wiliyah Desa Pakraman Beraban dan 5
Pralawat Barong (Jro Gede).
Hari itu semua warga mengenakan pakaian adat tradisional Bali berwarna
putih. Pamelastian ke Segara Kidul
Tanah Lot akan dimulai pada pukul 15.00 wita. Di mana sebelumnya dilaksanakan
beberapa rangkaian prosesi seperti mendak Ida Betara, ngabejian,
dan langsung ke segara. Setelah sampai di Tanah Lot dilaksanakan upacara pamelastian
pakelem. Dengan adanya upacara melasti Desa Pakraman Beraban,
jalan dari sebelah utara Desa Pakraman Beraban ke arah selatan sampai Tanah Lot
akan di tutup untuk sementara sampai pamelastian tiba di segara.
Saat prosesi upacara sedang berlangsung para pengunjung yang berada di
Tanah Lot, belum bisa meninggalkan ojek wisata Tanah Lot, begitu juga sebaliknya.
”Juga bagi para pengunjung yang hendak menuju ke objek wisata Tanah Lot, belum
bisa melintas sampai pamelastian tiba di segara,” kata Manajer
Operasional Tanah Lot Made Sujana, senin (28/2) kemarin.
Wisatawan
Sementara itu, para pengunjung baik wisatawan asing maupun lokal biasanya
sangat antusias menyaksikan upacara pamelastian di Tanah Lot. Momen
upacara ini juga tidak akan dilewatkan begitu saja oleh para pengunjung untuk
mengambil gambar keramaian pamelastian dan para pamedek yang nangkil
ke Pura Luhur Tanah Lot.
IV. STRATEGI,
METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN :
-
Stategi Pembelajaran : Diskoveri Ekspositori
-
Metode Pembelajaran : Penugasan, diskusi kelompok, presentasi hasil kerja kelompok,
tanya jawab
-
Model pembelajaran : Group Investigation (diskusi klompok)
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
I (PERTAMA)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan
topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari perkembangan semakin kukuhnya kepercayaan umat
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan pemberitaan di media cetak,
elektronika dan buku sumber (Religius, jujur, toleransi, cinta damai)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: percaya pada Tuhan dari
buku sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(Demokratis, rasa
ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan
ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam
batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok penyaji
dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila
tanggapannya belum bisa diterima
kelompok penanya, penyaji bisa
melemparkan pertantaan tersebut pada
kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan
topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada
KD yang akan disampaikan minggu
depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau
Berita dari media cetak yang berkaitan
dengan materi atau KD
yang akan dibahas minggu depannya
|
5 menit
|
PERTEMUAN
II (KE DUA)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang keselarasan hidup beragama
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari perkembangan semakin kukuhnya kepercayaan umat
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan pemberitaan di media cetak dan
elektronika (Religius,
jujur, toleransi, cinta damai)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: keselarasan hidup beragama
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(Demokratis, rasa
ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas Kelompoknya dengan
ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam
batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan Kelompok penyaji
dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila
tanggapannya belum bisa diterima
kelompok penanya, penyaji bisa
melemparkan pertantaan tersebut pada
kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media
cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5 menit
|
PERTEMUAN
III (KETIGA)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang rajin bersembahyang
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan
topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari persembahyang umat pada hari besar keagamaan,
berdasarkan pemberitaan di media cetak
dan elektronika (Religius, jujur,
toleransi, cinta damai)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian Materi
pembelajaran: percaya pada Tuhan dari
buku sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(Demokratis, rasa
ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas Kelompoknya
dengan
ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam
batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan Kelompok penyaji
dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila
tanggapannya belum bisa diterima
kelompok penanya, penyaji bisa
melemparkan pertantaan tersebut pada
kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan
topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5 menit
|
V. Alat ( Bahan ) : Spidol, White board, LCD + Lap Top
VI.
Sumber Belajar dan Bahan Ajar : SUMBER BELAJAR: Buku P4 dari BP7
Jakarta, PPend. Budi Pekerti untuk SMU Drs. Aim Abdulkarim, M.Pd Ganeca Exact
Bandung,
Video, TV, Surat Kabar dan BAHAN AJAR : Pend. Budi Pekerti untuk SMA/SMK kelas
X, Smt 1Oleh Drs. I Made Sucipta.M.Si
VII Penilaian :
- Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak mengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa.
- Pembelajaran tindak lanjut
-
Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai
dengan petunjuk guru.
-
Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
- Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI yang ingin dicapai sebagai berikut :
Penilaian
dalam bentuk soal uraian I
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Jelaskanlah pengertian dari Ketuhanan Yang Maha Esa !
|
Ketuhanan Yang Maha Esa terdiri dari kata : Ketuhanan
dan Yang Maha Esa
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan
yang artinya pencipta alam semesta dengan segala isinya. Isinya terdiri dari
mahluk hidup (manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan) dan benda mati (zat padat,
zat cair dan zat gas)
Yang Maha Esa berarti : Yang Maha
Tunggal, Satu, atau Mono
Jadi Ketuhanan Yang Maha Esa berarti ; hanya ada
satu Tuhan yang menciptakan dan menguasai alam semesta beserta isinya
|
Betul
100
|
2.
|
Sebutkanlah (identifikanlah) landasan kepercayaan bangsa Indonesia
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
|
1. Pembukaan UUD 1945 alenia III dan IV
2. Pasal 29 ayat 1 UUD 1945
|
Betul
1 = 50
2=100
|
3.
|
Apakah yang dijadikan alasan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap
adanya Tuhan Yang Maha Esa
|
Adanya hukum sebab akibat (causalitet) yaitu : setiap akibat pasti ada
penyebabnya dan kalau kita telusuri sebab-sebab yang terjadi di dunia ini
sampailah kepada penyebab pertama (Causaprima) tiada lain adalah Tuhan Yang
Maha Esa
|
Betul
100
|
4.
|
Bagaimanakah perwujudan pengamalan nilai Pancasila, khususnya sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari ?
|
a.
Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b.
Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan
hidup;
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat
sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain yang telah
memeluk agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
|
Betul
1 = 25
2 = 50
3 = 75
4=100
|
Penilaian
dalam bentuk soal uraian II
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Deskripsikanlah pengertian dari kehidupan umat
beragama yang selaras !
|
Kehidupan umat beragama yang selaras merupakan suatu kehidupan yang
sejalan antar jasmani-rokhani, antara material-spiritual, antara agama satu
dengan agama lainnya
|
Betul
100
|
2.
|
identifikanlah kehidupan beragama yang selaras !
|
Adanya keselarasan antar jasmani-rokhani, antara
material-spiritual, antara agama satu dengan agama lainnya
|
Betul
100
|
3.
|
Uraikanlah manfaat dalam terciptanya
keselararasan umat beragama !
|
1. adanya ketenangan lahir dan bati
2. adanya kehidupan yang harmonis
|
Betul
1 = 50
2 =100
|
4.
|
Jelaskanlah peranan IPTEK terhadap kehidupan
beragama !
|
1.dapat memudahkan komunikasi
dalam mimbar agama (TV, Radio, pengeras suara)
2.dapat memudahkan melakukan
persembahyangan di tempat jauh (sepeda motor, mobil, kapal laut, pesawat
terbang)
3.dapat memperbanyak kitab suci
dan buku-buku agama dalam jumlah banyak dalam waktu singkat (mesin cetak,
foto copy)
4.dapat mengabadikan kegiatan ibadah keagamaan (Kamera foto, kamera HP,
vedio
|
Betul
1 = 25
2 = 50
3 = 75
4 =100
|
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
--------------------------------------------- X
100
Jumlah skor maksimal
III.
Penggalian nilai dalam kliping
NO.
|
Penggalian
nilai
|
Nilai
yang digali
|
SKOR
|
1.
|
Galilah nilai budi Pekerti dari adanya kepercayaan dan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kliping
|
1. bakti, 2. yakin, 3. taat, 4. takwa, 5. tawakal, 6. taubat,7. iman,
8. kidmat, 9. syukur, 10. saleh, 11. spiritual, 12. pasrah, 13. percaya, 14.
syukur,15. sujud
|
|
- Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .
Format Lembar Pengamatan
Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :
No
|
Indikator Sikap
Nama Siswa
|
A1 =
Reciving
|
A2 = Responding
|
A3 =
Valuing
|
A4 =
Organizing
|
A5 = Caracterizing
|
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran Pend. Budi Pekerti
I WAYAN KARNTHA, S.Pd MM NI PUTU EKA DAMAYANTI, S.Pd
NIP. : 19621231 198403 1 143 NIP. : 19861209 201001 2 040
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sukasada
Mata Pelajaran : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester : X / 1
Pertemuan ke :
ke empat, ke lima dan ke enam
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran
( 3 X 45 Menit )
Standar
Kompetensi : 1.
Memahami dan menerapkan nilai-nilai hubungan manusia dengan Tuhan Yang
Maha
Esa
Kompetensi
Dasar : 1.2 Mentaati Ajaran Agama
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I
-
Mendeskripsikan pengertian mentaati
ajaran agama
-
Menjelaskan fungsi ajaran agama sebagai wahyu Tuhan bagi umat manusia
-
Menjelaskan inti ajaran tri sentral kerukunan umat beragama
-
Menguraikan 4 contoh nyata taat dan patuh terhadap ajaran agama di
sekolah
- Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur
terhadap ketaatan dari ajaran agama
- Menaati ajaran agama sesuai dengan
keyakinannya masing-masing
Pertemuan II
- Menjelaskan
arti dan makna peringatan hari besar agama secara universal
- Menjelaskan
hubungan Pancasila dan peringatan hari besar agama
-
Menguraikan 2 wujud nyata upaya pemerintah dalam membina dan
meningkatkan keimanan umat beragama
yang berada di lingkungan sekolah
- Menjelaskan
cara yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan
umat beragama
dalam kehidupan sehari-hari
-
Mentaati ajaran agama melalui
peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan umat beragama dalam
kehidupan sehari-hari
Pertemuan III
- Menggali nilai budi pekerti luhur dan nilai
karakter bangsa dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam kliping dengan topik menghargai diri diri sendiri
-
Merefleksikan diri dengan meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai
perilaku positif yang terdapat dalam
kliping
- Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dalam meyakini
kebesaran Tuhan
- Mentaati dengan menunjukkan
perilaku budi pekerti luhur dalam
meyakini kebesaran Tuhan memlalui
peringatan hari besar agama
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A Akademik
Pertemuan I
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian mentaati ajaran agama
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan fungsi ajaran agama sebagai wahyu Tuhan
bagi umat
manusia
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan inti ajaran tri sentral kerukunan umat
beragama
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menguraikan 4 contoh nyata taat dan patuh terhadap
ajaran agama di
sekolah
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur terhadap
ketaatan dari ajaran agama
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menaati ajaran agama sesuai dengan keyakinannya
masing-masing
Pertemuan II
- Melalui diskusi kelas siswa
mampu Menjelaskan arti dan makna peringatan hari besar agama secara
universal
- Melalui diskusi
kelas siswa mampu Menjelaskan hubungan Pancasila dan
peringatan hari besar agama
- Melalui diskusi
kelas siswa mampu Menguraikan 2 wujud nyata upaya
pemerintah dalam membina dan
meningkatkan keimanan umat beragama
yang berada di lingkungan sekolah
- Melalui diskusi
kelas siswa mampu Menjelaskan cara yang dilakukan
dalam meningkatkan kualitas keimanan
dan ketakwaan umat beragama dalam
kehidupan sehari-hari
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mentaati ajaran agama melalui
peningkatan kualitas keimanan dan
ketakwaan umat beragama
dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan III
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menggali nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter
bangsa dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam kliping dengan topik mentaati ajaran agama
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Merefleksikan
diri dengan meneladani tokoh- tokoh yang
memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
- Melalui menggali nilai-nilai budi pekerti
luhur siswa mampu Memiliki nilai-nilai
budi pekerti luhur dalam
meyakini kebesaran Tuhan
- Melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti
luhur siswa mampu menunjukkan perilaku budi pekerti luhur
dalam
meyakini kebesaran Tuhan memlalui
peringatan hari besar agama
B. Nilai – Nilai Karakter :
1. Sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, rukun dan
toleransi terhadap pemeluk agama lain (Religius)
2. Perilaku yang
menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan (Jujur)
3. Sikap dan
tindakan yang selalu menghargai perbedaan agama (Toleransi)
4. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat (disiplin)
5. Menunjukkan
usaha sungguh-sungguh dalam mencapai prestasi belajar dan membekali
keterampilan
untuk masa depan (Kerja keras)
6. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain dalam menyampaikan pendapat (Demokratis)
7. Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa
ingin tahu)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
Potensi Diri
1. Pengertian mentaati ajaran
agama
Mentaati berasal
dari kata taat. Taat dapat diartikan disiplin, tertib, dan teratur. Umat yang
taat pada ajaran agamanya, ini berarti umat beragama secara disiplin, tertib
dan teratur menjalankan takwa. Itu berarti mentaati berarti telah menjalankan
ajaran agam dengan baik sesuai kitab sucinya masing-masing. Takwa berarti menjalankan
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Menjalankan perintah-Nya seperti sembahyang
tiga kali sehari bagi umat Hindu, sembahyang lima kali sehari bagi umat Islam
dan begitu pula bagi umat agama lainnya dan menjauhi larangan-Nya seperti
membuat fitnah, melakukan pencurian, melakukan provokasi, acuh dalam menerima
pelajaran, bermain-main waktu sembahyang,
dan sebagainya
Di
Indonesia setiap penduduk mendapat jaminan hukum dalam menjalankan ajaran agama
termasuk di dalamnya menganut aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
UUD 1945 telah dengan tegas mengatur hal tersebut. Pembukaan UUD 1945 pada
alenia III mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia atas berkat rahmat Tuhan Yang
Maha Esa sedangkan pada alenia IV ada disebutkan bahwa Negara Republik Indonesia berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa, sedangkan pada pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyebutkan
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan pada pasal 29 ayat 2 UUD 1945
menyebutkan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Ajaran agama sebagai wahyu Tuhan
Semua agama meyakini
dan mempercayai adanya Tuhan, dan meyakini dan mempercayaai pula bahwa semua
ajarannya bersumber dari Tuhan. Bagaimana cara menerima wahyu, bagaimana cara
meyakininya dan bagaimana cara memuja, masing-masing agama telah memiliki
aturan atau tata keramanya, kita tidak boleh melecehkan atau merendahkan
cara-cara yang dipergunakan agama lain
Yang namanya agama
memiliki banyak kesamaan diantaranya memiliki nabi, kitab suci, tempat ibadah
dan hari besar agama.
Kita pernah mendengar
istilah agama langit dan agama bumi, agama mana merupakan agama langit dan
agama yang mana merupakan agama bumi yang jelas semua agama mengajarkan
kebajikan, kepercayaan dan takwa. Namun demikian umat beragama tetap menjadi
titik penilaiannya karena umatnya yang beriman dan takwa yang nantinya bisa
masuk surga dan yang batil dan ingkar akan masuk neraka. Semua agama
mengajarkan surga dan neraka ini berarti Tuhan menghendaki umatnya semuanya
masuk surga, agar dapat menuju surga Tuhan telah mewahyukan agar umat manusia
beriman dan bertakwa.
Bila kita mengkaji
fungsi agama secara umum bagi kehidupan manusia yang mana ajaran agama itu
diyakini merupakan wahyu Tuhan. Maka ajaran agama dapat berfungsi sebagai
berikut :
1. Motivatif ; mendorong manusia untuk menentukan sikap memilih yang baik,
yang benar serta menghindarkan diri dari yang buruk dan salah.
2. Kreatif dan inovatif; mendorong manusia untuk berkreasi dan mengadakan
pembaharuan pada diri dan lingkungannya
3. Integratif; keyakinan yang utuh terhadap kebenaran ajaran agama sebagai
wahyu Tuhan yang tercermin dalam pengamalan ajaran agama berupa tingkah laku
yang baik dan benar
4. Transpormatif dan sublimatif; yakni mampu mengubah sikap dan perilaku
kearah kebajikan sesuai dengan ajaran agama sehingga dapat terwujud dalam
pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan benar
5. Inspiratif dan edukatif; sebagai inspiratif berarti mengilhami seseorang
bahwa perbuatan baik akan menghasilkan pahala yang baik pula. Sebagai edukatif
berarti adanya kesadaran yang mendorong untuk melakukan proses pembelajaran dan
pendidikan diri sendiri dari pengalaman hidup agar dapat terwujud kebaikan dan
kesejahteraan serta kebahagiaan hidup.
3. Kerjasama anyatrumat beragama
Tidak satupun dari agama itu yang bertujuan merusak kehidupan masyarakat.
Agama itu mengajarkan supaya pemeluknya hidup saling tolong-menolong, bantu-membantu
atau bekerjasama satu sama lain dan saling mencintai dan mengasihi. Agama
mendorong penganutnya untuk berbuat amal bakti dan melakukan usaha-usaha yang
baik demi terwujudnya ketentraman, keamanan dan kesejahteraan.
Menyadari hal ini Pemerintah berusaha menjaga kerukunan hidup antar umat
beragama itu dan memeliharanya dengan baik. Tentang kerukunan hidup umat
beragama disebutkan: “Kehidupan Keagamaan dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa makin dikembangkan sehingga terbina hidup rukun diintern umat
beragama, antarumat bergama dan antarumat bergama dengan pemerintah merupakan
ajaran “Tri Sentral Kerukunan Hidup
Beragama” yang selanjutnya akan
memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa
Merupakan suatu hal yang harus benar-benar disadari bahwa
pertentangan-pertentangan dalam kehidupan sosial keagamaan, amat mengganggu,
baik stabilitas nasional maupun kehidupan agama itu sendiri. Ketidakrukunan
dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan keagamaan, akan sangat luas
akibatnya. Itulah sebabnya, maka usaha menciptakan dan membina kerukunan hidup
umat beragama perlu penanganan yang sungguh-sungguh dan hati-hati
4. Menampilkan diri sebagai umat beragama yang
mentaati ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
a. Nilai moral
yang termuat dalam berbagai praktik kegiatan keagamaan
Selalu ada kesiapan diri dan upaya kearah penyesuaian sikap perilaku
sebagai manusia yang beriman dan bertakwa antara lain :
-
Menjunjung tinggi
kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Misal : menunaikan amanah, janji, dan
menjauhi khianat, terus terang dalam berbagai kehidupan, dan selalu berperilaku
adil dalam berbagai kehidupan
-
Tidak mengabaikan
perintah Tuhan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Misal : menunaikan
kewajiban perintah agama, menunaikan kewajiban belajar, menunaikan tugas rumah,
menunaikan kewajiban mentaati aturan hukum di masyarakat, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara
-
Menjauhi larangan Tuhan.
Misal : hal-hal dan sifat-sifat buruk yang harus dihindari dan dijauhi oleh
sesama manusia, seperti mabuk-mabukan, judi, berkelahi, memprovokasi,
pelacuran, penipuan, berbohong, senang berjanji tidak ditaati dan sebagainya
-
Selalu mengucapkan
salam, baik menurut agama atau secara
nasional setiap berjumpa pada orang lain atau setiap membuka atau memulai suatu
kegiatan pertemuan. Misal : Selamat pagi, selamat sore, selamat petang atau
malam, Om Swastyastu, Salam Wallaikum warahmatulahi warabakatu, salam
sejahtera, dan sebagainya
-
Selalu bersyukur dalam
setiap hasil yang dicapai atau diproleh dan dinikmati
-
Melalui perayaan hari
besar agama kita tanamamkan nilai-nilai keagamaan yang luhur dan merenungkan
tentang sifat perilaku dan perbuatan kita selama ini, apakah kita sudah taat
dan patuh dengan ajaran agama ataukah belum.
Hal-hal
yang harus kita perhatikan sebagai pengamalan terhadap ajaran Ketuhan Yang Maha
Esa adalah :
1.
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2.
Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3.
Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
4.
Membina kerukunan hidup antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
5.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakininya
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
7. Tidak memaksakan satu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lainnya yang sudah beragama
Pertemuan II
5. Peringatan hari besar agama
sebagai wujud mentaati ajaran agama
Dengan mempringati hari-hari besar agama, para pemeluknya selalu diingatkan
untuk mematuhi segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Disamping itu,
setiap pemeluk agama disegarkan ingatannya dan juga kesadarannya dalam
menghadapi tantangan hidup. Dengan demikian maka upacara peringatan hari besar
agama mengandung tuntunan sikap dan perbuatan budi pekerti yang luhur bagi
kemanusiaan dan bagi para pemeluknya.
Berdasarkan analogi diatas, maka peringatan hari bersar keagamaan mempunyai
manfaat yang sangat luas baik bagi diri sendiri, bagi masyarakat maupun bagi
kehidupan bernegara yang harmonis.
Makna yang terkandung dari
peringatan hari besar agama bagi diri-sendiri antara lain sebagai berikut:
1). Mengenang
kembali tonggak-tonggak bersejarah penyebaran Kebenaran Wahyu Tuhan
Pada saat menyebarkan ajaran Ketuhanan para utusan Tuhan ( Nabi ), banyak
menemui rintangan yang cukup berat. Perjuangan yang berat tersebut tidak hanya
harus bertarung mengorbankan biaya, tenaga, pikiran, dan bahkan ada sampai
mengorbankan nyawa (Nabi Yesus Kristus) tetapi juga memerlukan perjuangan,
karena yang menjadi sasaran utama pihak musuh adalah jiwa para utusan itu
sendiri.
Sebelum
masuk dan diterimanya suatu ajaran agama oleh suatu bangsa yang telah memiliki
suatu aliran keyakinan ketuhanan tentu sangat sulit. Hal tersebut tarjadi
karena sebelumnya keyakinan yang dianut dan diyakininya tentang konsep
ketuhanan menurut pilsafat masing-masing individu sebagai ajaran animisme dan
dinamisme. Sedangkan agama baru yang datang mengajarkan kosep-konsep ketuhanan
yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sistem aliran
kepercayaan yang lama tidak begitu saja dengan mudah menerima kedatangan
sesuatu yang baru. Sikap curiga dan memusuhi sangat mendominasi dalam pemikiran
manusia. Tetapi secara bertahap utusan Tuhan tersebut dapat mengatasi rintangan
yang ada sehingga semakin banyaklah para pengikutnya. Semangat untuk menegakkan
kebenaran dan menyampaikan tuntunan hidup yang lebih bagi kepentingan masa
depan tersebut telah menimbulkan hasil yang gemilang. Sejarah atau tonggak
ajaran keagamaan tersebut kemudian diperingati sebagai hari besar agama.
Dengan
menghayati arti perjuangan mencapai cita-cita menegakkan ajaran agama
menunjukkan kepada kita sebagai kaum pemeluk agama yang diyakininya, maka kita
akan dapat membandingkan dan mencontohnya dalam mengisi kehidupan masa kini dan
dalam rangka mewujudkan cita-cita pada masa yang akan datang.
2). Mempertebal
Keimanan dan Ketakwaan
Dengan menghayati latar belakang dan setiap tuntunan agama, maka
menyadarkan kita akan pentingnya ketakwaan, yaitu menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketakwaan tersebut dapat
diperlihatkan dengan mengembangkan sikap pengakuan terhadap kebesaran Tuhan,
dan mensyukuri segala nikmat yang telah kita peroleh.
3). Akan selalu tabah dalam
menghadapi kehidupan bagaimanapun sulitnya
Tidak
ada manusia yang terlepas dari adanya cobaan hidup, karena setiap cobaan yang
diberikan Tuhan kepada umatnya tentu ada maksud-maksud tertentu. Setiap cobaan
yang diberikan oleh Tuhan tentu ada pula jalan keluarnya. Sekarang bagaimana
manusia menyikapinya, apakah dengan cara pasrah aktif ataukah pasrah pasip.
Kalau
pasrah aktif ini berarti dia akan selalu berusaha semaksimal mungkin memecahkan
masalah itu dengan segala kemampuannya, baik dalam hubungannya dengan Tuhan
atau dalam hubungannya dengan sesama manusia. Contohnya bila kita diberi cobaan
berupa sakit tentu selain kita berusaha ke dokter juga tetap sembahyang memuja
kebesaran Tuhan.
Kalau
pasrah pasip ini berarti menyerah tanpa ada usaha sehingga tinggal menunggu
ajal dan berarti gagal dalam hidup
6. Pancasila dan peringatan hari
besar agama.
Manusia indonesia yang tidak percaya dan tidak meyakini
adanya Tuhan bukanlah manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila. Pribadi yang
tidak mempercayai dan meyakini keberadaan Tuhan atau Atheis adalah pribadi yang
bukan Pancasilais, karena Pancasila sendiri memuat dasar Ketuhanan Yang Maha
Esa maka jelaslah bahwa Pancasila tidaklah bertentangan dengan agama dan tidak
boleh dipertentangkan.
Dengan melihat dan menghayati keberadaan Pancasila dan agama tersebut
Pancasila tidaklah mungkin menggantikan agama. Pancasila tidak akan diagamakan
dan Pancasila bukanlah agama baru bagi bangsa Indonesia. Pernyataan tersebut
sangatlah tepat karena kedudukan keduanya sendiri sangatlah berbeda. Agama
disatu pihak merupakan suatu sistem keyakinan yang bersumber dari ilahi
sedangkan Pancasila dipihak lain merupakan hasil pemikiran filsafah manusia.
Agama lebih bersifat universal karena pada dasarnya manusia diberi akal dan
pikiran oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk mengkaji berbagai fenomena alam, Tuhan
sebagai Sang Pencipta dapat dibuktikan kebenarannya dalam kerangka hubungan sebab
akibat (causalitet) sehingga pada
akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab pertama dalam kehidupan alam
semesta tidak disebabkan oleh kehidupan lain. Penyebab pertama ini adalah Tuhan
(causa prima). Dengan adanya causa prima (penyebab pertama) tersebut akan
menimbulkan akibat yaitu adanya makhluk hasil ciptaannya.
Hubungan Pancasila dan peringatan hari besar agama tersebut apabila dihayati dan kemudian
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka Pancasila memberikan suport umat
beragama dalam memperingati hari besar agama agar memiliki kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang antara manusia
dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitarnya..
7. Upaya pemerintah di dalam
membina dan meningkatkan kegiatan beribadah menurut agama masing-masing
Pasal 29 ayat 2
Undang-Undang Dasar 1945 telah menegaskan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Penegasan ini memberikan gambaran
yang jelas bahwa negara dan pemerintah berupaya untuk meningkatkan kegiatan
beribadah menurut agamanya dengan jalan sebagai berikut:
1.
Memberikan jaminan
kebebasan kepada setiap warga Negara Indonesia untuk memeluk agama, sesuai
dengan keyakinan masing-masing. Bahwa
tidak diperkenankan seseorang untuk memaksakan ajaran agama yang
dipeluknya kepada orang lain. Lebih-lebih terhadap orang yang sudah memeluk
agama.
2.
Membina kehidupan beragama dan berkepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sehingga setiap pemeluk agama dan penganut
kepercayaan dapat dengan tekun beribadah tanpa mendapat gangguan dari siapapun.
Untuk membina
kehidupan beragama di Indonesia pemerintah telah melakukan upaya-upaya nyata
sebagai berikut:
a.
Menbentuk departemen agama, sebagai
satu-satunya departemen pemerintahan yang bertugas
membina kehidupan beragama di Indonesia.
b. Membentuk beberapa direktorat jenderal yang secara langsung membina
kehidupan beragama,
seperti:
1) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji;
2) Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam;
3) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan;
4) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik;
5) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha.
c.
Mencantumkan masalah
pembinaan agama di dalam Tugas pokok Departemen Agama. Mengenai
masalah pembinaan agama dan kepercayaan
adalah sebagai berikut:
1.
Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan sehingga terbina kualitas keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kualitas kerukunan intar dan antara
umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk
bersama-sama membangun masyarakat.
2.
Diusahakan supaya terus bertambah sarana yang
di perlukan bagi pengembangan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, termasuk sarana pendidikan agama pada semua jalur, jenis dan
jenjang pendidikan termasuk prasekolah, yang pelaksanaannya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
3.
Melanjutkan usaha untuk terus meningkatkan
pelayanan dan kelancaran menunaikan ibadah haji bagi umat Islam sesuai dengan
kemampuan masyarakat.
d. Memberikan jaminan kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Untuk itu, pemerintah
menetapkan hal-hal sebagai berikut:
1). Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 yang isinya
kebebasan memeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
serta kebebasan beribadah atau sembahyang sesuai dengan agama dan
kepercayaan-Nya
2) Merumuskan aturan yang dituangkan dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana), yang menyatakan bahwa:
a)
Dipidana dengan penjara selama-lamanya lima
tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau
melakukan perbuatan:
(1). yang
pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di
Indonesia; dan
(2). dengan maksud supaya orang tidak menganut agama
apapun juga tidak bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Barang siapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan merintangi
pertemuan agama umum yang diijinkan atau upacara penguburan mayat dihukum
dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan.
e. Membantu pembangunan sarana-sarana ibadah di daerah-daerah yang memerlukan.
Hal ini ada pula yang dilakukan oleh sebuah lembaga non-pemerintah, seperti
yang dilakukan oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila yang giat membantu
pembangunan masjid-masjid di daerah-daerah, Yayasan Dana Punia yang banyak
membantu pembangunan pura sampai kepelosok-pelosok
f. Mendirikan sekolah-sekolah keagamaan hingga ke pelosok-pelosok daerah.
g. Mengangkat guru-guru agama yang bertugas pada sekolah umum, kejuruan dan sekolah-sekolah keagamaan.
h. Menjadikan pelajaran agama, sebagai pelajaran wajib yang harus dipelajari
dari Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi.
i. Menjadikan hari besar keagamaan sebagai hari libur nasional dan lokal. Hal
ini memberikan kesempatan kepada pemeluk agama untuk menjalankan perayaan
keagamaannya dengan hidmat.
8. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan umat beragama
dalam kehidupan sehari-hari
Meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Mempelajari
ajaran agama yang dipeluknya dengan kesungguhan hati. Ajaran agama terdapat di
dalam Kitab Suci masing-masing. Oleh sebab itu, meningkatkan kualitas keimanan
dan ketakwaan dapat dilakukan dengan mempelajari dan mendalami apa yang
tersurat dan tersirat di dalam kitab suci masing-masing.
2. Merenungkan
keberadaan diri kita beserta alam ciptaanya. Hal ini dimaksudkan agar kuat
keyakinan kita bahwa diri kita beserta alam dan semuanya isinya itu merupakan
ciptaan Tuhan, yang menjadi kewajiban kita untuk senantiasa beribadah
kepada-Nya.
3. Mempelajari
sejarah perkembangan agama agar kita memperoleh makna dari perayaan keagamaan
tersebut.
4. Senantiasa
mengingat dan merenungkan bahwa diri kita akan mati meninggalkan kehidupan
dunia, dan akan hidup dalam bentuk kehidupan yang kekal. Modal untuk
menyongsong kehidupan yang kekal itu adalah dengan jalan beribadah dan bertakwa
kepada-Nya.
Pertemuan III
1.
Menyimak konsep mentaati ajaran agama melalui berdiskusi
2.
Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti dengan mentaati ajaran agama
yang terdapat dalam kliping
Bahan Diskusi
Kliping
Menaati Ajaran Agama
Melalui Perayaan Hari Raya Kuningan
“Umat Hindu Padati
Pura Agung Blambangan”
Banyuwangi (Bali P
Umat Hindu di Bali merayakan hari raya
Kuningan, setiap enambulan sekali dalam hitungan kalender bali (210 hari). Pada hari raya Kuningan ini, umat Hindu menghaturkan sesaji (sesajen) di
pura tempat suci umat Hindu maupun dipemerajan tempat suci milik keluarga.
Umat Hindu di kota Denpasar dan sekitarnya
setelah melakukan persembahyangan di tempat suci keluarga (merajan) dan pura
yang ada di desa adat pekramannya, melakukan hal yang sama pula di Pura
Sakenan, Kelurahan Serangan, 12 km arah
selatan Kota Denpasar.
Sementara itu, umat Hindu di Banyuwangi memadati Pura Agung Blambangan,
Banyuwangi Jawa Timur. Mereka datang dari berbagai pelosok kecamatan di
Banyuwangi.
Tahun ini, perayaan Kuningan di bagi dalam
tiga hari: Sabtu, Minggu dan Senin. Tujuannya, memberikan waktu panjang kepada
umat yang tangkil, seperti tahun sebelumnya, perayaan Kuningan bertepatan
dengan puncak piodalan pura peninggalan Kerajaan Blambangan tersebut. Upacara
dipuput oleh Ida Pedkita Gde Wanasari dari Gria Wanasari, Sanur. Perayaan Kuningan diawali dengan ngarak tirta tepat pada tengah hari.
Ratusan umat, khusuk mengikuti iring-iringan tirta yang diarak keliling
kampung. Suara gamelan beleganjur dan tarian sakral keagamaan menambah
kemeriahan dan kegembiraan umat yang mengiringi tirta yang diarak tersebut
sehingga menambah mendalamnya nuansa kerokhanian.
Ngarak tirta pada perayaan Kuningan dan
piodalan di Pura Agung Blambangan terasa sedikit beda, karena diantara sekian
banyak rombongan beleganjur terdapat satu klompok rombongan sampradaya
Kesadaran Krisna Indonesia dari Denpasar. Menariknya, klompok ini menggunakan
musik ala India kuno. Sepanjang perjalanan, rombongan ini menari sambil
menyanyikan maha mantram. Puluhan pemuda banyuwangi ikut bergabung dan
bernyanyi riang. Kehadiran sampradaya memang sengaja diundang oleh panitia
kegiatan pemuda Hindu di Pura Agung Blambangan.
Iring-iringan yang cukup panjang
sempat memacetkan jalan menuju pura. Umat Hindu yang mayoritas suku Jawa mulai
memadati pura sejak pukul 10.00 WIB. Mereka datang secara bergelombang
menggunakan berbagai kendaraan. Dalam sekejap, pura yang terletak ditengah
perkampungan penuh dengan lautan manusia. Selain umat dari Banyuwangi dan
sekitarnya, pemedek dari Bali juga banyak yang tangkil ke pura tersebut.
Perayaan Kuningan dan piodalan di Pura Blambangan juga dimeriahkan dengan
berbagai pagelaran tarian dan
pertunjukan yang bernuansa keagamaan yang disuguhkan oleh umat Hindu
dari Banyuwangi tontonan ini menjadi daya tarik para pemedek yang menunggu
antrean menghaturkan bakti kehadapan Hyang Widi. (udi)
IV. STRATEGI,
METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN :
-
Stategi Pembelajaran :
Diskoveri Ekspositori
-
Metode Pembelajaran : Penugasan, diskusi
kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab
-
Model pembelajaran : Group
Investigation (diskusi klompok)
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
I (PERTAMA)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang mentaati ajaran agama
4. Melakukan
appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan
topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari perkembangan semakin kukuhnya kepercayaan umat
terhadap Tuhan Yang Maha Esa melalui mentaati
ajaran agama, berdasarkan pemberitaan
di media cetak, elektronika dan buku sumber (Religius,
jujur, toleransi, cinta damai)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: mentaati ajaran agama dari
buku sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi mentaati ajaran agama (Demokratis,
rasa ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan
ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam
batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok penyaji
dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila
tanggapannya belum bisa diterima
kelompok penanya, penyaji bisa
melemparkan pertantaan tersebut pada
kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5 menit
|
PERTEMUAN
II (KE DUA)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar bahwa setiap orang dapat mentaati ajaran agama
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari Peringatan hari besar agama sebagai wujud mentaati
ajaran agama melalui dan buku sumber media elektronika dan media cetak (Religius, jujur, toleransi, cinta damai)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: potensi diri dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi Peringatan hari besar agama sebagai wujud
mentaati ajaran agama (Demokratis,
rasa ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan
ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam
batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok penyaji
dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila
tanggapannya belum bisa diterima
kelompok penanya, penyaji bisa
melemparkan pertantaan tersebut pada
kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5 menit
|
PERTEMUAN
III (KE TIGA)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang menggali nilai budi pekerti luhur dan
nilai
karakter bangsa dari mentaati ajaran
agama dalam kliping
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi
siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi tentang menggali nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter bangsa dari
mentaati ajaran agama dalam kliping (Religius, jujur, toleransi, cinta damai)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: potensi diri dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi Peringatan hari besar agama sebagai wujud
mentaati ajaran agama (Demokratis,
rasa ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan
ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam
batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok penyaji
dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila
tanggapannya belum bisa diterima
kelompok penanya, penyaji bisa
melemparkan pertantaan tersebut pada
kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1. Mengklarifikasi
hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5 menit
|
V. Alat (
Bahan ) : Spidol, White
board, LCD + Lap Top
VI.
Sumber Belajar dan Bahan Ajar : SUMBER BELAJAR: Buku P4 dari BP7
Jakarta, PPend. Budi Pekerti untuk SMU Drs. Aim Abdulkarim, M.Pd Ganeca Exact
Bandung,
Video, TV, Surat Kabar dan BAHAN AJAR : Pend. Budi Pekerti untuk SMA/SMK kelas
X, Smt 1Oleh Drs. I Made Sucipta.M.Si
VII Penilaian :
1.
Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak
mengulang pengalaman belajar.
Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian
proses dalam bentuk lembar tugas yang
dikerjakan siswa.
2. Pembelajaran tindak lanjut
-
Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai
dengan petunjuk guru.
-
Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur
TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
yang ingin dicapai sebagai berikut
:
Penilaian
dalam bentuk soal uraian I
No.
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Bobot
|
1.
|
Bagaimanakah pengertian mentaati
ajaran agama ?
|
Disiplin, tertib
dan teratur dalam menjalankan takwa (perintah dan larangan Tuhan)
|
B=100
|
2.
|
Jelaskanlah mengapa ajaran agama
dikatakan sebagai wahyu Tuhan ditinjau
dari fungsi ajaran agama ?
|
Sebab : ajaran agama sebagai
1. motivatif, 2. kreatif dan inovatif,
3. integrative, 4. transpormatif dansublimatif, 5. inspiratif dan edukatif
|
1=20
2=40
3=60
4=80
B=100
|
3.
|
Kerja sama umat beragama dapat
diwujudkan dalam bentuk ajaran Tri Sentral Kerukunan hidup beragama, yang
meliputi apa saja ?
|
1. kerukunan
intern umat beragama
2. kerukunan
antarumat beragama
3.
kerukunan antarumat beragama dgn pemerintah
|
1=30
2=60
B=100
|
4.
|
Berilah empat contoh nyata dari
perilaku taat dan patuh terhadap Tuhan dalam mengamalkan ajaran agama yang
dilakukan di sekolah !
|
1.sembahyang/doa diawal dan akhir pelajaran
2. taat dan patuh pada bapak/ibu guru
3. taat dan patuh pada tata tertib sekolah
4. hormat pada guru
5.saling menghormati sesama materin
6.mengucapkan salam sesuai dengan agama atau secara
nasional
7. tugas dikerjakan dengan senang dan penuh tanggung
jawab
|
1=25
2=50
3=75
B=100
|
Penilaian
dalam bentuk soal uraian II
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Apakah yang menjadi makna peringatan hari besar
suatu agama
|
1.Mengenang kembali tonggak-tonggak bersejarah penyebaran Kebenaran Wahyu
Tuhan
2. Mempertebal Keimanan dan Ketakwaan
3.Akan selalu tabah dalam
menghadapi kehidupan bagaimanapun sulitnya
|
Betul
1 = 25
2 = 50
3=100
|
2.
|
Bagaimanakah hubungan antara Pancasila dan
peringatan hari besar agama
|
Pancasila memberikan suport umat beragama dalam
memperingati hari besar agama agar memiliki kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang antara manusia
dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitarnya
|
Betul
1=100
|
3.
|
Sebutkan 3 wujud nyata upaya pemerintah dalam
membina dan meningkatkan keimanan umat beragama yang berada di lingkungan
sekolah
|
1. mendirikan tempat ibadah di sekolah
2. ada mata pelajaran agama di sekolah
3. sebelum dan berakhirnya mata pelajaran
terakhir diadakan doa atau sembahyang bersama
|
Betul
1 = 25
2 = 50
3=100
|
4.
|
Bagaimanakah cara untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan
umat beragama dalam kehidupan sehari-hari ?
|
1. Mempelajari
ajaran agama yang dipeluknya dengan kesungguhan hati. Ajaran agama terdapat
di dalam Kitab Suci masing-masing. Oleh sebab itu, meningkatkan kualitas
keimanan dan ketakwaan dapat dilakukan dengan mempelajari dan mendalami apa
yang tersurat dan tersirat di dalam kitab suci masing-masing.
2. Merenungkan keberadaan diri kita beserta alam ciptaanya. Hal ini dimaksudkan agar
kuat keyakinan kita bahwa diri kita beserta alam dan semuanya isinya itu
merupakan ciptaan Tuhan, yang menjadi kewajiban kita untuk senantiasa
beribadah kepada-Nya.
3. Mempelajari sejarah perkembangan agama agar kita
memperoleh makna dari perayaan keagamaan tersebut.
4. Senantiasa mengingat dan merenungkan bahwa diri kita
akan mati meninggalkan kehidupan dunia, dan akan hidup dalam bentuk kehidupan
yang kekal. Modal untuk menyongsong kehidupan yang kekal itu adalah dengan
jalan beribadah dan bertaqwa kepada-Nya
|
Betul
1 = 25
2 = 50
3 = 75
4=100
|
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
--------------------------------------------- X
100
Jumlah skor maksimal
2.
Penggalian nilai
NO.
|
Penggalian nilai
|
Nilai yang digali
|
SKOR
|
1.
|
Galilah nilai budi Pekerti dari
adanya disiplin diri dalam kliping
|
1.
disiplin, 2. tanggung jawab, 3. menghargai waktu, 4. pengabdian, 5. pengendalian diri, 6. tertib, 7. kerja keras, 8. keras kemauan 9. adil,
10. percaya diri
|
|
4. Penilaian Afektif, penilaian
ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan
oleh guru. Selama proses
pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”,
atau dalam bentuk pengamatan .
Format Lembar Pengamatan
Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :
No
|
Indikator
Sikap
Nama Siswa
|
A1 =
Reciving
|
A2 = Responding
|
A3 =
Valuing
|
A4 =
Organizing
|
A5 = Caracterizing
|
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
|
|
|
|
|
|
|
18
|
|
|
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran Pend. Budi Pekerti
I WAYAN KARNTHA, S.Pd MM NI PUTU EKA DAMAYANTI, S.Pd
NIP. : 19621231 198403 1 143 NIP. : 19861209 201001 2 040
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1
Sukasada
Mata Pelajaran : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester : X / 1
Pertemuan ke : ke tujuh, ke delapan dan ke
sembilan
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran
( 3 X 45 Menit )
Standar
Kompetensi : 2. Memahami potensi
diri
Kompetensi
Dasar : 2.1 Memiliki rasa menghargai diri
sendiri
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I dan II
- Menjelaskan usaha yang dapat dilakukan untuk dapat
menghargai diri sendiri
- Mendeskripsikan pengertian dari potensi diri
- Menjelaskan pengklasifikasian macam-macam
potensi diri
- Mendeskripsikan pengertian dari disiplin
diri dari tuntunan budi pekerti
- Menguraikan 5 cara positif untuk dapat
menghargai diri sendiri
- Memiliki nilai-nilai budi pekerti untuk
selalu menghargai diri sendiri
- Memiliki perilaku budi pekerti luhur untuk
menghargai dirinya sendiri dan orang lain
Pertemuan III
- Menggali nilai positif dari
tokoh yang terlibat dalam kliping dengan
topik Menghargai diri sendiri diri
- Merefleksikan diri dengan
meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam
kliping
- Menunjukkan perilaku positif
dengan selalu menghargai diri sendiri dalam mempersiapkan masa depan
dengan belajar yang baik
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A Akademik
Pertemuan I dan II
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan usaha yang dapat dilakukan untuk dapat
menghargai diri sendiri
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Melalui
menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu Mendeskripsikan pengertian
dari potensi diri
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan
pengklasifikasian macam-macam potensi diri
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan
pengertian dari disiplin diri dari tuntunan budi pekerti
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menguraikan 5 cara positif untuk dapat menghargai
diri sendiri
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki
nilai-nilai budi pekerti untuk selalu menghargai diri sendiri
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki
perilaku budi pekerti luhur untuk menghargai
dirinya sendiri dan
orang lain
Pertemuan III
- Melalui diskusi kelas siswa mampu
menggali nilai positif dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam kliping dengan
topik
menghargai diri sendiri
- Melalui diskusi kelas siswa
mampu merefleksikan diri dengan meneladani
tokoh-tokoh yang memiliki nilai
perilaku positif yang terdapat dalam
kliping
- Melalui penanaman nilai-nilai
budi pekerti luhur siswa mampu menunjukkan perilaku positif dengan selalu
menghargai diri sendiri dalam mempersiapkan
masa depan dengan belajar yang baik
B. Nilai – Nilai Karakter :
1. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat (disiplin)
2. Menunjukkan
usaha sungguh-sungguh dalam mencapai prestasi belajar dan membekali
keterampilan untuk masa depan (Kerja keras)
3. Sikap dan
prilaku yang tidah mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas (Mandiri)
4. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain dalam menyampaikan pendapat (Demokratis)
5. sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa
ingin tahu)
6. Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu sesuai potensi
dirinya yang berguna untuk diri dan masyarakat dan mengakui keberhasilan orang
lain (Menghargai prestasi)
7. Sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang
Maha Esa (Tanggung jawab)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
Menghargai diri sendiri
1. Menghargai
diri sendiri melalui menggali potensi diri
Mengembangkan harga diri berarti mengembangkan keyakinan bahwa seseorang
mampu hidup dan patut berbahagia dalam menghadapi kehidupan dengan penuh
keyakinan, kebajikan dan optimisme, yang akan membantu kita mencapai tujuan.
Dengan mengembangkan harga diri melalui menghargai diri sendiri berarti kita
memperluas kapasitas untuk mencapai kebahagiaan. Semakin kokoh harga diri maka
orang itu akan semakin kreatif, semakin
hormat dan bijak dalam memperlakukan orang lain, karena tidak memandang orang
lain sebagai ancaman.
Salah satu penghalang seseorang untuk menghargai diri sendiri adalah rasa rendah
diri, yang dapat dimengerti sebagai suatu sikap negatif memandang diri sendiri
rendah. Orang yang rendah diri senantiasa dikejar-kejar oleh
kekurangan-kekurangan yang menghantui, baik kekurangan itu sungguh-sungguh ada
ataupun hanya karena dibayangkan oleh diri kita sendiri.
Untuk mengatasi rasa rendah diri agar menjadi percaya diri sehingga menjadi
menghargai diri sendiri dapat ditempuh dengan dua cara yaitu cara negatif dan
cara positif
CARA-CARA NEGATIF
1. Membangun mekanisme pertahanan.
Dalam kehidupan sehari-hari bisa dikatakan dengan mencari perlindungan. Ia
bicara besar, berlagak hebat, mengada-ada, membual tentang prestasi-prestasinya
dalam banyak bidang, menunjukan sikap berlebih-lebihan pada saat-saat yang
tidak tepat.
2. Mengundurkan diri dari
lingkungan. Si penderita “Minder” itu bersembunyi, sambil berkhayal tentang
kehebatan dirinya yang tak pernah terjadi, ia melamun tapi tidak berbuat
sesuatu apapun. Ketika tersadar dari lamunannya dia akan kecewa karena
lamunannya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. orang model begini tidak mau
bergaul dengan orang lain, ia mau orang lain menganggap bahwa dirinya itu
paling unggul.
CARA-CARA POSITIF
1. Langsung bertindak mengatasi
kekurangan. Rasa rendah diri memang dapat menjadi pembunuh kejam, tapi dilain
pihak rasa rendah diri dapat juga menjadi sumber semangat yang luar biasa, yang
bisa mengubah seekor kucing menjadi seekor harimau…, cepatlah bangun, sadar, buat langkah kecil pertama
untuk melakukan perubahan yang besar sehingga dapat menghargai diri sendiri.
2. Kekurangan dalam satu bidang
bisa juga diatasi dengan menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki.
Seseorang yang lemah jasmaninya bisa memupuk kelebihan dengan mengembangkan
daya rohaninya, atau prestasi belajarnya
3. Mau menerima
kekurangan-kekurangan dan batas-batas kemampuan kita (bukan berarti kita
menyerah pasrah tetapi tetap usaha)
4. Tuhan menciptakan tiap-tiap
manusia dengan selalu memberi keistimewaan tertentu maka galilah potensi yang
belum tergali
5. Mencatat dan mengingat-ingat
sukses yang pernah dicapai.
Delapan Cara Menghargai Diri Sendiri
Seberapa besar Kita menghargai diri sendiri? Jika belum, ambillah waktu
sebentar dan lakukan sesuatu yang baik untuk diri sendiri.
1.
Sediakan waktu. Menyediakan waktu
untuk diri sendiri akan membuat pikiran segar kembali. Bahkan, menyediakan lima menit hanya untuk menutup mata dan memfokuskan
pikiran dapat membantu Kita merasa lebih baik. Namun, akan lebih baik bila Kita
bisa menyediakan waktu yang lebih banyak untuk memfokuskan pikiran pada diri
sendiri dan apa yang perlu dilakukan.
2.
Lakukan sesuatu yang
baik untuk tubuh. Memang mudah
mengabaikan kesakitan yang dirasakan tubuh dan lupa untuk mengurus diri
sendiri. Cobalah berendam di air panas yang dicampur garam atau mintalah
seseorang untuk memeluk. Bisa juga cobalah berdiri dan lakukan peregangan.
3.
Buat diri sendiri merasa
nyaman. Misalnya dengan menelepon materin atau minum teh hangat,
tidur dengan bantal dan selimut yang nyaman, menulis buku harian, makan sesuatu
yang disukai, mencium bau minyak aromaterapi seperti vanila, lavender, dan
lain-lain.
4.
Pergi ke dunia lain. Caranya adalah dengan membaca buku, menonton film, atau biarkan pikiran
mengalir ke mana pun ia pergi.
5.
Melakukan sesuatu yang
konyol. Ini akan membawa keluar jiwa kanak-kanak yang ada dalam
kepribadian kita dan memberi perasaan bahagia. Misalnya bermain busa sabun,
membuat kue, mengamati awan dan mereka-reka bentuknya, serta bermain dengan
hewan peliharaan atau otopet.
6.
Refreshing bersama orang
yang dicintai . Apalagi bila Kita sudah
merasa jenuh dengan belajar sehari-hari. Pergunakanlah hari minggu untuk
penyegaran bersama ayah, ibu dan saudara-saudara membuat acara yang
menyenangkan
7.
Jalan-jalan di tengah
alam terbuka. Kadang kita lupa memperhatikan
dunia yang terbentang di sekitar. Mengamati alam akan membuat kita merasa lebih
enak dan kalem. Berjalanlah di taman. Amati dan pandanglah pohon, rumput,
langit, kemudian bernapaslah.
8.
Melakukan sesuatu yang
sudah lama ingin Kita kerjakan. Mengapa menundanya lagi? Lekas kerjakan dan Kita akan merasa lebih baik.
2. Macam-macam potensi diri
Macam-Macam Potensi yang dimiliki manusia dan cara untuk mengetahui
(mengukur) potensi yang dimilikinya, sebagai berikut :
1. Potensi fisik ( Psychomotoric ), merupakan organ fisik manusia yang dapat digunakan dan diberdayakan untuk
berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Potensi fisik berfungsi
sesuai dengan jenisnya. Contohnya : mata untuk melihat, telinga untuk
mendengar, kaki untuk berjalan dan sebagainya
2. Potensi Mental intlektual (Intllectual Quotient) , merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama pada
otak belahan kiri), potensi ini berfungsi antara lain : menganalisis,
menghitung, merencanakan sesuatu, dan sebagainya
3. Potensi
Sosial Emosional (Emotional Quotient), merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia
(terutama pada otak belahan kanan), potensi ini berfungsi antara lain untuk
mengendalikan amarah, bertanggung jawab, motivasi, kesadaran diri dan
sebagainya. Potensi Sosial Emosional (Emotional Quotient) ini banyak
dipengaruhi oleh pola asuh dan teladan orang tua dan situasi lingkungan
4.
Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient), merupakan
potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan
dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar ( bukan hanya mengetahui nilai,
tetapi menemukan nilai ). Dengan Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)
manusia dapat muncul sebagai mahluk yang utuh secara intlektual, emosional dan
spiritual. Cara pengungkapan Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)
adalah melalui pendidikan agama formal dengan baik dan benar.
5.
Potensi Ketahanmalangan (Adversity Quotient), merupakan
potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang
berhubungan dengan keuletan, ketangguhan dan daya juang yang tinggi. Potensi
Ketahanmalangan (Adversity Quotient) merupakan salah satu faktor spesifik
sukses (prestasi) seseorang karena mampu merespon berbagai kesulitan dengan
baik. Dengan Potensi Ketahanmalangan (Adversity Quotient), berarti seseorang telah
mampu merubah rintangan menjadi peluang.
3. Disiplin diri sebagai wujud
menghargai diri sendiri
Kata disiplin memiliki beberapa pengertian diantaranya :
1. Disiplin berarti ketaatan dan kepatuhan terhadap segala jenis dan bentuk
aturan yang datang dari dirinya sendiri sebagai hasil dari latihan yang
bertujuan mengembangkan watak, sifat prilaku dalam pengendalian diri agar
berprilaku tertib dan effisien
2. Disiplin diartikan, kepatuhan terhadap segala bentuk peraturan. Seperti di
Sekolah dalam bentuk tata tertib sekolah, dilingkungan masyarakat adat dalam
bentuk awig-awig desa pekraman, secara nasional dalam bentuk segala peraturan
perundangan dari tingkat pusat, dan peraturan daerah yang berlaku disetiap
daerah otonom
3. Disiplin dapat diartikan, sebagai pengendalian diri
Seseorang yang mengendarai sepeda motor dengan kelengkapan pasilitas sarana
yang dipersyaratkan serta mengendarai sepeda motor mentaati dan mematuhi
rambu-rambu lalu lintas jalan raya dapat dikatan disiplin berlalu lintas itu
berarti telah menghargai dirinya sendiri karena tidak perlu takut bila ada
POLANTAS yang berjaga. Atau bila ada Razia di jalan raya.
Kata kunci dari disiplin adalah pengendalian diri. Disiplin diri berarti kemampuan mengendalikan
diri dari segala jenis dan bentuk pelanggaran dan kejahatan baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi orang lain, masyarakat, bangsa dan negara.
Pertemuan III
1.
Menyimak konsep menghargai diri sendiri
2.
Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti
dengan sikap terus mengembangkan sikap selalu menghargai diri sendiri dalam
kliping
Bahan
Diskusi
Kliping
Kadek Setyaningsih
MENGHARGAI DIRI SENDIRI
“Belajar
Mandiri Sejak Dini”
Potensi diri hendaknya digali
sendiri. Potensi besar yang masih tertanam dalam-dalam dalam diri, sebenarnya
dimiliki oleh setiap manusia tanpa kecuali, namun tergantung kepada setiap
manusia itu sendiri untuk menggalinya. Penggalian ini tidak terlepas dari
banyak belajar dan mencari pengalaman dalam hidup. Potensi dalam diri
sebenarnya sudah nampak sejak usia dini, seperti senang melukis, menyanyi,
menari, fashion, berdagang, menghitung, menghafal dan masih banyak kesenangan
yang dilakukan sejak kanak-kanak yang sebenarnya merupakan potensi dan bila
potensi ini digali, diasah, dan dikembangkan lebih intensif maka akan
menjadi modal kuat dalam menghadapi
hidup ini sehingga dapat menghasilkan kehidupan
yang sejahtera.
Jika
ditanya profesinya, kadek Setyaningsih akan menjawab singkat, “Pelaku Bisnis”. Kini ia menangani bisnis
wisata bagian pemasaran di sebuah perusahaan kepariwisataan di Bali. Sangat
berdekatan dengan profesi yang digelutinya Kadek juga berbinis asesoris
berbagai bahan emas, perak, mutiara, kristal hingga berbagai macam permata
seperti berlian, mirah dan safir. Bisnis yang ditekuninya ini sangat nyambung
dengan kesenangannya semenjak masih kanak-kanak, lalu kesenangan ini disadari
sebagai potensi yang dimiliki dalam dirinya dan selanjutnya tinggal mengasah,
meningkatkan dan mengembangkan diri dengan mencari sekolah yang berkeahlian
kepariwisataan sambil mempelajari faktor pendukung dalam dunia kepariwisataan.
Ningsih
demikian sapaan akrabnya, sudah menekuni bisnis asesoris semenjak dibangku SMK.
Berdagang sepertinya sudah menjadi
dunianya. Maklum, anak ke enam dari sepuluh bersaudara ini termasuk dari
keluarga sederhana dan berkekurangan, sadar akan keadaan keluarganya itu dan
ingin mengangkat derajat dan kesejahteraan keluarganya maka dia sudah membanting
tulang memeras keringat untuk dapat membantu perekonomian orang tunya.
Sadar
akan potensi yang dimiliki dan semangat hidup yang tinggi setamat di SMK
Pariwisata dara cantik ini, selain membantu ibunya untuk berjualan kain di
pasar Kumbasari juga terus mengikuti kuliah kepariwisataan disalah satu
Perguruan Tinggi Pariwisata di Denpasar dengan biaya sendiri. Dia juga aktif
kegiatan model dan nyanyi sehingga dari sanalah dia banyak dapat uang, selain
untuk membantu keluarga dan untuk biaya kuliahnya. Dalam dunia model walaupun
masih terbatas di daerah dan terkadang berkolaborasi dengan model berskala
nasional yang sering tampil di Bali, Ningsih sering mendapat prestasi yang
menggembirakan dalam dunia model. Popularitasnya semakin meningkat semenjak terpilih
sebagai putri kampus di sekolahnya. Selama
aktif menjadi model, ia pernah dikontrak sebuah perusahaan batik
terkenal selama lima tahun. Meski terikat, tapi disisi lain ia merasa bersyukur
karena tak perlu lagi memikirkan biaya kuliahnya. Menanjaknya karier dan prestasi yang dicapai oleh Ningsih
tidak terlepas dari pengembangan potensi yang dimiliki. Kalau suatu usaha atau
pekerjaan yang dilakoni bersumber pada potensi maka akan melahirkan kesenangan
bukannya beban.
Setelah
menamatkan kuliah di Perguruan Tinggi, Ningsih tidak begitu sulit untuk
mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahliannya di sebuah hotel berbintang di
Nusa Dua Bali, profesi sebagai model dan berdagang asesoris tetap terus
berjalan sehingga kehidupan ekonominya betul-betul sudah sangat meningkat dan
sejahtera.
Sebagai
staf pemasaran, upaya mencari order tentu tidak lepas dari bidang garapannya,
memang dia acapkali bertemu banyak orang dan bahkan banyak tamu dari manca
negara sehingga memiliki banyak kolega dan sasaran-sasaran yang dapat menjadi
partner dalam berbisnis. Tapi sebagaimana
“hukum” kehidupan, godaan atau kendala pasti ada. Bahkan, kadang
dijumpai pula. “Ya, yang namanya pergaulan, itu tidak mungkin tidak ada. Kalau
menghadapai laki-laki yang begitu aku bersikap lebih sopan dan bertata krama
sesuai dengan sopan santun gadis Bali, sehingga dia mundur tanpa harus merasa
malu”. Kata Ningsih yang dengan lantang bicara tentang statusnya yang masih
sendiri. “Saya merasa sudah banyak yang saya dapatkan, tapi saya percaya bahwa
tidak semua yang saya inginkan harus saya dapatkan”. Semuanya itu atas
kehendaknya Yang Maha Kuasa yang jelas janganlah pernah putus berusaha dan
bhakti pata Tuhan. (Ina)
IV. STRATEGI,
METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN :
-
Stategi Pembelajaran :
Diskoveri Ekspositori
-
Metode Pembelajaran : Penugasan, diskusi
kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab
-
Model pembelajaran : Group
Investigation (diskusi klompok)
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
I dan II
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar
tentang pentingnya menghargai diri sendiri
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan
topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1. Informasi terkini dari meningkatnya prestasi
pelajar Bali dipentas Olympiade
dunia, berdasarkan pemberitaan di media cetak, elektronika dan buku
sumber
(Kerja keras, Mandiri, Menghargai prestasi,
Tanggung jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: prestasi diri dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi menghargai diri sendiri (Demokratis, Rasa ingin
tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan
ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok penyaji
dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila
tanggapannya belum bisa diterima
kelompok penanya, penyaji bisa
melemparkan pertantaan tersebut pada
kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan
topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5 menit
|
PERTEMUAN
III (TIGA)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar
tentang pentingnya menggali nilai budi pekerti dan
nilai karakter bangsa dari menghargai diri sendiri
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1. Informasi tentang pentingnya menggali
nilai budi pekerti dan nilai karakter
bangsa dari menghargai diri sendiri dalam kliping (Kerja keras, Mandiri,
Menghargai prestasi, Tanggung jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: prestasi diri dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas menggali nilai budi pekerti dengan materi menghargai diri sendiri (Demokratis, Rasa ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan
ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok penyaji
dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila
tanggapannya belum bisa diterima
kelompok penanya, penyaji bisa
melemparkan pertantaan tersebut pada
kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5 menit
|
V. Alat ( Bahan ) : Spidol, White board, LCD + Lap Top
VI.
Sumber Belajar dan Bahan Ajar : SUMBER BELAJAR: Buku P4 dari BP7
Jakarta, PPend. Budi Pekerti untuk SMU Drs. Aim Abdulkarim, M.Pd Ganeca Exact
Bandung,
Video, TV, Surat Kabar dan BAHAN AJAR : Pend. Budi Pekerti untuk SMA/SMK kelas
X, Smt 1 Oleh Drs. I Made Sucipta.M.Si
VII Penilaian :
1.
Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak
mengulang pengalaman belajar.
Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian
proses dalam bentuk lembar tugas
yang dikerjakan siswa.
2.
Pembelajaran tindak lanjut
-
Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai
dengan petunjuk guru.
-
Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal
uraian untuk mengukur TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
yang ingin dicapai sebagai berikut
:
Penilaian
dalam bentuk soal uraian I
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk dapat menghargai diri sendiri
?
|
1. Menggali potensi yang
ada pada diri kita sendiri
2. Melakukan disiplin
diri
|
Betul
1 = 50
2 = 100
|
2.
|
Deskripsikanlah pengertian dari potensi diri !
|
Potensi diri adalah kekuatan,
kemampuan, atau daya, baik yang sudah
maupun yang belum terwujud tetapi belum optimal.
|
Betul
100
|
3.
|
Klasifikasikanlah macam-macam potensi diri
|
1. Kemampuan dasar seperti tingkat
intelijensi, kemampuan abstrak, logika dan daya tangkap
2. Sikap kerja seperti ketekunan,
ketelitian, tempo kerja, dan daya tahan terhadap tekanan
3.
Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta
kebiasaan seseorang baik yang jasmaniah, rokhaniah, emosional, maupun sosial yang ditata dalam cara khas
di bawah aneka pengaruh dari luar
|
Betul
1
= 30
2
= 75
3
= 100
|
4.
|
Deskripsikanlah pengertian dari disiplin diri dari tuntunan budi pekerti !
|
Disiplin diri dalam
tuntunan budi pekerti berarti : kepatuhan, ketaatan dan pengendalian diri
terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan perilaku dan perbuatan baik
dalam kehidupan sehari-hari
|
Betul
100
|
5.
|
Sebutkanlah 5 cara positif untuk
dapat menghargai diri sendiri. .
|
1. Langsung bertindak
mengatasi kekurangan. sehingga dapat menghargai diri sendiri.
2. Kekurangan dalam satu
bidang bisa juga diatasi dengan menggali dan mengembangkan potensi yang
dimiliki.
3. Mau menerima
kekurangan-kekurangan dan batas-batas kemampuan kita (bukan berarti kita
menyerah pasrah tetapi tetap usaha)
4. Tuhan menciptakan tiap-tiap
manusia dengan selalu memberi keistimewaan tertentu maka galilah potensi yang
belum tergali
5. Mencatat dan
mengingat-ingat sukses yang pernah dicapai.
|
Betul
1 = 20
2 = 40
3 = 60
4 = 80
5 = 100
|
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
--------------------------------------------- X
100
Jumlah skor maksimal
2.
Penggalian nilai
NO.
|
Penggalian nilai
|
Nilai yang digali
|
SKOR
|
1.
|
Galilah nilai budi Pekerti dari menghargai diri sendiri dalam kliping
|
1.
disiplin, 2. tanggung jawab, 3. menghargai waktu, 4. tertib,
5. kerja keras, 6. keras
kemauan, 7. rajin, 8. berpikir kedepan, 9. percaya diri, 10. tekun,
11. optimis
|
|
4. Penilaian
Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan
oleh guru. Selama proses pembelajaran,
guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”,
atau dalam bentuk pengamatan .
Format Lembar Pengamatan
Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :
No
|
Indikator
Sikap
Nama Siswa
|
A1 =
Reciving
|
A2 = Responding
|
A3 =
Valuing
|
A4 =
Organizing
|
A5 = Caracterizing
|
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
|
|
|
|
|
|
|
18
|
|
|
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran Pend. Budi Pekerti
I WAYAN KARNTHA, S.Pd MM NI PUTU EKA DAMAYANTI, S.Pd
NIP. : 19621231 198403 1 143 NIP. : 19861209 201001 2 040
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1
Sukasada
Mata Pelajaran : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester : X / 1
Pertemuan ke : ke sepuluh, ke sebelas dan ke dua
belas
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran
( 3 X 45 Menit )
Standar
Kompetensi : 2. Memahami
Potensi Diri
Kompetensi
Dasar : 2.2 Menumbuhkan rasa percaya diri
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I dan II
- Mendeskripsikan pengertian percaya diri menurut Rachmat
- Menjelaskan ciri-ciri dari adanya
rasa percaya diri secara proforsional
- Menguraikan minimal 5
langkah-langkah untuk membangun terbentuknya rasa percaya diri
- Menjelaskan
secara garis besarnya 4 faktor internal yang mempengaruhi terbentuknya rasa
percaya diri
- Menjelaskan dengan tepat cara untuk memupuk
rasa percaya diri seseorang (individu)
secara proporsional)
- Menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti
luhur dari rasa percaya diri pada diri sendiri
- Mengubah perilaku budi pekerti luhur untuk
selalu menumbuhkan rasa percaya diri
Pertemuan III
- Menggali nilai budi pekerti
luhur dan nilai karakter bangsa dalam menumbuhkan rasa percaya diri
- Merefleksikan diri dengan
meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam
menumbuhkan rasa percaya diri
- Menunjukkan perilaku positif
dengan selalu menumbuhkan rasa percaya diri
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A Akademik
Pertemuan I dan II :
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian percaya diri menurut
Rachmat
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan ciri-ciri dari adanya rasa percaya diri
secara proforsional
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menguraikan minimal 5 langkah-langkah untuk membangun
terbentuknya rasa percaya diri
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan secara garis besarnya 4 faktor internal
yang mempengaruhi terbentuknya rasa percaya diri
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan dengan tepat cara untuk memupuk rasa
percaya diri seseorang (individu)
secara proporsional)
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti luhur dari rasa
percaya diri pada diri sendiri
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mengubah perilaku budi pekerti luhur untuk selalu
menumbuhkan rasa percaya diri
Pertemuan III
- Melalui berdiskusi siswa
mampu menggali nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter bangsa dalam
menumbuhkan rasa percaya diri dalam
kliping
- Melalui menggali infomasi
dari berbagai sumber siswa mampu merefleksikan diri dengan meneladani tokoh-
tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
- Melalui penanaman nilai-nilai
budi pekerti luhur siswa mampu menunjukkan perilaku positif dengan selalu
mempercayai diri sendiri
B. Nilai – Nilai Karakter
1. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat (disiplin)
2. Menunjukkan
usaha sungguh-sungguh dalam mencapai prestasi belajar dan membekali
keterampilan untuk masa depan (Kerja keras)
3. Berpikir dan
melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari suatu yang telah
dimiliki (Kreatif)
4. Sikap dan
prilaku yang tidah mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas (Mandiri)
5. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain dalam menyampaikan pendapat (Demokratis)
6. sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa
ingin tahu)
7. Sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang
Maha Esa (Tanggung jawab)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I dan II
Percaya Diri
1. Pengertian percaya diri
Banyak
akhli menyampaikan pengertian dari percaya diri diantaranya :
Psikolog W.H.Miskell di tahun 1939 telah mendefinisikan “ Percaya diri adalah
kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang
dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat.”
Psikolog Maslow
(dalam Alwisol, 2004:24), mengatakan bahwa kepercayaan diri itu diawali oleh
konsep diri. : “Percaya diri merupakan
modal dasar untuk pengembangan aktualitas diri. Dengan percaya diri orang akan mampu mengenal dan memahami
diri sendiri. Sementara itu, kurangnya percaya diri akan menghambat
pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang percaya diri akan menjadi
seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk
menyampaikan gagasan, serta bimbang dalam menentukan pilihan dan sering
membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain".
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang
yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu
tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang
percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Menurut Lauter (2002:4) kepercayaan diri merupakan
suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam
tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal
yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal
kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang
mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri
(bersifat toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan
gembira.
Meurut pendapat Angelis (2003:10), percaya diri
berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita
inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri
sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat
sesuatu.
Menurut Rahmat (2000:109) kepercayaan diri dapat
diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh
setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang
dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.
2. Ciri-ciri rasa percaya diri
Ciri Atau Karakteristik Individu Yang Mempunyai Rasa Percaya Diri Yang
Proporsional
Diantaranya adalah :
Diantaranya adalah :
1. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri,
hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat
orang lain
2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap
konfromis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
3. Berani menerima dan menghadapi penolakan
orang lain – berani menjadi diri sendiri
4. Punya pengendalian diri yang baik (emosinya
stabil)
5. Memiliki internal locus of control (memandang
keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah
menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan
orang lain)
6. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap
diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar dirinya
7. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri
sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat
sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
3. Langkah untuk membangun rasa
percaya diri
Adapun
langkah-langkah untuk membangunan rasa
percaya diri adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan
Postur Tubuh
Mungkin
kedengarannya ini tak memiliki hubungan dengan rasa percaya diri yang kita
bicarakan ini, tetapi sebenarnya bagaimana sikap duduk atau berdiri,
mengirimkan pesan tertentu pada orang-orang yang ada di sekeliling . Jika pesan
tersebut memancarkan rasa percaya diri, maka akan mendapatkan tanggapan positif
dari orang lain dan tentu saja ini akan memperbesar rasa percaya diri sendiri.
2. Bergaulah
dengan orang-orang yang memiliki rasa percaya diri dan berpikiran positif.
Lingkungan membawa pengaruh besar pada seseorang. Jika
terus menerus berbaur dengan orang yang memiliki rasa rendah diri, pengeluh dan
pesimis, seberapa besarpun percaya diri yang dimiliki, perlahan tapi pasti akan
pudar dan terseret mengikuti lingkungan tersebut. Sebaliknya, jika dikelilingi
orang-orang yang penuh kebahagiaan dan percaya diri, makan akan tercipta pula
atmosfir positif yang membawa keuntungan bagi diri kita.
3. Ingat
kembali saat pernah merasa percaya diri
Percaya diri adalah sebuah perasaan, dan jika pernah
merasakannya sekali, tak mustahil untuk merasakannya lagi. Mengingat kembali
pada saat dimana pernah merasa percaya diri dan terkontrol akan membuat diri
kita akan mengalami lagi perasaan itu dan membantu meletakan kerangka rasa
percaya diri itu dalam pikiran.
4. Lakukan
latihan percaya diri.
Kapanpun ingin merasakan rasa percaya diri, kuncinya
adalah latihan sesering mungkin. Bahkan dapat membawanya dalam tidur. Dengan
kemampuan yang terlatih, tak akan kesulitan menampilkan rasa percaya diri
kapanpun itu dibutuhkan.
5. Kenali
diri sendiri.
Pikirkan segala hal tentang apa yang disukai berkenaan
dengan diri sendiri dan segala yang dapat dilakukan dengan baik. Jika kesulitan melakukan ini, ingat tentang pujian yang pernah diperoleh
dari orang-orang.
6. Jangan
terlalu keras pada diri sendiri.
Jangan terlalu mengkritik diri sendiri, jadilah sahabat
terbaik bagi diri sendiri. Namun, saat seorang materin sedang melalui masa
sulit, kita tak akan mau terlibat dalam masalahnya hingga menguras energi
sendiri kan?. Pembicaraan yang positif dapat berubah jadi senjata terbaik untuk
menaikan rasa percaya diri, jadi pastikan selalu berpikir dan berbuat positif
dan menanam kebiasaan ini, jangan biarkan permasalahan orang lain membuat kita
jadi terpuruk.
7. Jangan
takut mengambil resiko
Jika mau pengambil resiko, pastikan akan ditemukan kalau
tindakan ini mampu membuahkan rasa percaya diri. Tak ada yang lebih bermanfaat
dalam menumbuhkan rasa percaya diri layaknya mendorong diri sendiri keluar dari
zona nyaman. Selain itu, tindakan ini juga berfungsi bagus untuk mengurangi
rasa takut akan ha-hal yang tak diketahui, plus bisa dari pembangkit rasa
percaya diri yang luar biasa.
8. Hindari
Mencari-Cari Alasan
Begitu
banyak orang mengurungkan niat mereka dengan mengajukan alasan yang tidak masuk
akal dan sama sekali salah. Seperti:
-
Saya tidak bisa
-
Saya bodoh
-
Saya takut
-
Saya miskin
-
Saya gemuk
-
Saya kurus
-
Saya sakit-sakitan dan sebagainya
Siapapun
dapat mencari alasan bagi hampir segalanya, maka dalam membangun kepercayaan
diri, jangan sekali-kali membuat alasan. Hal itu mungkin sangat menyenangkan
dan menentramkan hati, tetapi alasan-alasan hanya akan menghamabat seseoarang
dari pencapaian sasaran. Ingatlah bahwa otak Kita adalah kawasan penyimpanan --
apa yang kita masukkan pada gilirannya akan keluar lagi, jadi gantilah
penyisipan hal-hal negatif dengan hal-hal positif.
9. Gunakan
Daya Imajinasi
Otak
dengan kapasitasnya yang tidak terbatas dapat membantu kita dengan tanpa
batasan mencapai ambisi hidup jika kita memberinya kesempatan. Biarkan dia
menggambarkan diri kita sebagai pribadi yang kita inginkan. Dengan jelas menggambarkan
apapun wujud yang diinginkan. Semakin memikirkan itu
semua semakin besar kepastian akan suatu hasil yang positif.
Jika terus menerus membiarkan pikiran dipenuhi dengan bermacam-macam pemikiran mengenai penyakit dan kesehatan yang buruk, hampir pasti akan mengalami penyakit yang dipikirkan. JIka terus menerus memikirkan hasil negatif tentang pergaulan atau karier bisnis, pemikiran itu pada gilirannya akan mengakar dalam diri .
Jika terus menerus membiarkan pikiran dipenuhi dengan bermacam-macam pemikiran mengenai penyakit dan kesehatan yang buruk, hampir pasti akan mengalami penyakit yang dipikirkan. JIka terus menerus memikirkan hasil negatif tentang pergaulan atau karier bisnis, pemikiran itu pada gilirannya akan mengakar dalam diri .
Maka
dalam proses membangun kepercayaan diri dengan menggunakan proses kesan daya
imajinasi otak, pentinglah untuk menjadi yakin bahwa apa yang sedang dipikirkan
dan lihat dengan jelas adalah hal yang positif. Hal yang positif itu harus
memungkinkan kesan positif pada diri dan peningkatannya, serta pemikiran hal
positif itu harus mengarah ke sasaran kita, cita-cita dan kebahagiaan dalam
hidup.
10. Jangan
Takut Gagal
Kegagalan
telah mengahalangi begitu banyak orang sehingga mereka mundur sebelum mencoba,
berbuat atau meraih keberhasilan sebab mereka tidak mampu menerima terminologi
dimana ada kemungkinan untuk gagal. Sebagian orang benar-benar tidak pernah
mencoba sesuatupun sebab rasa takut gagal ini telah menguasai otak mereka
selama bertahun-tahun. Setiap hari mereka memikirkan kegagalan ini sehingga
mereka tidak pernah sungguh-sungguh melakukan sesuatu dan pada akhirnya mereka
tidak percaya diri dan penuh keraguan.
11. Penampilan
Membentuk Kepercayaan Diri
Penampilan
luar memang bukan segalanya. Kadang-kadang perlu untuk membelanjakan uang demi
penampilan luar yang menarik berupa pakaian dan asesoris, karena dengan
penampilan luar yang menarik memberi kesempatan yang ada dalam diri kita untuk
merasa baik. Tetapi haruslah tetap bersikap realistis. Sebagian orang bersikap
berlebihan dalam penampilan mereka dan pada akhirnya semua itu hanya demi
kepuasan ego mereka.
12. Susunlah
Catatan Mengenai Sukses Yang Diperoleh
Setiap orang pernah mencapai sukses dalam hidupnya. Cara mengumpulkan
catatan sukses masa lalu sangat sederhana. Pikirkan balik sukses Kita yang
paling awal yang mungkin terjadi pada masa sebelumnya ketika memenangkan lomba
balap kelereng atau balap karung. Mungkin juga berawal dari ucapan selamat
ketika memenangkan lomba mengambar atau melukis. Ini bisa dilakukan secara lisan pada suatu audio kaset atau buku catatan.
Kita bisa melihat kembali catatan dan memperbaharui aset paling berharga Kita
dengan kenangan akan sukses tersebut.
Motivasi hanya dapat mengabadikan diri berdasarkan harapan. Untuk memotivasi diri, seseorang harus memiliki harapan tentang sebuah masa depan. Oleh karena itu dalam memotivasi diri seseorang bertanggung jawab untuk menciptakan sendiri harapannya.
Motivasi hanya dapat mengabadikan diri berdasarkan harapan. Untuk memotivasi diri, seseorang harus memiliki harapan tentang sebuah masa depan. Oleh karena itu dalam memotivasi diri seseorang bertanggung jawab untuk menciptakan sendiri harapannya.
4. Faktor yang mempengaruhi
terbentuknya kepercayaan diri
Faktor yang mempegaruhi terbentuknya kepercayaan diri ada
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
a) Faktor
internal, meliputi:
1. Konsep diri. Terbentuknya keperayaan diri
pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam
pergaulan suatu kelompok.
Menurut Centi (1995), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
Menurut Centi (1995), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
2. Harga diri. Meadow (dalam Kusuma, 2005 )
Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai
pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan
dengan individu lain.
Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
3. Kondisi fisik. Perubahan kondisi
fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony (1992) mengatakan
penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri
seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat
menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
4. Pengalaman hidup. Lauster (1997)
mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan
adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih
jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan
kurang perhatian.
b) Faktor
eksternal meliputi:
1. Pendidikan. Pendidikan
mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih lanjut
mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu
merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang
pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu
bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan
hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi
dari sudut kenyataan.
2. Pekerjaan. Rogers (dalam
Kusuma,2005) mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan
kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa
percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang
diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan
kemampuan diri.
3. Lingkungan dan Pengalaman hidup.
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang
baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling
berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi.
Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan
diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang (Centi,
1995). Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman
pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan
psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang
buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri
(Drajat, 1995).
5. Memupuk rasa percaya diri
Adapun cara untuk memupuk rasa percaya diri diantaranya
adalah :
1. Evaluasi Diri
Secara Obyektif
2. Beri
Penghargaan Yang Jujur Terhadap Diri
3. Positive
Thinking (Berpikir Positif)
4. Gunakan
Self-Affirmation (membangkitkan rasa percaya diri)
5. Berani
Mengambil Resiko
6. Belajar
Mensyukuri Dan Menikmati Rahmat Tuhan
7. Menetapkan
Tujuan Yang Realistik
IV. STRATEGI, METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN :
-
Stategi Pembelajaran :
Diskoveri Ekspositori
-
Metode Pembelajaran : Penugasan, diskusi
kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab
-
Model pembelajaran : Group
Investigation (diskusi klompok)
V.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
I
dan II
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang pentingnya percaya diri
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5
menit
|
I
N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari kehidupan percaya diri sendiri (Kerja keras, Kreatif,
Mandiri, Tanggung jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3.
Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: percaya diri dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI
:
1. Diskusi kelas dengan materi percaya
diri (Demokratis, Rasa ingin tahun)
2.
Membuat laporan hasil kerja kelompok
3.
Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4.
Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3.
Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4.
Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35
menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan
disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5
menit
|
PERTEMUAN
I
dan II
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi menggali nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter
bangsa
tentang percaya diri
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5
menit
|
I
N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter bangsa tentang percaya diri
(Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Tanggung
jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3.
Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: percaya diri dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI
:
1.
Diskusi kelas nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter bangsa percaya
dengan
materi diri (Demokratis,
Rasa ingin tahun)
2.
Membuat laporan hasil kerja kelompok
3.
Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4.
Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3.
Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4.
Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35
menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5
menit
|
V.
Alat ( Bahan ) : Spidol,
White board, LCD + Lap Top
VI.
Sumber Belajar : Buku Pendidikan Budi
Pekerti Kelas X Smt 1 MGMP Pendidikan Budi Pekerti
oleh Drs. I
Made Sucipta
VII Penilaian :
1. Penilaian Kognitif, Guru melakukan
post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidak mengulang
pengalaman belajar. Penilaian di
dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam
bentuk lembar tugas yang dikerjakan
siswa.
2. Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai
dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian
untuk mengukur TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI yang
ingin dicapai sebagai berikut :
Penilaian
dalam bentuk soal uraian I
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Deskripsikanlah
pengertian percaya diri menurut Rahmat !
|
suatu
kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam
kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh
dengan mengacu pada konsep diri
|
Betul
100
|
2.
|
Sebutkanlah
5 dari 7 ciri rasa percaya diri yang dimiliki seseorang secara proposional !
|
1. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri,
2. Tidak terdorong untuk menunjukkan
sikap konfrormis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
3. Berani menerima dan menghadapi
penolakan orang lain – berani menjadi diri sendiri
4. Punya pengendalian diri yang baik
(emosinya stabil)
5. Memiliki internal locus of control
(memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri
dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak
tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
6. Mempunyai cara pandang yang positif
terhadap diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar dirinya
7. Memiliki harapan yang realistik
terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap
mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi
|
Betul
1
= 20
2
= 40
3
= 60
4
= 80
5
= 100
|
3.
|
Sebutkanlah
5 dari 12 langkah untuk membangun rasa percaya diri secara garis besarnya !
|
1. Perhatikan Postur Tubuh
2. Bergaulah dengan orang-orang yang
memiliki rasa percaya diri dan berpikiran positif.
3. Ingat kembali saat pernah merasa
percaya diri
4. Lakukan latihan percaya diri.
5. Kenali diri sendiri.
6. Jangan terlalu keras pada diri
sendiri.
7. Jangan takut mengambil
8. Hindari Mencari-Cari Alasan
9. Gunakan Daya Imajinasi
10. Jangan Takut Gagal
11. Penampilan Membentuk Kepercayaan Diri
12. Susunlah Catatan Mengenai Sukses Yang
Diperoleh
|
Betul
1
= 20
2
= 40
3
= 60
4
= 80
5
= 100
|
4.
|
Sebutkanlah
secara garis besarnya 4 faktor internal yang mempengaruhi terbentuknya rasa
percaya diri
|
1. Konsep diri.
2.
Harga diri.
3.
Kondisi fisik.
4.
Pengalaman hidup.
|
Betul
1
= 25
2
= 50
3
= 75
4
= 100
|
5.
|
Jelaskan
dengan tepat cara untuk memupuk rasa percaya diri seseorang (individu) secara proporsional !
|
1. Evaluasi Diri Secara Obyektif
2. Beri
Penghargaan Yang Jujur Terhadap Diri
3. Positive
Thinking (Berpikir Positif)
4. Gunakan
Self-Affirmation (membangkitkan rasa
percaya diri)
5. Berani
Mengambil Resiko
6. Belajar
Mensyukuri Dan Menikmati Rahmat Tuhan
7.
Menetapkan Tujuan Yang Realistik
|
Betul
1
= 10
2
= 20
3
= 35
4
= 55
5
= 70
6
= 85
7
= 100
|
Jumlah skor yang diperoleh
siswa
Nilai
=
--------------------------------------------- X
100
Jumlah skor maksimal
2.
Penggalian nilai
NO.
|
Penggalian
nilai
|
Nilai
yang digali
|
SKOR
|
1.
|
Galilah nilai budi Pekerti dari Percaya diri sendiri
|
1. baik hati, 2. bekerja keras, 3. bersemangat, 4.
percaya diri
|
|
4. Penilaian Afektif, penilaian ini
dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan
oleh guru. Selama proses
pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”,
atau dalam bentuk pengamatan .
Format Lembar Pengamatan
Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :
No
|
Indikator
Sikap
Nama Siswa
|
A1 =
Reciving
|
A2 = Responding
|
A3 =
Valuing
|
A4 =
Organizing
|
A5 = Caracterizing
|
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
|
|
|
|
|
|
|
18
|
|
|
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran Pend. Budi Pekerti
I WAYAN KARNTHA, S.Pd MM NI PUTU EKA DAMAYANTI, S.Pd
NIP. : 19621231 198403 1 143 NIP. : 19861209 201001 2 040
Catatan :
No comments:
Post a Comment