RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
Pendidikan
BUDI PEKERTI
Kelas XI
Semester 1
Oleh :
I KETUT SUETA, S.Pd
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
( KTSP )
SMK N 1 AMLAPURA
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMK N 1
AMLAPURA
Mata Pelajaran : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke : ke satu, ke dua, ke tiga dan ke
empat
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
( 4 X 40 Menit )
Standar
Kompetensi : 1. Memahami dan menerapkan nilai hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar : 1.3 Memiliki rasa toleransi
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I
-
Mendeskripsikan pengertian toleransi
kehidupan antarumat beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
- Mengidentifikasi
landasan toleransi kehidupan beragama
- Mendeskripsikan
manfaat dari pembinaan toleransi kehidupan beragama dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Pertemuan II dan III
- Mendeskripsikan
makna kerukunan
-
Mengidentifikasi perwujudan kerukunan hidup beragama yang
harmonis
- Mengkaji hikmah yang didapat dari
memperingati hari besar agama
- Memiliki nilai-nilai budi pekerti
luhur dari bertoleransi
- Memiliki perilaku rukun sesuai
dengan agama dan kepercayaanNya masing-masing
Pertemuan IV
- Menggali nilai budi pekerti
dan nilai karakter bangsa dari kliping
toleransi kehidupan beragama
- Merepleksi diri dari
penggalian nilai dari nilai budi pekerti pada kliping dengan topik Toleransi
beragama
- Menunjukkan perilaku
bertoleransi sesuai dengan ajaran agama masing-masing
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A Akademik
Pertemuan I
-
Melalui diskusi kelas siswa mampu
Mendeskripsikan pengertian toleransi kehidupan antarumat beragama dan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mengidentifikasi landasan toleransi kehidupan
beragama
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan manfaat dari pembinaan toleransi
kehidupan beragama dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Pertemuan II dan III
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan makna kerukunan
-
Melalui diskusi kelas
siswa mampu Mengidentifikasi
perwujudan kerukunan hidup beragama yang harmonis
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengkaji
hikmah yang didapat dari memperingati hari besar agama
- Melalui menggali nilai-nilai budi pekerti
luhur siswa mampu Memiliki
nilai-nilai budi pekerti luhur dari bertoleransi
- Melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti
luhur siswa mampu Memiliki
perilaku rukun sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaanNya masing-masing
Pertemuan IV
- Melalui diskusi kelas siswa mampu
menggali nilai-nilai budi pekerti luhur
dan nilai karakter bangsa kliping
toleransi kehidupan beragama
- Melalui berdiskusi siswa
mampu Merepleksi diri dari penggalian nilai dari nilai budi pekerti pada
kliping
dengan topik Toleransi beragama
- Melalui berdiskusi siswa mampu Menunjukkan
perilaku bertoleransi sesuai dengan ajaran agama masing-
Masing
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
B.
Nilai – Nilai Karakter
1. Sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, rukun dan
toleransi terhadap pemeluk agama lain (Religius)
2. Perilaku yang
menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan (Jujur)
3. Sikap dan
tindakan yang selalu menghargai perbedaan agama (Toleransi)
4. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat
(disiplin)
5. Menunjukkan
usaha sungguh-sungguh dalam mencapai prestasi belajar dan membekali
keterampilan
untuk masa depan (Kerja keras)
6. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain dalam menyampaikan pendapat (Demokratis)
7. sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
1. Pengertian
Toleransi
2. Landasan Toleransi
Kehidupan Beragama
3. Manfaat dalam Kehidupan Bertoleransi
Pertemuan II dan III
4.
Toleransi melahirkan kerukunan
5. Kerukunan hidup beragama
6. Makna dan hikmah peringatan hari besar
beragama
Pertemuan IV
1.
Menyimak konsep toleransi kehidupan beragama
2.
Menggali Nilai-nilai tuntunan budi pekerti toleransi
kehidupan beragama yang terdapat dalam kliping
IV. STRATEGI,
METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN :
-
Stategi Pembelajaran :
Diskoveri Ekspositori
-
Metode Pembelajaran : Penugasan, diskusi
kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab
-
Model pembelajaran : Group
Investigation (diskusi klompok)
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
I (PERTAMA)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang makna toleransi beragama
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan
topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari perkembangan toleransi kehidupan beragama di Indonesia
berdasarkan pemberitaan di media cetak,
elektronika dan buku sumber
(Religius, jujur, toleransi, cinta damai)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: toleransi beragama dari
buku sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi toleransi beragama (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan
ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam
batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok penyaji
dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila
tanggapannya belum bisa diterima
kelompok penanya, penyaji bisa
melemparkan pertantaan tersebut pada
kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan
topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD
yang akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau berita
dari media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan
dibahas minggu depannya
|
5 menit
|
PERTEMUAN
II dan III
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang kerukunan beragama
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari perkembangan semakin kukuhnya kerukunan beragama di
Indonesia berdasarkan pemberitaan di
media cetak, elektronika dan buku
sumber (Religius, jujur, toleransi, cinta
damai)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: toleransi beragama dari
buku sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi kerukunan beragama (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau berita
dari media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan
dibahas minggu depannya
|
5 menit
|
PERTEMUAN
IV (KEEMPAT)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang penggalian nilai budi pekerti luhur dan
nilai
karakter bangsa toleransi kehidupan beragama
dan sosial
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan
topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi dalam menggali nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter bangsa dari
kliping (Religius, jujur, toleransi,
cinta damai)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan
pokok permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: toleransi beragama dari
buku sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama
memecahkan permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi kehidupan toleransi beragama (Demokratis, rasa
ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan
topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan
disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan
dibahas minggu depannya
|
5 menit
|
V. Alat (
Bahan ) : Spidol, White
board, LCD + Lap Top
VI.
Sumber Belajar dan Bahan Ajar : SUMBER BELAJAR: Buku P4 dari BP7
Jakarta, PPKn untuk SMU Drs. Aim Abdulkarim, M.Pd Ganeca Exact Bandung, Video, TV,
Surat Kabar dan BAHAN AJAR : Pend. Budi Pekerti untuk SMA/SMK kelas XI, Smt
1Oleh Drs. I Made Sucipta.M.Si
VII Penilaian :
- Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak mengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa.
- Pembelajaran tindak lanjut
-
Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai
dengan petunjuk guru.
-
Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
-
- Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI yang ingin dicapai sebagai berikut :
Penilaian
dalam bentuk soal uraian I
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Deskripsikanlah pengertian toleransi kehidupan antar umat beragama dan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
|
sikap sabar membiarkan orang lain untuk memeluk
dan beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing.
|
Betul
100
|
2.
|
Identifikasikanlah landasan toleransi kehidupan beragama di Indonesia
|
1. Pembukaan UUD 1945 Alenia IV
2. Pasal 29 ayat 2 UUD 1945
|
Betul
1 = 50
2=100
|
3.
|
Uraikanlah manfaat dalam kehidupan bertoleransi
bagi diri sendiri dan masyarakat !
|
a. Bagi
kehidupan diri sendiri : sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
harkat, derajat dan martabatnya sama. Kita akan merasa bahwa kebebasan
menjalankan ibadat, tidak akan diganggu oleh orang lain dan kita juga tidak
akan menggangu umat lain yang sedang beribadat.
b. Bagi
kehidupan masyarakat : di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia dikembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerja sama antara pemeluk-pemeluk
agama dan penganut-penganut keprcayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
berbeda-beda, sehingga dapat selalu
dibina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
|
Betul
1 = 50
2=100
|
Penilaian
dalam bentuk soal uraian II
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Deskripsikanlah makna dari kerukunan !
|
agar terbina keadaan yang mencerminkan saling
pengertian, kedamaian, dan ketentraman
|
Betul
100
|
2.
|
Bagaimanakah perwujudan
dari adanya kerukunan hidup
beragama yang harmonis !
|
Perwujudan dari adanya kerukunan hidup
beragama yang harmonis ditandai oleh hal-hal berikut :
1.
Makin meningkatnya keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Makin meningkatnya kerukunan kehidupan umat
beragama dan penganut kepercayan tergadap Tuhan Yang Maha Esa.
3. Makin meningkatnya peran serta umat beragama dalam pembangunan melalui
pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.
4.
Makin meluasnya sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan untuk
menunaikan ibadahnya masing-masing
|
Betul
1 = 25
2 = 50
3 = 75
4=100
|
3.
|
Uraikanlah hikmah yang didapat dari memperingati
hari besar agama !
|
1. sebagai
tuntunan atau pelajaran tingkah laku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat
2. para pemeluknya akan selalu diingatkan dan disegarkan
kesadarnnya agar mereka selalu mematuhi atau melaksanakan segala perintahnya
dan menjauhi segala larangan-Nya
|
Betul
1 = 50
2=100
|
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
--------------------------------------------- X
100
Jumlah skor maksimal
III.
Penggalian nilai
NO.
|
Penggalian
nilai
|
Nilai
yang digali
|
SKOR
|
1.
|
Galilah nilai-nilai budi pekerti
dari toleransi kehidupan beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam kliping
|
1. adil, 2.
akrab, 3. akhlah mulya, 4. akur,
5. bijaksana, 6. cinta kasih, 7. cinta sesama, 8. damai, 9. harmonis, 10. kebersamaan, 11. kerjasama. 12. menghargai orang
lain, 13. pemaaf, 14. pengendalian diri, 15. sabar, 16. sopan santun, 17. hormat menghormati
|
|
- Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .
Format Lembar Pengamatan
Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :
No
|
Indikator
Sikap
Nama Siswa
|
A1 =
Reciving
|
A2 = Responding
|
A3 =
Valuing
|
A4 =
Organizing
|
A5 = Caracterizing
|
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui,
|
Amlapura,
|
Kepala
SMK
N 1 Amlapura
|
Guru
mata pelajaran
|
|
|
|
|
I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
|
I
Ketut Sueta, S.Pd
|
NIP. 197108022000121002
|
|
MATERI PEMBELAJARAN
Standar
Kompetensi : 1. Memahami dan menerapkan nilai hubungan manusia dengan
manusia
Kompetensi Dasar : 1.3 Memiliki rasa toleransi
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I
-
Mendeskripsikan pengertian toleransi
kehidupan antarumat beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
- Mengidentifikasi
landasan toleransi kehidupan beragama
- Mendeskripsikan
manfaat dari pembinaan toleransi kehidupan beragama dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Pertemuan II dan III
- Mendeskripsikan
makna kerukunan
-
Mengidentifikasi perwujudan kerukunan hidup beragama yang
harmonis
- Mengkaji hikmah yang didapat dari
memperingati hari besar agama
- Memiliki nilai-nilai budi pekerti
luhur dari bertoleransi
- Memiliki perilaku rukun sesuai
dengan agama dan kepercayaanNya masing-masing
Pertemuan IV
- Menggali nilai budi pekerti
dan nilai karakter bangsa dari kliping
toleransi kehidupan beragama
- Merepleksi diri dari
penggalian nilai dari nilai budi pekerti pada kliping dengan topik Toleransi
beragama
- Menunjukkan perilaku bertoleransi
sesuai dengan ajaran agama masing-masing
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A Akademik
Pertemuan I
-
Melalui diskusi kelas siswa mampu
Mendeskripsikan pengertian toleransi kehidupan antarumat beragama dan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mengidentifikasi landasan toleransi kehidupan
beragama
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan manfaat dari pembinaan toleransi kehidupan
beragama dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
Pertemuan II dan III
- Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan makna kerukunan
-
Melalui
diskusi kelas siswa mampu Mengidentifikasi perwujudan kerukunan hidup
beragama yang harmonis
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengkaji
hikmah yang didapat dari memperingati hari besar agama
- Melalui menggali nilai-nilai budi pekerti
luhur siswa mampu Memiliki
nilai-nilai budi pekerti luhur dari bertoleransi
- Melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti
luhur siswa mampu Memiliki
perilaku rukun sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaanNya masing-masing
Pertemuan IV
- Melalui diskusi kelas siswa
mampu menggali nilai-nilai budi pekerti
luhur dan nilai karakter bangsa kliping
toleransi kehidupan beragama
- Melalui berdiskusi siswa
mampu Merepleksi diri dari penggalian nilai dari nilai budi pekerti pada
kliping
dengan topik Toleransi beragama
- Melalui berdiskusi siswa mampu Menunjukkan
perilaku bertoleransi sesuai dengan ajaran agama masing-
Masing dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
B.
Nilai – Nilai Karakter
1. Sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, rukun dan
toleransi terhadap pemeluk agama lain (Religius)
2. Perilaku yang
menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan (Jujur)
3. Sikap dan
tindakan yang selalu menghargai perbedaan agama (Toleransi)
4. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat
(disiplin)
5. Menunjukkan
usaha sungguh-sungguh dalam mencapai prestasi belajar dan membekali
keterampilan
untuk masa depan (Kerja keras)
6. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain dalam menyampaikan pendapat (Demokratis)
7. sikap dan tindakan
yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
1. Pengertian
Toleransi
Kata toleransi
berasal dari bahasa latin “tolerare” yang berarti sikap sabar
membiarkan sesuatu. Jadi , pengertian toleransi antarumat beragama dan
penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah sikap sabar
membiarkan orang lain untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan
keyakinannya masing-masing. Toleransi kehidupan beragama dan penganut
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan pasal 29 ayat 2 UUD 1945
yang menyatakan “ Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Jadi, jelaslah bahwa negara
tidak bisa dan tidak akan memaksakan penduduknya untuk memeluk suatu agama yang
dikehendakinya, negara memberi kebebasan kepada tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama yang ia yakini. Negara kita sudah menunjukkan sikap toleransi.
Oleh karena itu, hendaknya kita mengembangkan sikap toleransi dengan tulus dan
lkhlas.
Dengan terbina
toleransi kehidupan beragama dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka
akan terwujud kebebasan, ketenangan dalam memeluk agama dan beribadah sehingga
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara mampu terwujud, dengan demikian akan
menunjang kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang jasmani rokhani, dunia
akhirat, material spiritual.
2. Landasan Toleransi
Kehidupan Beragama
Di Indonesia terdapat
berbhinneka agama yang diakui secara resmi oleh negara seperti agama Islam,
Hindu, Kristen Protestan, Katolik dan Budha begitu pula penganut kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu memiliki hak yang sama dalam mengembangkan
agama dan kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu, umat
beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa patut saling
menghormati dan bekerja sama.
UUD 1945 telah
memberikan landasan kuat dalam rangka mengembangkan toleransi antar pemeluk
agama dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa seperti di bawah
ini :
a.
Pembukaan UUD 1945 alenia IV : “……negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa ….”
Dari kalimat di atas
jelaslah bahwa negara kita berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara berdasar
Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah negara Theokrasi atau negara agama, melainkan
negara berdasar atas Pancasila.
b. Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 : Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
3. Manfaat dalam Kehidupan Bertoleransi
Dikembangkan
sikap toleransi di inter umat beragama dan di antar umat beragama yang berbeda
serta penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tiada lain bertujuan
agar diperoleh manfaat dalam kehidupan bertoleransi dan kerukunan hidup dalam
kehidupan diri sendiri, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Adapun
manfaat yang diharapkan terwujud dari toleransi kehidupan beragama yaitu :
a. Bagi
kehidupan diri sendiri : kita akan selalu sadar bahwa kita sama-sama makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang harkat, derajat dan martabatnya sama. Kita akan
merasa bahwa kebebasan menjalankan ibadat, tidak akan diganggu oleh orang lain
dan kita juga tidak akan mengganggu umat lain yang sedang beribadat.
Contoh
: Si A beragama Islam, mempunyai tetangga yang bukan beragama Islam. Pada waktu
di rumah si A diadakan pengajian ibu-ibu, tetangganya dengan sabar (penuh
toleransi) membiarkan dan menghormati dengan tidak membuat keributan, karena
tetangganya menyadari itu adalah hak si A untuk menjalankan ibadatnya.
Dari
contoh di atas jelaslah manfaat adanya sikap toleransi bagi diri kita adanya kebebasan
dalam menjalankan ibadat. Kita juga harus menghormati hak orang lain
untuk menjalankan ibadatnya.
b.
Bagi kehidupan masyarakat : di dalam kehidupan masyarakat Indonesia
dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut-penganut
keprcayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda, sehingga mampu selalu dibina kerukunan hidup diantara
sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Jelaslah
bahwa manfaat toleransi dalam kehidupan bermasyarakat akan terciptanya kerukunan
hidup antarumat beragama dalam lingkungan masyarakat demi tercapai
persaudaraan dilingkungan masyarakat.
Contoh : di kampung kita terdapat pemeluk
atau umat beragama yang berbeda-beda. Dalam suatu organisasi PKK baik dalam
kepengurusan maupun keanggotaannya terdiri dari banyak umat beragama yang
berbeda hal ini tidaklah menjadi halangan dalam memajukan organisasi PKK
tersebut. Begitu pula bila dalam satu warga kampung ada yang meninggal dunia
walaupun berbeda agama tidaklah menjadikan halangan untuk kita melayat dan
mengantarkan zenazah sampai kekuburan.
c. Bagi kehidupan berbangsa dan bernegara :
toleransi akan sangat bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara karena akan
tercipta persatuan dan kesatuan bangsa.
Contoh : Suatu daerah yang mayoritas beragama
Islam memiliki wilayah yang sangat luas dan sangat berpotensi untuk
mengembangkan daerah pertanian sehingga memerlukan penduduk pendatang untuk
ikut menggarap daerah pertanian tersebut, maka didatangkanlah transmigran dari
daerah lain (Bali) yang memeluk agama Hindu, dan kehidupan di daerah
transmigrasi bisa bertoleransi dan bahkan saling hormat menghormati dan bekerja
sama dalam membangun daerah transmigran, menyatunya penduduk asli dan penduduk
pendatang walaupun berbeda agama mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara Indonesia.
Sikap
yang harus dijauhi dalam rangka mengembangkan toleransi kehidupan beragama :
1.
Sikap fanatik yang berlebihan : suatu
sikap yang tidak mau menghargai pemeluk agama lain dan bahkan memusihinya,
menganggap agamanyalah yang paling baik dan agama lain rendah dimatanya, sempit
pandangannya dan bahkan menganggap agama lain menjijikkan
2. Sikap mencampuradukkan ajaran agama atau ajaran
aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran agama yang kita anut
tetap kita jaga kemurniannya, tidak boleh mengikuti sembahyang agama lain
walaupun ada hubungan darah, apalagi baru pacaran, membantu menyiapkan
sarananya boleh tetapi ikut sembahyang tidak boleh.
3. Sikap acuh tak acuh terhadap ajaran agama lain
atau ajaran kepercayaan lain. Keyakinan terhadap kebenaran ajaran agama atau
kepercayaan yang kita anut harus dilakukan tetapi jangan sampai kita acuh
terhadap ajaran agama atau ajaran kepercayaan lain. Sehingga tidak menyebabkan
ketidak pedulian jika agama lain merayakan hari besar agamanya yang menuntut
sikap toleransinya agama lain. Misalnya pada hari raya Nyepi bagi umat Hindu
memerlukan ketenangan atau suasana sepi (hening) maka umat lain tidak boleh
melalukan aktivitas yang sifatnya mengganggu kekhusukan umat hindu dalam
menjalankan berata penyepian.
Nilai
moral dalam toleransi kehidupan beragama dan penghayat kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa :
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab
2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar
pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup
3. Saling menghormati kebebasan dalam menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan keprcayaannnya
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain
Pertemuan II dan III
4.
Toleransi melahirkan kerukunan
Pancasila
menghendaki bahwa kita harus senantiasa mengembangkan sikap dan perbuatan hormat-menghormati antara pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda, begitu pula terhadap sesama manusia
walaupun berbeda suku, agama, ras dan antar golongan dan bangsa sehingga
terbina kerukunan hidup. Adapun makna kerukunan dalam kehidupan yang
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa : agar terbina keadaan yang mencerminkan saling
pengertian, kedamaian, dan ketentraman. Oleh karena itu, agar kerukunan
hidup tercapai, kita diharapkan mengembangkan perbuatan-perbuatan yang
berkenaan dengan pengamalan sila pertama Pancasila sebagai berikut :
1.
Tidak menghina ajaran agama lain.
2. Tidak bersifat fanatik yang berlebihan sehingga mengecilkan agama lain.
3. Tidak menyebarkan agama kepada orang yang sudah memeluk agama.
4. Bekerja sama dengan sesama pemeluk agama dan pemeluk agama lain
Hal demikian itu akan merupakan modal yang kuat bagi terciptanya kerukunan
hidup, terutama kerukunan antarumat beragama.
5. Kerukunan hidup beragama
Tantangan yang serius dalam menciptakan kerukunan antara
umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa tertumpu
pada kebhinekaan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sebab bila hal ini tidak dapat disamakan pemahamannya, akan menimbulkan
keretakan yang mengarah pada perpecahan, dan yang pada gilirannya mengancam
kesatuan dan persatuan bangsa.
Untuk itu, kita harus berupaya keras agar perbedaan agama
dan kepercayaan tidak menimbulkan perselisihan. Kita harus senantiasa
meningkatkan upaya-upaya untuk menciptakan kerukunan.
Upaya yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut
1.
Meningkatkan pemasyarakatan dan pembudayaan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Memberikan teladan kepada masyarakat untuk
mengamalkan Pancasila
3.
Mengajak para pemeluk agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk selalu meningkatkan ketaqwaan dan keimanan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.
Memantapkan trikerukunan beragama, yakni :
a.
Kerukunan interumat beragama atau kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
b.
Kerukunan antarumat beragama atau kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa; dan
c.
Kerukunan antarumat beragama atau kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan pemerintah.
5.
Meningkatkan kondisi ketahanan nasional agar
lebih meningkat dalam kehidupan sehari-hari
Untuk membina
kerukunan beragama, pemerintah telah membentuk Departemen Agama, yang salah
satu dari peranannya adalah mengurusi urusan kehidupan keagamaan. Disamping itu, Departemen Agama juga bertugas untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut :
1. Lebih memantapkan dan lebih mengefektifkan Departemen Agama sebagai
aparatur pemerintah dalam melayani sekaligus membimbing kearah pengisian dan
pengokohan ideologi Pancasila sebagai dasar Negara.
2. Meningkatkan pembinaan kerukunan hidup antarumat beragama sebagai bagian
dari pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa serta pemantapan ketahanan
nasional.
3. Meningkatkan kerja sama antara departemen Agama dengan Departemen-departemen
dan instansi-instansi pemerintah pada umumnya.
4. Meningkatkan kerja sama dan pelayanan kepada majelis-majelis agama dan
kelembagaan keagamaan lainnya.
5. Meningkatkan kerja sama dengan negara-negara dan lembaga-lembaga swasta
luar negeri yang ada hubungannya dengan bidang tugas Departemen Agama.
6. Makna dan hikmah peringatan hari besar
beragama
Perayaan atau peringatan hari-hari besar agama sudah
merupakan tradisi dan sudah merupakan bagian kehidupan para pemeluk agama dan
penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hari-hari besar agama
diperingati dan dirayakan, karena mengandung arti dan makna tersendiri serta
telah mendapat tempat yang baik dalam hati bangsa Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia, hari-hari besar agama mempunyai
arti sejarah dan makna kerokhanian yang menyangkut kehidupan pada masa yang
akan datang. Sebagai bangsa yang beragama, peringatan hari besar agama sebagai
kewajiban moral untuk memperingati dan menghormatinya.
Upacara dan tata cara memperingati hari-hari besar agama
pada setiap agama yang ada di Indonesia tentu berbeda-beda, tetapi memiliki
arti dan makna yang sama yaitu :
1. sebagai
tuntunan atau pelajaran tingkah laku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat
2. para
pemeluknya akan selalu diingatkan dan disegarkan kesadarannya agar mereka
selalu mematuhi atau melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya
Pertemuan IV
3.
Menyimak konsep toleransi kehidupan beragama
4.
Menggali Nilai-nilai tuntunan budi pekerti
toleransi kehidupan beragama yang terdapat dalam kliping
Bahan Diskusi
Kliping
Perbedaan adalah Keindahan
“LDII Gelar Dakwah Kerukunan
Intern dan Atarumat”
Denpasar (Bali Pos)
Akhir-akhir ini rasa persatuan dan persaudaraan bangsa mulai terlupakan.
Banyak pertentangan yang mencuat yang akhirnya memicu terjadinya konflik. Hal itu
utamanya disebabkan bermacam perbedaan kepentingan yang dimiliki. Misalnya saja perbedaan dalam pilihan partai,
aliran dan lain sebaginya. Pada hal bila kita menyimak dengan baik serta mampu
menyikapi perbedaan itu layaknya sebuah pelangi. Wujud pelangi sebagai kumpulan
dari berbagai macam warna menimbulkan suatu keindahan. Seperti itulah kita memaknai segala perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Maka, diperlukan sebuah komitmen bersama seluruh komponen untuk
membangun kerukunan bangsa.
Hal
tersebut disampaikan Kompol Drs. HM Dasir saat menjadi penceramah
dalam “Ceramah Umum tentang Pembinaan Umat untuk Meningkatkan Terwujudnya
Kerukunan” yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Propinsi Bali, Kemis (7/2) kemarin. Bagi umat Islam khususnya, Dasir menekankan
bahwa Islam sejatinya adalah satu. Tidak ada perbedaan yang menjadi alasan
timbulnya perpecahan. “Yang membedakan itu hanyalah organisasinya, bukan agama
Islamnya,” tegasnya.
Untuk itulah dia kembali menghimbau agar
kerukunan intern dan antarumat beragama bisa dipupuk dan dikembangkan secara
kontinu. “Mari kita saling memahami, menyadari dan melaksanakan tugas
masing-masing dengan baik agar dalam perjalankannya kita, tidak salah persepsi
yang bermuara pada timbulnya perpecahan bangsa dan Negara,” tambah Dasir.
Terkait dengan hal itu, Wakil Ketua Dakwah
DPD LDII Propinsi Bali yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Panitia H.
Abdullah Sutrisno memaparkan, selama ini LDII telah berupaya nyata mewujudkan
kerukunan antarumat beragama. Di Bali LDII telah melakukan kerja sama dengan
lembaga-lembaga umat beragama di luar Islam dan lembaga terkait lainnya.
Seperti bila umat Hindu merayakan hari raya Nyepi, umat Islam dan umat beragama
lainnya sangat menghormati umat Hindu yang merayakan tahun baru Caka dengan
tidak melakukan hal-hal yang mengganggu kekhusukan perayaan Nyepi tersebut,
dengan tidak melakukan aktivitas diluar rumah, tidak membunyinya pengeras suara
di mesjid disaat melakukan solat, tidak menghidupkan lampu penerangan di malam
hari secara berlebihan dan sebagainya. Inilah suatu bukti kami selalu
menjunjung tinggi kerukunan umat beragama. Dan bila terjadi gesekan intern dan
antarumat beragama, maka disinilah peranan lembaga agama dan para tokoh umat
hendaknya mampu meredam sedemikian rupa sehingga jangan sampai agama yang
dijadikan alasan untuk menciptakan kekeruhan, dan kita semua harus waspada
terhadap kelompok teroris yang mengatasnamakan agama tertentu untuk merusak
persaudaraan kita sesama bangsa Indonesia (ded/*)
Mengetahui,
|
Amlapura,
|
Kepala
SMK
N 1 Amlapura
|
Guru
mata pelajaran
|
|
|
|
|
I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
|
I
Ketut Sueta, S.Pd
|
NIP. 197108022000121002
|
|
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMK N 1 AMLAPURA
Mata Pelajaran : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke :
ke lima, ke enam, ke tujuh dan ke delapan
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
( 4 X 40 Menit )
Standar
Kompetensi : 1. Memahami dan menerapkan nilai-nilai
hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar : 1. 2 Menumbuhkan cinta dan kasih
sayang
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I
- Mendeskripsikan pengertian cinta menurut
Poerwadarminta
- Membedakan cinta kasih dengan
nafsu
- Menjelaskan hubungan cinta kasih
dengan kemesraan
- Mengemukakan satu pribahasa yang
trepat untuk melukiskan cinta kasih ibu dengan anaknya
Pertemuan II dan III
- Mendeskripsikan pengertian dari
kasih sayang
- Menguraikan lahirnya kasih
sayang dalam keluarga
- Menguraikan lahirnya kasih
sayang dalam bertetangga
- Mengemukakan ungkapan rasa kasih
sayang dalam bentuk media
- Menumbuhkan nilai-nilai luhur
budi pekerti dari cinta dan kasih sayang
- Menumbuhkan perilaku budi
pekerti luhur dari cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan IV
- Menggali nilai budi pekerti dan nilai
karakter bangsa dari tokoh yang terlibat dalam kliping dengan topik memiliki rasa Kasih sayang
- Merefleksikan diri dengan meneladani
tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
- Menunjukkan perilaku positif budi pekerti luhur dengan selalu menanamkan
kasih sayang
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A Akademik
Pertemuan I
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian
cinta menurut Poerwadarminta
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Membedakan cinta kasih dengan
nafsu
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan hubungan cinta kasih
dengan kemesraan
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengemukakan satu pribahasa yang
trepat untuk melukiskan cinta kasih ibu dengan anaknya
Pertemuan II dan III
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian dari
kasih sayang
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan lahirnya kasih sayang
dalam keluarga
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan lahirnya kasih sayang
dalam bertetangga
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengemukakan ungkapan rasa kasih
sayang dalam bentuk media
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menumbuhkan nilai-nilai luhur
budi pekerti dari cinta dan kasih sayang
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menumbuhkan perilaku budi pekerti
luhur dari cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan IV
- Melalui berdiskusi siswa mampu Menggali
nilai budi pekerti luhur positif dari tokoh yang terlibat dalam kliping
dengan topik memiliki rasa Kasih sayang
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Merefleksikan diri dengan
meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam
kliping
- Melalui menggali nilai budi pekerti luhur
siswa mampu menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti luhur dalam cinta dan kasih
sayang terhadap Tuhan, sesama manusia dan lingkungan hidup
- Melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti
luhur Menunjukkan perilaku positif budi
pekerti luhur dengan selalu menanamkan kasih sayang
B. Nilai – Nilai Karakter
1. Perilaku yang
menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan (Jujur)
2. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat
(disiplin)
3. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama dengan orang lain dalam berdiskusi dan
bermusyawarah sesuai dengan hak dan kewajibannya (Demokratis)
4. Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
5. Tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain
yang didasari sikap berpikir positif (Bersahabat/Komunikatif)
6. Sikap,
perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
atas kehadiran dirinya (Cinta damai)
7. Sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan (Peduli sosial)
8. Sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia
lakukan terhadap diri, masyarakat, bangsa, lingkungan, negara dan Tuhan
(Tanggung jawab)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
1. Pengertian Cinta Kasih
2. Macam-Macam Cinta
3. Jenis Cinta Kasih
4. Motif-Motif yang Mendorong Timbulnya Cinta
Pertemuan II dan III
1. Makna Kasih
Sayang
2.
Kasih Sayang Dalam
Keluarga
3.
Kasih Sayang Dalam Kehidupan Bertetangga
4. Kasih sayang pria dan wanita
5.
Kasih sayang sesama manusia
6. Kasih sayang terhadap lingkungan
7
Kasih sayang terhadap Tuhan
8. Ungkapan kasih sayang
Pertemuan IV
1.
Menyimak konsep cinta dan kasih sayang melalui berdiskusi
2.
Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti terhadap tokoh yang terdapat
dalam kliping
IV. STRATEGI,
METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN :
-
Stategi Pembelajaran :
Diskoveri Inkuiri
-
Metode Pembelajaran : Penugasan, diskusi
kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab
-
Model pembelajaran : Group
Investigation (diskusi klompok)
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
I (PERTAMA)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang pemahaman cinta dan kasih sayang
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1. Informasi terkini mengenai
penanaman nilai cinta dan kasih sayang berdasarkan pemberitaan di media
cetak, elektronika dan buku sumber (jujur, toleransi, cinta damai,
Bersahabat/Komunikasi, Cinta tanah air, Peduli sosial, Tanggung jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan
pokok permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: cinta dan kasih sayang dari
buku sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama
memecahkan permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi cinta dan kasih sayang (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD
yang akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau berita
dari media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan
dibahas minggu depannya
|
5 menit
|
PERTEMUAN
II dan III
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang perlunya kasih sayang
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi
siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari meningkatnya rasa kasih sayang dalam perayaan
hari Valentine, berdasarkan pemberitaan
di media cetak dan elektronika dan
buku sumber (jujur, toleransi, cinta
damai, Bersahabat/Komunikasi, Cinta damai,
Peduli sosial, Tanggung jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan
pokok permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: kasih sayang dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama
memecahkan permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi kasih sayang (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD
yang akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau berita
dari media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan
dibahas minggu depannya
|
5 menit
|
PERTEMUAN
IV (KE EMPAT)
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang perlunya menggali nilai budi pekerti
luhur
dan nilai karakter bangsa dari kasih
sayang dalam kliping
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5 menit
|
I N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi tentang perlunya menggali nilai budi pekerti luhur
dan nilai karakter bangsa dari kasih
sayang dalam kliping (jujur, toleransi, cinta
damai, Bersahabat/Komunikasi, Cinta
damai, Peduli sosial, Tanggung jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan
pokok permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok
kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: kasih sayang dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama
memecahkan permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi
kelas dengan materi kasih sayang
(Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat
laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap
kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4. Setiap
pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi
apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi
teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35 menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD
yang akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau berita
dari media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan
dibahas minggu depannya
|
5 menit
|
V. Alat ( Bahan ) : Spidol, White board, LCD + Lap Top
VI.
Sumber Belajar dan Bahan Ajar : SUMBER BELAJAR: Buku P4 dari BP7
Jakarta, PPKn untuk SMU Drs. Aim Abdulkarim, M.Pd Ganeca Exact Bandung, Video, TV,
Surat Kabar dan BAHAN AJAR : Pend. Budi Pekerti untuk SMA/SMK kelas XI, Smt 1 Oleh Drs. I Made Sucipta.M.Si
VII Penilaian :
1.
Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak
mengulang
pengalaman belajar. Penilaian di
dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam
bentuk lembar tugas yang dikerjakan
siswa.
2.
Pembelajaran tindak lanjut
-
Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai
dengan petunjuk guru.
-
Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal
uraian untuk mengukur TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI yang
ingin dicapai sebagai berikut :
Penilaian
dalam bentuk soal uraian I
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Deskripsikanlah pengertian cinta menurut
Poerwadarminta !
Dan bagaimanakah deskripsi cinta menurut
pendapatmu ?
|
cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang.
Pendapat siswa bebas berekspresi
|
Betul
100
|
2.
|
Bedakanlah antara cinta kasih dengan nafsu !
|
1. Cinta kasih
bersifat manusiawi dan nafsu bersifat binatang
2. Cinta kasih
bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah yang
birahi.
3. Cinta kasih
menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu
cenderung menuntut.
|
Betul
1 = 35
2 = 70
3=100
|
3.
|
Bagaimanakah hubungan cinta kasih dengan kemesraan ?
|
Kemesraan merupakan wujud atau realisasi dari cinta kasih berupakan
keakraban, saling menyayangi, melindungi dan menjaga
|
Betul
100
|
4.
|
Pribahasa apakah yang paling tepat untuk melukiskan cinta kasih orang
tua dengan anak kandungnya ?
|
Cinta kasih ibu sepanjang masa cinta kasih anak
sepanjang galah
|
Betul
100
|
Penilaian
dalam bentuk soal uraian II dan III
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Deskripsikanlah makna kasih sayang !
|
menghormati dan menyayangi semua ciptaan Tuhan baik makhluk hidup
maupun benda mati seperti menyayangi diri sendiri.
|
Betul
100
|
2.
|
Uraikanlah lahirnya kasih sayang sayang dalam keluarga !
|
Dalam kehidupan keluargalah pertama kali kasih sayang ditanamkan dan
dibina, karena sikap kasih sayang merupakan salah satu prasyarat terwujudnya
suatu keluarga yang sejahtera, tenang dan harmonis. Tanpa sikap kasih sayang
dalam kehidupan keluarga maka kesejahteraan,
ketenangan dan keharmonisan keluarga tidak mungkin akan terwujud
|
Betul
1 = 50
2=100
|
3.
|
Uraikanlah lahirnya kasih sayang sayang dalam
bertetangga !
|
Tetangga sebenarnya merupakan keluarga terdekat
kita karena bila terjadi suatu bencana atau kesulitan tetanggalah yang
pertama menolong kita bukan keluarga sedarah yang berada ditempat jauh
|
Betul
100
|
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai =
--------------------------------------------- X
100
Jumlah skor maksimal
2.
Penggalian nilai
NO.
|
Penggalian nilai
|
Nilai yang
digali
|
SKOR
|
1.
|
Galilah nilai budi pekerti dari kasih sayang dalam kliping
|
1.amanah,
2.akhlak mulia, 3.akur, 4.baik sangka, 5.baik hati, 6.beradab, 7.cinta kasih,
8.cinta sesama, 9.damai, 10.empati, 11.harmonis, 12.tenggang rasa, 13.tulus,
14.kasih sayang, 15.kebersamaan, 16.kerjasama, 17.menghargai orang lain,
18.pemaaf, 19.sabar, 20.rendah hati, 21.santun, 22.sopan santun, 23.olas
asih, 24.pengendalian diri, 25.hormat menghormati
|
|
4. Penilaian Afektif, penilaian
ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan
oleh guru. Selama proses
pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”,
atau dalam bentuk pengamatan .
Format Lembar Pengamatan
Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :
No
|
Indikator Sikap
Nama Siswa
|
A1 =
Reciving
|
A2 = Responding
|
A3 =
Valuing
|
A4 =
Organizing
|
A5 = Caracterizing
|
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui,
|
Amlapura,
|
Kepala
SMK
N 1 Amlapura
|
Guru
mata pelajaran
|
|
|
|
|
I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
|
I
Ketut Sueta, S.Pd
|
NIP. 197108022000121002
|
|
MATERI
PEMBELAJARAN
Standar
Kompetensi : 1. Memahami dan menerapkan nilai-nilai
hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar : 1. 2 Menumbuhkan cinta dan kasih
sayang
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I
- Mendeskripsikan pengertian cinta menurut
Poerwadarminta
- Membedakan cinta kasih dengan
nafsu
- Menjelaskan hubungan cinta kasih
dengan kemesraan
- Mengemukakan satu pribahasa yang
trepat untuk melukiskan cinta kasih ibu dengan anaknya
Pertemuan II dan III
- Mendeskripsikan pengertian dari
kasih sayang
- Menguraikan lahirnya kasih
sayang dalam keluarga
- Menguraikan lahirnya kasih
sayang dalam bertetangga
- Mengemukakan ungkapan rasa kasih
sayang dalam bentuk media
- Menumbuhkan nilai-nilai luhur budi
pekerti dari cinta dan kasih sayang
- Menumbuhkan perilaku budi
pekerti luhur dari cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan IV
- Menggali nilai budi pekerti dan nilai
karakter bangsa dari tokoh yang terlibat dalam kliping dengan topik memiliki rasa Kasih sayang
- Merefleksikan diri dengan meneladani
tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
- Menunjukkan perilaku positif budi pekerti luhur dengan selalu menanamkan
kasih sayang
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A Akademik
Pertemuan I
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian
cinta menurut Poerwadarminta
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Membedakan cinta kasih dengan
nafsu
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan hubungan cinta kasih
dengan kemesraan
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengemukakan satu pribahasa yang
trepat untuk melukiskan cinta kasih ibu dengan anaknya
Pertemuan II dan III
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian dari
kasih sayang
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan lahirnya kasih sayang
dalam keluarga
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan lahirnya kasih sayang
dalam bertetangga
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengemukakan ungkapan rasa kasih
sayang dalam bentuk media
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menumbuhkan nilai-nilai luhur
budi pekerti dari cinta dan kasih sayang
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menumbuhkan perilaku budi pekerti
luhur dari cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan IV
- Melalui berdiskusi siswa mampu Menggali
nilai budi pekerti luhur positif dari tokoh yang terlibat dalam kliping
dengan topik memiliki rasa Kasih sayang
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Merefleksikan diri dengan
meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam
kliping
- Melalui menggali nilai budi pekerti luhur
siswa mampu menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti luhur dalam cinta dan kasih
sayang terhadap Tuhan, sesama manusia dan lingkungan hidup
- Melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti
luhur Menunjukkan perilaku positif budi
pekerti luhur dengan selalu menanamkan kasih sayang
B.
Nilai – Nilai Karakter
1. Perilaku yang
menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan (Jujur)
2. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat
(disiplin)
3. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama dengan orang lain dalam berdiskusi dan
bermusyawarah sesuai dengan hak dan kewajibannya (Demokratis)
4. Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
5. Tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain
yang didasari sikap berpikir positif (Bersahabat/Komunikatif)
6. Sikap,
perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
atas kehadiran dirinya (Cinta damai)
7. Sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan (Peduli sosial)
8. Sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia
lakukan terhadap diri, masyarakat, bangsa, lingkungan, negara dan Tuhan
(Tanggung jawab)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
1. Pengertian Cinta Kasih
Masalah cinta adalah masalah hati, ia berkaitan dengan perasaan yang
terdalam dari diri manusia. Tidaklah mengherankan jika cinta itu mempunyai
pengertian dan pemahaman yang beragam, tergantung pada siapa dan apa yang
dirasakan oleh seseorang serta bagaimana ia mengekspresikan perasaan cinta
tersebut, secara tidak langsung cinta adalah paduan simpati antara dua makhluk
atau lebih. Rasa simpati ini tidak hanya berkembang antara pria dan wanita,
akan tetapi bisa juga antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita,
contohnya yaitu hubungan cinta kasih antara seorang ayah dengan anak
laki-lakinya, dan antara seorang ibu dengan anak gadisnya
Cinta sangat erat hubungannya dengan manusia, tiada seorangpun di dunia ini
yang tidak pernah merasakan cinta, seluruh aktivitas manusia dipenuhi oleh
cinta. Saat sekarang inipun banyak orang yang tak henti-hentinya menonton
sinetron atau film tentang kisah cinta, juga banyak orang yang mendengarkan
tentang lagu-lagu cinta yang apabila didengarkan oleh para pencinta begitu
indah perasaannya dan juga sebaliknya.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta
adalah rasa sangat suka atau rasa sayang. Sedangkan kata kasih merupakan perasaan sayang atau cinta yang menaruh
belas kasihan. Dengan demikian arti keduanya hampir bersamaan, sehingga kata
kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai
perasaan suka atau sayang kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas
kasihan.Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat
perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya
rasa, sedangkan kasih diartikan lebih secara nyata atau perwujudan dari cinta
itu sendiri. Dengan kata lain cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan
secara nyata.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.
Cinta samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta kasih dengan nafsu
adalah sebagai berikut:
- Cinta kasih bersifat manusiawi dan nafsu bersifat
binatang
- Cinta kasih bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat
jasmaniah yang birahi.
- Cinta kasih menunjukkan perilaku memberi, sedangkan
nafsu cenderung menuntut.
2. Macam-Macam Cinta
1. Cinta yang menggebu. Orang yang memiliki cinta
ini maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga
cintanya ia ingin memonopoli cintanya dan hampir tidak bisa berpikir lain
2. Cinta yang penuh dengan kasih sayang, cinta
semacam ini selalu disertai kelembutan, siap berkorban, dan siap melindungi.
Orang yang memiliki cinta jenis ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya,
baginya adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu dia harus menderita
3. Cinta untuk sementara, cinta sangat membara
sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cendrung kurang
diperhatikan cinta jenis ini disebut dalam konteks poligami. Contoh cinta
pocong, cinta yang suka meloncat-loncat dari satu hati ke hati lainnya
4. Cinta yang sangat mendalam, cinta macam ini
alami, orisinil, dan memabukkan orang yang terserang cinta. Cinta jenis ini
bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang
dilakukan. Cinta rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran,
misalnya belas kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk
sembahyang, membelanya meskipun salah.
5. Cinta buta, cinta yang mendorong prilaku
menyimpang tanpa sanggup mengelak bagaimana seorang kakek bercinta dengan gadis
remaja yang disebut cinta buta. Cinta tidak diundang dan pergi tidak diantar
6. Cinta kepada Tuhan : barang siapa rindu
berjumpa pasti waktunya akan tiba sangat dekat dengan-Nya
7. Cinta mendidik, cinta seorang guru pada
siswanya, mendidik dan melatihkan siswanya kepada hal-hal yang poisitif meski
sulit demi masa depannya
3. Jenis Cinta Kasih
Adanya beberapa jenis cinta kasih, yaitu sebagai berikut :
a. Cinta kasih antar
orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan
anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu
mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna dikemudian hari.
b. Cinta kasih
antara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis
dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai mawar
merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
c. Cinta kasih
antara sesama manusia. Apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya
yang sedang sakit (empati) dan membawa obat atau oleh-oleh berupa makanan
kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang
sakit itu.
d. Cinta kasih antara manusia dan Tuhan. Apabila seorang
taat beribadah, menurut perintah Tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, orang itu
mempunyai cinta kasih kepada Tuhan penciptanya.
e. Cinta kasih manusia
terhadap lingkungannya. Apabila seseorang membuat taman yang indah, memelihara
taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanami tanah gundul
dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa
orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.
4. Motif-Motif yang Mendorong Timbulnya Cinta
Motif cinta adalah perasaan yang diikuti oleh keinginan
dan kecenderungan hati seseorang untuk mencintai sesuatu. Ia juga bisa
diartikan sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan ia dicintai.
Dengan demikian, yang di maksud dengan motif itu adalah perpaduan keduanya,
sifat-sifat seseorang mendorong orang lain untuk mencintinya, dan perasaan yang
ada pada diri sang pencinta. Disamping adanya keserasian dan kecocokan, sebagai
kekuatan yang akan menjalin dan mengikat cinta mereka.
Ketika sang kekasih berada dalam puncak pesona
kecantikannya, di tambah dengan kesempurnaanya dan keselarasan yang mengikat
kedua jiwa, tersebut, akan terciptalah cinta yang langgeng dan abadi.
Terkadang, kadar kecantikan sang kekasih itu biasa-biasa saja, tetapi begitu
sempurna dimata pencinta, cintanya pun akan menjadi sempurna. Jadi kecantikan
itu bersifat relatif, tergantung seberapa besar cinta yang dirasakan oleh
seseorang itu, karena”cintamu kepada sesuatu bisa membuatmu buta dan tuli”.
Tidak diragukan lagi bahwa seseorang kekasih adalah seorang yang paling cantik
dimata seorang sang pencinta dan melebihi dari segala sesuatu. Bisa saja
kecantikan seorang wanita itu sempurna, tetapi tidak dapat sepenuhnya dinikmati
oleh seorang pria, sehingga cintanya menjadi biasa-biasa saja.
Pertemuan II dan III
1. Makna Kasih
Sayang
Pembangunan
nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan manusia seutuhnya berarti
manusia dalam hidupnya bukan hanya mengejar materi atau kekayaan dunia saja
tetapi juga mengejar kehidupan rokhaniah. Karena selain bekerja untuk menjaga
kesehatan atau kebutuhan biologis atau badaniah tetapi juga spiritualnya
Orang
yang selalu menjaga kesehatan jasmani dan rokhaninya ini berarti telah
menyayangi atau memberikan kasih sayang pada dirinya sendiri. Oleh karena
manusia dalam hidupnya tidak sendirian bahkan disadari sebagai bagian dalam
kehidupan sosial atau bermasyarakat, maka kita harus menempatkan diri kita
dalam lingkungan masyarakat yang penuh dengan kasih sayang, bukannya saling
mencurigai, dan bermusuhan sehingga akan menimbulkan ketidak tenangan.
Adapun
makna yang terkandung dalam kasih sayang : menghormati dan mengasihi semua ciptaan Tuhan baik makhluk hidup maupun
benda mati seperti menyayangi diri sendiri berlandaskan hati nurani yang luhur.
2.
Kasih Sayang Dalam
Keluarga
Keluarga
adalah sebagai suatu “kesatuan” dan “pergaulan”. Sebagai satu kesatuan
merupakan gabungan dari beberapa orang yang ditandai oleh hubungan genealogis
dan psikologis yang saling ketergantungan dengan karakteristiknya yang
berbeda-beda. Sebagai pergaulan hidup mengandung arti bahwa keluarga
menggambarkan ikatan atau hubungan di antara anggota keluarganya yang diikat dengan
berbagai sistem nilai.
Keluarga
dalam bentuk apapun pada hakekatnya merupakan persekutuan hidup, dalam
kedudukan inilah lahir berbagai fungsi keluarga. Keluarga merupakan bagian dari
lingkungan terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang merupakan bagian
dari masyarakat dan bangsa, oleh karenanya kekuatan suatu negara bersumber
kepada kekuatan keluarga, baik yang menyangkut kelancaran, keselamatan maupun
kelangsungan hidup suatu keluarga, hal ini berhubungan dengan berbagai fungsi
keluarga.
Iklim
kehidupan keluarga diartikan sebagai suasana psikologis yang dirasakan dan
berpengaruh terhadap kecenderungan perilaku anggota keluarganya. Hubungan
antara orang tua dengan anak merujuk kepada hubungan sosial dalam arti apakah
hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter. Sikap orang tua yang
demokratis akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak. Sikap orang tua pada
anak mampu digambarkan dalam berbagai sikap seperti menerima hangat,
menghargai, bermusuhan atau menolak, memiliki, ikhlas.
Sikap
menerima dari orang tua berarti orang tua mau menerima kehadiran anak dengan
segala kekurangan dan kelebihannya, menghargai hak-hak anak berarti
memperlakukan anak sebagai seorang pribadi, serta tidak menjadikan anak sebagai
alat pemuas kebutuhan orang tua. Sedangkan sikap menolak atau bermusuhan dari
orang tua berarti orang tua tidak mengkui dan menghargai hak dan martabat anak,
sehingga anak cenderung mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri, karena
setiap perilaku anaknya selalu jelek dimata orang tuanya.
Sedangkan
sikap orang tua yang bersifat memiliki
terhadap anak adalah orang tua yang merasa bahwa anak adalah seorang
yang harus dilindunginya, sehingga memungkinkan berkembangnya sikap mendominasi
dan memanjakan anak. Selain itu orang tua yang bersikap ikhlas akan memberikan
kebebasan pada anak untuk melakukan aktivitas sendiri tanpa lepas kontrol dari
orang tua.
Sikap
demokratis dan otoriter merujuk kepada sejauh mana anak dilibatkan dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keluarga. Dalam situasi yang
demokratis anak belajar menghargai dan mendengarkan penmampu orang lain.
Sedangkan dalam situasi yang otoriter anak tidak diberi kesempatan untuk
mengemukakan penmampunya sendiri, karena anak harus mematuhi segala sesuatu
yang telah digariskan oleh orang tua dan anak dianggapnya sebagai instrumen
untuk memenuhi segala harapan dan tujuan orang tua, anak cendrung tertekan dan
putus asa.
Anak-anak
yang berasal dari keluarga yang orang tuanya demokratis, menerima, dan ikhlas,
akan memiliki rasa percaya diri, banyak inisiatif, mampu mengatasi masalah yang
dihadapinya, mampu menghargai penmampu orang lain, dan mampu memahami
kebutuhannya sendiri dalam kaitannya dengan kebutuhan orang lain serta mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Sedangkan anak-anak yang berasal dari
lingkungan keluarga yang orang tuanya bersikap menolak, dan otoriter maka anak
akan memiliki rasa kurang percaya diri, dan bersifat kaku dalam memasuki lingkungannya,
kurang inisiatif dan spontanitas, bersifat menerima karena ia tidak mau tahu
kenapa harus berbuat seperti itu, serta sensitif, mudah prustasi karena ketidak
berdayaan.
Dalam
kehidupan keluargalah pertama kali kasih sayang ditanamkan, sikap kasih sayang
merupakan salah satu prasyarat terwujudnya suatu keluarga yang sejahtera,
tenang dan harmonis. Tanpa sikap kasih sayang dalam kehidupan keluarga maka kesejahteraan, ketenangan dan
keharmonisan keluarga tidak mungkin akan terwujud, begitu pula dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3.
Kasih Sayang Dalam Kehidupan Bertetangga
Dalam
kehidupan bermasyarakat pemerintahan yang terkecil adalah rukun tetangga (RT)
yang berperan di mana orang-orang yang hidup disekitar wilayahnya tersebut
berusaha untuk membuat semacam keteraturan.
Bila
ada masalah-masalah yang timbul maka yang pertama akan mengurusnya adalah rukun
tetangga. Seperti mengenai keterangan tentang setatus seseorang, apakah sudah
memiliki kartu penduduk, setatus pekerjaan, perkawinan, dan agama, dan
sebagainya, maka rukun tetanggalah yang memberikan keterangan yang paling awal,
sebelum lembaga pemerintah yang lebih di atasnya memberikan keterangannya. Atau
mengatur ketertiban pengelolaan kehidupan, maka rukun tetanggalah yang mulai
mengurusnya.
Diatas
rukun tetangga adalah rukun warga (RW) yang sama kedudukannya sebagai pengelola masyarakat yang ada
disekitarnya dengan kedudukan yang lebih tinggi di atas rukun tetangga.
Pola
kehidupan kedua pengelola di atas terdapat hal yang saling berkaitan. rukun tetangga-rukun
tetangga bergabung atau dihimpun dalam rukun warga. Dengan kata lain rukun
warga memiliki wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan rukun tetangga.
Rukun
tetangga dan rukun warga adalah satu contoh yang sifatnya merupakan suatu
lembaga terkecil dalam suatu masyarakat. Lembaga tersebut memberikan warna bagi
kehidupan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya. Artinya kesadaran rukun
tetangga dan rukun warga adalah sebagai peletak kedua setelah keluarga. Di mana
di dalamnya dimulai suatu hal yang menujang kehidupan berikutnya.
Peraturan-peraturan baru mulai diterapkan, dan tidak hanya mengikat anggota
keluarga saja akan tetapi semua keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya.
Kehidupan bermasyarakat dimulai
dalam kebiasaan lingkungan ini, dimana hasilnya akan terlihat apabila kehidupan
di dalam suatu lingkungan tertib, rapi, sejahtera, dan saling menghormati.
Masyarakat yang tidak teratur menunjukkan bahwa kehidupan keluarga tidak
memiliki dasar yang kuat, dan masyarakat yang teratur menunjukkan suatu
keluarga yang penuh keteraturan.
Tetangga sebenarnya merupakan keluarga terdekat kita
karena bila terjadi suatu bencana atau kesulitan tetanggalah yang pertama menolong
kita bukan keluarga sedarah yang berada ditempat jauh inilah sebagai awal
lahirnya kasih sayang sayang dalam bertetangga
4. Kasih sayang pria dan wanita
Setelah
pria dan wanita menginjak dewasa, wajarlah apabila mereka sama-sama mecari
pasangan hidup masing-masing karena perkawinan merupakan kebutuhan primer bagi
manusia normal. Baik pria maupun wanita yang sudah dewasa saling mencari jodoh
menurut strategi masing-masing. Apabila mereka saling melirik, saling bertemu ,
dan saling memperhatikan , ini pertanda sudah mulai tertanam bibit-bibit cinta
yang kemudiaan tumbuh pohon cinta diantara mereka yang selanjutnya berbuahkan
kasih sayang diantara mereka. Seorang pria perjaka menaruh perhatian istimewa
kepada seorang gadis mulai menunjukkan tanda-tanda Kasih Sayang yang yang
didasari rasa cinta dengan pendekatan perkenalan, prilaku sopan, lemah lembut,
suka menolong, mengantar pulang kerumah, dan melindungi si gadis dengan penuh
rasa tanggung jawab. Tindakan berikutnya memberikan sekuntum mawar merah
sebagai tanda kasih sayang yang mulai bersemi dihati dan si gadis pun maklum
serta menerima mawar merah dengan penuh
harapan, menjadi titik awal menuju hari esok yang bahagia. Sedangkan Kasih
Sayang pria dengan wanita tanpa diikuti tanggung jawab, tidak lebih dari cinta
palsu yang membangkitkan kebencian.
5.
Kasih sayang sesama manusia
Seorang
sahabat berkunjung kerumah kost materinnya yang sedang sakit, membawa makanan
yang diinginkannya, serta obat yang diperlukannya. Sahabat itu ikut menjaga dan
melayani kebutuhan materinnya yang sakit, membantu menguruskan makanan dan
pakaiannya, serta menghubungi orang tua materinnya itu guna memberitahukan
tentang sakitnya. Sahabat tersebut dikatakan menaruh
Kasih Sayang yang didasari belas kasihan kepada materinnya yang sakit itu.
Seorang pejabat menyerahkan sejumlah uang tiap bulan kepada sekelompok anak
yatim/yatim piatu yang menjadi asuhannya. Ini merupakan ungkapan Kasih Sayang
yang didasari belas kasihan kepada anak yatim/yatim piatu.Seorang bidan yang
bersedia datang karena memenuhi panggilan seorang ibu yang akan melahirkan,
merupakan ungkapan Kasih Sayang yang didasari pengabdian kepada ibu yang
melahikan itu. Dalam hal kadar Kasih Sayang rendah atau bahkan tidak ada, Anda
dapat membayangkan bagaimana nasib orang sakit, anak yatim/yatim piatu, dan ibu
yang akan melahirkan? Jika tidak ada kasih sayang sesama manusia ?
6. Kasih sayang terhadap lingkungan
Seorang membuat taman bunga yang indah, dipelihara dan
dirawat dengan teliti dan hati-hati.Taman bunga tersebut diberi pupuk dan
disiram setiap hari, sehingga tumbuh dengan suburnya. Bunga warna-warni mulai
mekar dengan tertata rapi menurut tempat pajangannya masing-masing. Orang
pembuat taman bunga tersebut menaruh Kasih Sayang yang didasari senang pada
alam lingkungannya yang indah. Disamping taman bunga itu, dibuat sebuah kolam
kecil yang ditanami dengan teratai kuning, putih dan merah jambu. Sebulan
kemudian bermekaranlah aneka warna kembang teratai yang sangat indah dan
menarik, seolah menantang orang lalu-lalang sambil berkata: ”Lihatlah kami yang
tumbuh bebas dan indah ini dengan perasaan
senang, semoga Anda juga menaruh Kasih Sayang terhadap lingkungan Anda. ”Jika
malihat alam lingkungan yang porak-poranda karena nafsu serakah manusia, masih
adakah Kasih Sayang yang selain kabencian?
7
Kasih sayang terhadap Tuhan
Seorang yng taat beribadah akan mematuhi perintah Tuhan dan
mnjauhi larangan-Nya. Di mana ada ceramah agama, disitu dia aktif berdialog.
Kemana dia pergi, kesitu dia membawa buku-buku agama. Dia belajar agama dengan
rajin. Orang taat beragama ini menaruh Kasih Sayang yang didasari pengabdian
kepada Tuhan sang Pencipta. Karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna, sudah sewajarnya manusia mengabdi kepada Tuhannya. Namun, kenyataannya, mengapa dimana-mana terjadi pengingkaran kepada Tuhan,
manusia tidak mau tahu dengan Tuhan? Apakah ini bukan kebencian? Apakah anda
termasuk orang yang taat sembahyang atau malas sembahyang ?
8. Ungkapan kasih sayang
a.
Ungkapan Kasih Sayang Dalam
Ungkapan Kata-Kata
Ungkapan
Kasih Sayang dalam bentuk kata-kata atau pernyataan, antara lain: ” aku cinta padamu”,
”tidurlah sayang”, jauh dimata dekat dihati”, ”cintaku dikampus biru”, ataupun
sentuhan lembut yang mengasyikkan”. Ungkapan Kasih Sayang ini biasa digunakan
oleh orang Barat atau orang Timur dengan gaya bahasanya masing-masing dalam
pergaulan sehari-hari atau dunia seni sastra, seni suara, bahkan ungkapan kasih
sayang dijadikan semacam rayuan gombal.
b.
Ungkapan Kasih Sayang Dalam Bentuk
Tulisan
Ungkapan
Kasih Sayang dalam bentuk tulisan, sms, Facebook, telegram, dan faksimile,
antara lain : surat cinta dan surat anak kepada ayah/ibu. Ungkapan Kasih Sayang
ini biasa digunakan apabila tempatnya saling berjauhan atau karena sulit
mengucapkan dengan kata-kata, atau karena malu.
c.
Ungkapan Kasih Sayang Dalam Bentuk
Gerakan
Ungkapan
Kasih Sayng dalam bentuk gerakan adalah yang paling banyak dan merajalela dapat
dijumpai dimana saja terjadi pertemuan, di rumah, di kantor, perayaan ulang
tahun, upacara perkawinan, di forum resmi
dan lain-lain.Bentuk gerakan tersebut, antara lain:
1) Bersalaman, bentuk yang umum digunakan oleh orang mana saja;
2) Pelukan, bentuk umum yang digunakan oleh orang Barat dan juga orang Timur;
3) Ciuman (biasa atau mesra), bentuk yang umum digunakan oleh orang Barat
bahkan sudah merempet juga kepada orang Timur; dan
4) Rangkulan/dekapan, bentuk yang umum digunakan orang Barat bahkan sudah
merempet juga kepada orang Timur.
d.
Ungkapan Kasih Sayang Dalam Bentuk
Media
Ungkapan
Kasih Sayang dalam bentuk media, antara lain: setangkai bunga, suvenir, kado
dan oleh-oleh. Ungkapan-ungkapan ini umum digunakan untuk menyatakan perasaan
cinta asmara atau sebagai ganti ucapan selamat, baik dalam konteks cinta asmara
maupun peristiwa upacara tertentu. Suvenir, kado, dan oleh-oleh umum digunakan
oleh orang mana saja, baik dalam konteks cinta asmara atau konteks biasa saja.
Pertemuan IV
1.
Menyimak konsep cinta dan kasih sayang melalui berdiskusi
2.
Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti terhadap tokoh yang terdapat
dalam kliping
Kliping
Hari Kasih Sayang
“Hari Valentine, Katakan Cinta dengan
Bunga”
Denpasar (Bali Pos)
Hari
Valentine atau Hari Kasih Sayang yang jatuh tiap tanggal 14 Februari selalu
identik dengan bunga dan coklat. Di Hari Halentine, 14 Februari ini, seperti
biasanya, para penjual bunga pun berlomba-lomba menyediakan koleksi bunga
terbaik dan tersegar milik mereka.
Di sepanjang jalan Mayjen Soetoyo, Denpasar. Misalnya, toko-toko penjual
bunga disepanjang jalan tersebut dipenuhi dengan beraneka warna bunga tetapi
yang menyolok adalah bunga yang berwarna merah dan pink. Terutama aneka bunga
mawar baik lokal maupun import.
Menurut Putu Biaktha, S.E., salah seorang pemiliki toko bunga di Jalan
Mayjen Soetoyo, di Hari Valentine bunga yang paling banyak dicari bunga mawar.
“Biasanya yang paling banyak dicari dan dibeli oleh konsumen bunga mawar
pertangkai.” Ujar Biaktha kepada Bali Post. Rabu (13/2) kemarin. Sementara
bunga berbentuk buket biasanya dilayani jika ada pesanan.
Menurut Biaktha, warna-warna pada bunga mawar masing-masing punya makna
yang berbeda. Warna bunga mawar merah padam artinya pendekatan yang terlalu
berani, mawar putih artinya cinta abadi,
sementara warna mawar merah muda artinya romantis. “Yang sedang nge-trend
sekarang warna bunga mawar ungu yang artinya mengikat cinta,” jelasnya. Namun
sayang, warna bunga mawar ungu sangat sulit ditemui karena termasuk langka,
pemesanannya pun harus dari Belanda.
Pembeli bunga, menurut Biaktha, sebagian besar anak-anak remaja tanggung
atau yang masih sekolah. Mereka mulai ramai membeli bunga sejak Rabu sore
kemarin. “Orang dewasa biasanya membeli bunga saat Valentine malamnya. Bahkan
biasanya ketahuan siangnya membeli bunga untuk istri, pacar atau
selingkuhannya.” Tutur Biaktha sambil tersenyum.
Lonjakan harga bunga paa saat Hari Valentine, lanjut Biaktha, sangat
terasa. Jika mawar lokal biasanya dijual supplier Rp. 5.00 per batang maka pada
saat Hari Valentine bisa harganya menjadi Rp. 2.000 per batang. Mawar import
yang dijual supplier biasanya Rp. 2.000 bisa menjadi Rp. 6.000 saat Hari
Valentine tiba. “Biasanya saya jual dengan harga sudah naik 200-300% itu sudah
termasuk dengan pita dan pembungkus plastiknya,” jelasnya. Untuk memikat
konsumen, selain menjual bunga Biaktha juga menyediakan coklat.
Suasana Valentine yang bertaburan kasih sayang, juga menimbulkan ide
untuk menjual pernak-pernik Hari Kasih Sayang itu. Seperti toko di Jalan Watu
Renggong, Denpasar. Toko itu sebenarnya menjual aneka jenis Helm. Namun dalam
suasana Valentine ini, toko tersebut disulap jadi tempat penjualan
pernak-pernik Valentine seperti bantal, boneka, kartu ucapan, coklat dan
sebagainya yang berhubungan Valentine. Bantal yang dijual dan dipajang di toko
dominan berbentuk hati berwarna merah, pink dan biru.
Asih, seorang penjaga toko itu, Rabu (13/2) kemarin mengatakan pembeli
pernak-pernik itu kebanyakan pria. Mereka biasanya membeli boneka beruang atau
kelinci, menurutnya penjualan barang-barang tersebut cukup menjanjikan
keuntungan.
Makna Tersendiri
Erich Fromm dalam bukunya “The Art of Loving” mendifiniskan cinta
sebagai kekuatan aktif dalam diri manusia. Karakter cinta yang aktif selalu
memuat elemen-elemen dasar tersendiri seperti perhatian, tanggung jawab,
penghargaan dan pemahaman.
Karena itu, banyak orang yang menunjukkan cinta dengan memberi perhatian
kepada orang-orang yang dikasihinya. Ayu Astriani, misalnya. Gadis Kelas XI
salah satu SMA di Badung itu mengatakan Valentine dirayakan dengan membeli
hadiah seperti coklat untuk sang pacar dan materin-materinnya. Setidaknya dia
menyiapkan lima kado. “Bujetnya sekitar 100 rbu,” ujarnya.
Hari Kasih Sayang juga memberi makna tersendiri untuk Adhi Agus
Sutrisna, 31. menurutnya Valentine sebaiknya diarahkan untuk mendalami falsafah
Tat Twam Asi. Jadi, memberi kasih sayang tidak dilihat dari ukuran umur,
penampilan, materi dan sebagainya. “Yang lebih penting, bukan memberi hadiah
semata, tetapi peka terhadap permasalahan orang lain dan lebih banyak melakukan
kegiatan sosial yang tidak hanya kepada yang mereka kita kenal tetapi juga kepada
setiap orang yang sangat membutuhkan, sehingga kasih sayang kita lebih bermakna
dan mampu menanam karma baik. Seperti memberi bantuan pada yatim piatu, panti
jompo dan sebagainya.” Ujarnya.
Lurah Kuta I Gede Suparta, S.STP.,M.M. (30) berpenmampu, menurutnya,
ber-Valentine tidak seharusnya pada tanggal 14 Februari yang nota bene
merupakan kebudayaan barat, yang harus dimaknai pada hari kasih sayang, adalah
nilai kasih sayangnya, bukannya hubungan laki dan perempuannya namun terhadap
semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada dimuka bumi ini, harus kita berikan kasih
sayang sehingga dengan sendirinya kita pun akan memperoleh limpahan kasih
sayang pula baik dari Tuhan, dari sesama manusia dan alam sekitar kita.. (san/ari)
Mengetahui,
|
Amlapura,
|
Kepala
SMK
N 1 Amlapura
|
Guru
mata pelajaran
|
|
|
|
|
I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
|
I
Ketut Sueta, S.Pd
|
NIP. 197108022000121002
|
|
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMK N 1 AMLAPURA
Mata Pelajaran : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester : XI / 1
Pertemuan ke :
ke sembilan, ke sepuluh, ke sebelas dan ke dua belas
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
( 4 X 40 Menit )
Standar
Kompetensi : 1. Memahami dan menerapkan nilai hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar : 1.3 Memiliki kebersamaan dan gotong
royong
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I
- Menguraikan latar belakang perlu
ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa Indonesia yang berpedoman pada semboyang Bhinneka
Tunggal Ika
- Menjelaskan yang menyebabkan manusia harus
selalu hidup dalam kebersamaan
- Menjelaskan latar belakang manusia tidak
dapat hidup sendirian
Pertemuan II dan
III
- Mendeskripsikan pengertian gotong royong
- Menjelaskan alasan diadakannya gotong
royong dan kekeluargaan
- Menjelaskan manfaat dari bergotong royong
- Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur
dari rasa kebersamaan dan gotong royong
- Memiliki perilaku budi pekerti luhur dari
hidup dalam kebersamaan dan suka bergotong royong
Pertemuan IV
- Menggali nilai budi pekerti
dan nilai karakter bangsa dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam kliping dengan
topik gotong royong
- Merefleksikan diri dengan
meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam
kliping
- Menunjukkan perilaku positif
dengan selalu menghargai diri sendiri dengan suka melaksanakan perbuatan
gotong royong
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A Akademik
Pertemuan I
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan latar belakang perlu
ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa Indonesia yang berpedoman pada semboyang Bhinneka
Tunggal Ika
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan yang menyebabkan
manusia harus selalu hidup dalam kebersamaan
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan latar belakang
manusia tidak dapat hidup sendirian
Pertemuan II dan
III
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian gotong
royong
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan alasan diadakannya
gotong royong dan kekeluargaan
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan manfaat dari
bergotong royong
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki nilai-nilai budi pekerti
luhur dari rasa kebersamaan dan gotong
royong
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki perilaku budi pekerti
luhur dari hidup dalam kebersamaan dan suka bergotong royong
Pertemuan IV
- Melalui berdiskusi dan menggali infomasi dari berbagai sumber siswa
mampu Menggali nilai positif dari
tokoh-tokoh yang terlibat dalam
kliping dengan topik gotong royong
- Melalui berdiskusi dan menggali infomasi dari berbagai sumber siswa
mampu Merefleksikan diri dengan
meneladani tokoh-tokoh yang memiliki
nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
- Melalui berdiskusi dan menggali infomasi dari berbagai sumber siswa
mampu Menunjukkan perilaku positif
dengan selalu menghargai diri sendiri
dengan suka melaksanakan perbuatan gotong royong
B. Nilai – Nilai Karakter
1. Perilaku yang
menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan (Jujur)
2. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat
(disiplin)
3. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama dengan orang lain dalam berdiskusi dan
bermusyawarah sesuai dengan hak dan kewajibannya (Demokratis)
4. Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
5. Tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain
yang didasari sikap berpikir positif (Bersahabat/Komunikatif)
5. Cara berpikir,
bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan
politik bangsa (Cinta tanah air)
6. Sikap,
perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
atas kehadiran dirinya (Cinta damai)
7. Sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan (Peduli sosial)
8. Sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan
terhadap diri, masyarakat, bangsa, lingkungan, negara dan Tuhan (Tanggung
jawab)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
Kebersamaan
Pertemuan
II dan III
Gotong Royong
Pertemuan IV
1.
Pemahaman konsep gotong royong
2.
Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti
dengan sikap ikut aktif melakukan gotong royong seperti dalam kliping
IV. STRATEGI, METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN :
-
Stategi Pembelajaran :
Diskoveri Ekspositori
-
Metode Pembelajaran : Penugasan, diskusi
kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab
-
Model pembelajaran : Group
Investigation (diskusi klompok)
V.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
PERTEMUAN
I
(PERTAMA)
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang pentingnya kebersamaan
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5
menit
|
I
N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari kehidupan kebersamaan di Indonesia, berdasarkan
pengamatan, pemberitaan di media cetak, elektronika
dan buku sumber (jujur,
toleransi, cinta damai,
Bersahabat/Komunikasi, Cinta tanah air,
Peduli sosial,
Tanggung jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3.
Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: kebersamaan dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI
:
1.
Diskusi kelas dengan materi kebersamaan (Demokratis, rasa ingin tahu)
2.
Membuat laporan hasil kerja kelompok
3.
Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4.
Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3.
Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4.
Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35
menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5
menit
|
PERTEMUAN
II
dan III
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang pentingnya bergotong royong
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5
menit
|
I
N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi terkini dari kehidupan bergotong royong di Indonesia, berdasarkan
pengamatan, pemberitaan di media cetak,
elektronika dan buku sumber (jujur,
toleransi, cinta damai,
Bersahabat/Komunikasi, Cinta tanah air,
Peduli sosial,
Tanggung jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3.
Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: gotong royong dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI
:
1.
Diskusi kelas dengan materi gotong royong (Demokratis, rasa ingin tahu)
2.
Membuat laporan hasil kerja kelompok
3.
Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4.
Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3.
Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4.
Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35
menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5
menit
|
PERTEMUAN
IV
(KE
EMPAT)
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
AWAL
|
1.
Melakukan presensi dan apresiasi (disiplin)
2.
Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.
Memberikan motivasi belajar tentang pentingnya menggali nilai budi pekerti
luhur dan karakter bangsa dalam kliping
bergotong royong
4.
Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5.
Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6.
Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
|
5
menit
|
I
N T I
|
EKSPLORASI
:
1.
Informasi tentang pentingnya menggali nilai budi pekerti luhur dan karakter
bangsa dalam kliping bergotong
royong (jujur, toleransi, cinta damai,
Bersahabat/Komunikasi, Cinta tanah
air, Peduli sosial, Tanggung jawab)
2.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas
3.
Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
pembelajaran: gotong royong dari buku
sumber
4.
Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada
ELABORASI
:
1.
Diskusi kelas dengan materi gotong royong (Demokratis, rasa ingin tahu)
2.
Membuat laporan hasil kerja kelompok
3.
Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya
dalam batas waktu yang telah
disepakati
4.
Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
penyaji dan selanjutnya diberikan
tanggapan. Bila tanggapannya belum
bisa diterima kelompok penanya, penyaji
bisa melemparkan pertantaan
tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI
:
1.
Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2.
Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3.
Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4.
Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5.
Menyampaikan topik penilai perkelompok
|
35
menit
|
PENUTUP
|
1. Guru dan
siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes
dalam bentuk lisan
3.
Penugasan siswa :
- Penugasan berstruktur : mengerjakan
soal latihan di rumah pada KD yang
akan disampaikan minggu depannya
- Penugasan mandiri tidak berstruktur :
mengkliping artikel atau Berita dari
media cetak yang berkaitan dengan
materi atau KD yang akan dibahas minggu
depannya
|
5
menit
|
V. Alat ( Bahan ) : Spidol,
White board, LCD + Lap Top
VI. Sumber Belajar : SUMBER
BELAJAR: Buku
P4 dari BP7 Jakarta, PPKn untuk SMU Drs. Aim Abdulkarim,
M.Pd
Ganeca Exact Bandung, Video, TV, Surat Kabar dan BAHAN AJAR : Pend. Budi
Pekerti
untuk SMA/SMK kelas XI, Smt 1
Oleh Drs. I Made Sucipta.M.Si
VII Penilaian :
1. Penilaian Kognitif, Guru melakukan
post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidak mengulang
pengalaman belajar. Penilaian di
dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam
bentuk lembar tugas yang dikerjakan
siswa.
2. Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai
dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian
untuk mengukur TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI yang
ingin dicapai sebagai berikut :
Penilaian
dalam bentuk soal uraian I
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Apakah yang melatar belakangi
perlu ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa
Indonesia yang berpedoman pada
semboyang Bhinneka Tunggal Ika ?
|
Karena
bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, ras dan antargolongan
(SARA)
|
Betul
100
|
2.
|
Apakah yang menyebabkan manusia
harus selalu hidup dalam kebersamaan ?
|
Karena
manusia makhluk sosial selalin makhluk individu sehingga tidak dapat hidup
tanpa bantuan manusia yang lainnya
|
Betul
100
|
3.
|
Jelaskanlah
mengapa manusia selalu memburtuhkan orang lain ?
|
Karena tidak dapat memenuhi sendiri semua kebutuhan
hidupnya
|
Betul
100
|
Penilaian
dalam bentuk soal uraian II
NO
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
SKOR
|
1.
|
Deskripsikan pengertian gotong royong
|
Gotong
royong merupakan suatu kegiatan kekeluargaan saling membantu atau melaksanakan pekerjaan bersama menurut
batas kemampuan masing-masing, secara sukarela dan tanpa pamrih demi tujuan
hidup bersama
|
Betul
100
|
2.
|
Jelaskan alasan
diadakannya gotong royong dan kekeluargaan
|
1.
Manusia itu tidak hidup sendiri didunia
ini, tetapi dikelilingi
oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan
alam semesta.
2.
Dalam segala aspek kehidupan manusia pada
hakikatnya
tergantung pada sesamanya.
3.
Manusia harus memelihara hubungan baik
dengan
sesamanya agar tidak dikucilkan.
4. manusia
harus semampu mungkin berbuat sama dan
bersama
dengan sesama komunitas
|
Betul
1 = 25
2 = 50
3 = 75
4 =100
|
3.
|
Jelaskan
manfaat dari bergotong royong
|
1.
Mampu menumbuhkan solidaritas antara sesama
warga
sehingga mampu terhindar dari
perpecahan.
2. Dengan
adanya penghargaan terhadap orang lain maka
akan
mampu saling tolong menolong dan meringankan
kesulitan
hidup dan mampu menunjang proses
pemantapan kehidupan masyarakat.
|
Betul
1 = 50
2= 100
|
Jumlah skor yang diperoleh
siswa
Nilai
=
--------------------------------------------- X
100
Jumlah skor maksimal
2.
Penggalian nilai
NO.
|
Penggalian
nilai
|
Nilai
yang digali
|
SKOR
|
1.
|
Galilah nilai budi Pekerti dari gotong royong dan
kekeluar-gaan dalam kliping
|
1. baik hati, 2. bekerja keras, 3. bersemangat, 4. cinta sesama, 5. tenggang rasa, 6.
ikhlas, 7. kerjasama, 8. penolong, 9.
rela berkorban
|
|
4. Penilaian Afektif, penilaian ini
dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan
oleh guru. Selama proses
pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”,
atau dalam bentuk pengamatan .
Format Lembar Pengamatan
Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :
No
|
Indikator Sikap
Nama Siswa
|
A1 =
Reciving
|
A2 = Responding
|
A3 =
Valuing
|
A4 =
Organizing
|
A5 = Caracterizing
|
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui,
|
Amlapura,
|
Kepala
SMK
N 1 Amlapura
|
Guru
mata pelajaran
|
|
|
|
|
I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
|
I
Ketut Sueta, S.Pd
|
NIP. 197108022000121002
|
|
MATERI PEMBELAJARAN
Standar
Kompetensi : 1. Memahami dan menerapkan nilai hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar : 1.3 Memiliki kebersamaan dan gotong
royong
I.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
:
Pertemuan I
- Menguraikan latar belakang perlu
ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa Indonesia yang berpedoman pada semboyang Bhinneka
Tunggal Ika
- Menjelaskan yang menyebabkan manusia harus
selalu hidup dalam kebersamaan
- Menjelaskan latar belakang manusia tidak
dapat hidup sendirian
Pertemuan II dan
III
- Mendeskripsikan pengertian gotong royong
- Menjelaskan alasan diadakannya gotong
royong dan kekeluargaan
- Menjelaskan manfaat dari bergotong royong
- Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur
dari rasa kebersamaan dan gotong royong
- Memiliki perilaku budi pekerti luhur dari
hidup dalam kebersamaan dan suka bergotong royong
Pertemuan IV
- Menggali nilai budi pekerti
dan nilai karakter bangsa dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam kliping dengan
topik gotong royong
- Merefleksikan diri dengan
meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam
kliping
- Menunjukkan perilaku positif
dengan selalu menghargai diri sendiri dengan suka melaksanakan perbuatan
gotong royong
II. TUJUAN
PENCAPAIAN KOMPETENSI :
Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa
diharapkan :
A Akademik
Pertemuan I
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan latar belakang perlu
ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa Indonesia yang berpedoman pada semboyang Bhinneka
Tunggal Ika
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan yang menyebabkan
manusia harus selalu hidup dalam kebersamaan
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan latar belakang
manusia tidak dapat hidup sendirian
Pertemuan II dan
III
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian gotong
royong
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan alasan diadakannya
gotong royong dan kekeluargaan
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan manfaat dari
bergotong royong
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki nilai-nilai budi pekerti
luhur dari rasa kebersamaan dan gotong
royong
- Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki perilaku budi pekerti
luhur dari hidup dalam kebersamaan dan suka bergotong royong
Pertemuan IV
- Melalui berdiskusi dan menggali infomasi dari berbagai sumber siswa
mampu Menggali nilai positif dari
tokoh-tokoh yang terlibat dalam
kliping dengan topik gotong royong
- Melalui berdiskusi dan menggali infomasi dari berbagai sumber siswa
mampu Merefleksikan diri dengan
meneladani tokoh-tokoh yang memiliki
nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
- Melalui berdiskusi dan menggali infomasi dari berbagai sumber siswa
mampu Menunjukkan perilaku positif
dengan selalu menghargai diri sendiri
dengan suka melaksanakan perbuatan gotong royong
B. Nilai – Nilai Karakter
1. Perilaku yang
menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan
pekerjaan (Jujur)
2. Berperilaku
tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku
di lingkungan sekolah dan di masyarakat
(disiplin)
3. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama dengan orang lain dalam berdiskusi dan
bermusyawarah sesuai dengan hak dan kewajibannya (Demokratis)
4. Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
5. Tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain
yang didasari sikap berpikir positif (Bersahabat/Komunikatif)
5. Cara berpikir,
bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan
politik bangsa (Cinta tanah air)
6. Sikap,
perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
atas kehadiran dirinya (Cinta damai)
7. Sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan (Peduli sosial)
8. Sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia
lakukan terhadap diri, masyarakat, bangsa, lingkungan, negara dan Tuhan (Tanggung
jawab)
III.
MATERI PEMBELAJARAN :
Pertemuan I
Kebersamaan
Tak bisa dipungkiri lagi, manusia terlahir sebagai makhlik sosial., yang
selalu membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupan karena tidak ada manusia
yang dapat hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Namun tidak dapat disalahkan
juga, jika ada manusia yang menyendiri kehidupannya dalam mencapai sebuah
keinginan. Namun, kesendiriannya juga tidak bisa berlangsung lama,
karena manusia akan terikat dengan aturan Tuhan yaitu harus bermaterin dalam
kebersamaan. Kebersamaan disisni tidak harus dikategorikan sebagai kekasih,
isteri atau lawan jenis saja, tapi juga merupakan bagian dari kehidupan yaitu
ciptaan Tuhan.
Kebersamaan dapat dikatakan sebagai persatuan atau bersatu. Negara
Indonesia menjadikan semboyan bangsanya adalah symbol persatuan yaitu Bhinneka
Tunggal Ika. Tidak dapat kita bayangkan jika semboyan itu dilalaikan dan
kemerdekaan tidak akan mungkin kita dapat karena bangsa kita terdiri banyak
suku, agama, ras, antar golongan dan bahasa daerah, bagaimana kebersamaan bisa
terwujud tanpa semboyan tersebut.
Begitu indahnya sebuah kebersamaan atau persatuan. Kita pasti pernah
mendengar ilustrasi tentang kebersamaan, yang diumpakan sebagai sapu lidi.
Sebatang lidi tidak berarti apa-apa, namun ketika kita satukan ia mampu menjadi
alat penyapu yang bisa membersihkan sampah.
Ilustrsi sapu lidi tersebut menjelaskan kepada kita betapa pentingnya
kebersamaan atau persatuan tersebut. Namun, begitu banyaknya ilustrasi
kebersamaan diterima, tapi masih banyak perpecahan di sekitar kita. Mulai dari
keluarga hingga di luar rumah tangga pun sudah tidak asing lagi. Seperti yang
kita lihat akhir-akhir ini, begitu banyak pertentangan yang terjadi di kalangan
masyarakat. Sikap anarkime dan brutalisme termasuk demonstrasi atas nama
keadilan dan transparansi melakukan tindak kekerasan, jelas telah menciderai
makna kebersamaan yang selama ini kita cari dan senantiasa kita dambakan tapi
hal tersebut tidak dapat juga disalahkan karena banyak elite politik yang
menjadi penyelenggara negara atau lembaga negara termasuk abdi negara yaitu PNS
yang melakukan tindak pidana korupsi. Pelaku korupsi bagaikan sebatang atau
beberapa batang lidi yang terlepas dari seikat lidi yang menjadi sapu juga
perlu dibersihkan.
Dalam banyak riwayat digambarkan bahwa Tuhan selalu memelihara kebersamaan.
Sepanjang mereka menjalin hubungan mesra, bukan saja dengan Tuhan, melainkan
juga dengan sesama manusia.
Sesungguhnya, keseluruhan gerakan dalam kebersamaan mengilustrasikan
persamaan dan kesetaraan, sekaligus mengikat kuat kedekatan satu sama lain,
sesungguhnya merupakan cerminan bahwa kita dapat menyamakan persepsi, sikap,
dan bahkan perilaku. Lihatlah, waktu sembahyang tiba, kita semua harus
menghentikan sementara seluruh aktifitas yang tengah kita lakukan. Selayaknya
kita bergegas mendatangi rumah-rumah Tuhan menghormati tempat suci. Keseluruhan perasaan kita akan tercurah total kepada Sang Pencipta.
Suasana rukun pelan-pelan lenyap. Kebersamaan merupakan sisi kehidupan yang
unik dan penuh pembelajaran. Memberi arti untuk setiap aktifitas yang kita
lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan kekuatan untuk berbuat sesuatu,
mencapai suatu tujuan, tapi sering tidak disadari akan makna kebersamaan itu
sehingga saat-saat bersama sering terabaikan dan terlewatkan begitu saja
bagaikan waktu yang berjalan begitu cepat tanpa kita sadari dia akan pergi.
Budaya makan enggak makan asal kumpul, gemeinschaft (paguyuban) atau
mezzo-structures suatu bentuk interaksi sosial kekeluargaan, solidaritas
sosial, perasaan menjadi satu kesatuan dalam rasa sepenanggungan, tenggang rasa
atau tepa selira dengan nilai-nilai moral berupa penghormatan sesama manusia,
tanggung jawab, kejujuran, kerukunan, dan kesetiakawanan. Disadari ataupun
tidak disadari akhir-akhir ini telah menjauh dari kehidupan berbangsa dan
bernegara masyarakat Indonesia. Kebersamaan yang indah yang mulai terkikis oleh
budaya-budaya individualis. Pandangan hidup yang mengagung-agungkan kebebasan
personal yang mendorong manusia untuk mendahulukan kepentingan dan kebebasan
pribadi tanpa memikirkan hak-hak orang lain. Sikap ini acapkali menjerumuskan
manusia ke dalam perbenturan dengan pihak lain dalam hidup sosial. Penyanjung kebebasan seakan-akan tinggal di luar entitas sosial dan
seolah-olah mereka tidak berdampingan dengan sesama. Keberadaan budaya
kebersamaan sekarang lebih menjadi nilai-nilai yang semu, Menjauh dari titik
nyatanya dan hanya sekedar simbol dipermukaan. Pudarnya nilai-nilai luhur telah
menjadikan masyarakat Indonesia menjadi ‘kasar’ dan tanpa perasaan, dan
semakin menguat manakala hukum tidak lagi mempunyai kewibawaan untuk mengatur kita.
Jika terus sperti ini, apakah kita masih layak disebut sebagai suatu bangsa
yang Pancasilais?
Bangsa pada dasarnya merupakan suatu bentuk solidaritas
kolektif; yang mana lebih menonjolkan elemen kebersamaan dan tidak menyoroti
masalah ketidaksamaan ataupun eksploitasi. dalam konteks definisi kelompok
sosial, Ferdinand Tonnies mengemukakan bahwa kelompok sosial
adalah suatu bentuk kehidupan bersama, dimana anggota-anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Batasan ini disebut
Tonnies sebagai paguyuban atau gemeinschaft.
Tonnies menyebutkan beberapa ciri peguyuban atau kebersamaan, yaitu;
(1). Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra antar
individu dalam kelompok masyarakat.
(2) Private,
hubungan yang bersifat pribadi antar sesama anggota masyarakat, karena faktor
pertalian darah.
(3). Exclusive,
yakni hubungan yang tertutup antara segenap anggota masyarakat sebagai suatu
paguyuban.
Oleh karena itu di dalam gemeinschaft atau paguyuban
terdapat suatu common will (kemauan bersama), dan juga ada suatu understanding
(pengertian bersama), serta kaidah yang timbul dengan sendiri dari kelompok
tersebut. Tujuannya adalah menciptakan keseimbangan (yang harmonis) antar
anggota kelompok. Asas persaudaraan ini dijaga oleh institusi negara yang
memiliki kemampuan menjangkau segenap anggota dari suatu bangsa. Fungsi lain
dari suatu bangsa adalah merusmuskan dan menegakkan aturan permainan, entah
dalam kehidupan ekonomi, dan politik, maupun kemasyarakatan yang disepakati oleh
anggotanya. Bangsa dibentuk oleh unsur kebudayaan, sejarah dan warisan tradisi
lain yang pernah ada sebelumnya. Dikatakan sebagai suatu solidaritas kolektif
karena memiliki lambang-lambang budaya sendiri seperti bahasa yang digunakan
dalam wilayah teritorial tertentu, yang sebenarnya mencerminkan suatu
kesatuaan. Oleh karena itu, konsep bangsa menonjolkan persaudaraan dan atau
kebersamaan. Yang mana kebersamaan ini akan membentuk suatu komunitas politik,
bangsa dan negara yang senantiasa mengalami proses rekonstruksi terus menerus
sepanjang sejarah perkembangannya.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan
kebersamaan dalam kehidupannya. Tuhan menciptakan
manusia beraneka ragam
dan berbeda-beda tingkat sosialnya. Ada yang kuat ada yang lemah, ada yang kaya
ada yang miskin
dan seterusnya. Demikian pula Tuhan ciptakan manusia dengan keahlian dan
kepandaian yang berbeda-beda pula. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi
dan saling mengambil manfaat. Orang kaya tidak dapat hidup tanpa orang
miskin yang menjadi pembantu pegawai sopir, buruh dan seterusnya. Demikian pula
orang miskin tidak dapat hidup tanpa orang kaya yang mempekerjakan dan
mengupahnya.
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat? Tuhan telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan Tuhan telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat? Tuhan telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan Tuhan telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Kehidupan bermasyarakat sendiri tidak akan terwujud dengan sempurna kecuali
dengan ada seorang pemimpin dalam kebersamaan. Oleh karena itulah kita sesama manusia
bersatu dalam kebersamaan di bawah satu penguasa. Sesungguhnya setan selalu bersama orang yang sendirian sedangkan dari orang
yang berdua dia lebih maka setan akan menjauh.
Pertemuan
II dan III
Gotong Royong
1.
Pengertian gotong royong
Gotong royong
merupakan suatu kegiatan kekeluargaan saling membantu atau melaksanakan pekerjaan bersama menurut
batas kemampuan masing-masing, secara sukarela dan tanpa pamrih demi tujuan
hidup bersama
2.
Alasan dilaksanakannya gotong royong
Gotong royong bagi
masyarakat Indonesia dipandang penting dengan alasan:
1.
Manusia itu tidak hidup sendiri didunia ini,
tetapi dikelilingi oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan alam semesta.
2.
Dalam segala aspek kehidupan manusia pada
hakikatnya tergantung pada sesamanya.
3.
Manusia harus memelihara hubungan baik dengan
sesamanya agar tidak dikucilkan.
4.
Manusia harus semampu mungkin berbuat sama
dan bersama dengan sesama komunitas
Gotong
royong di masyarakat dilandasi oleh motivasi atau dilandasi oleh sikap:
1.
“Setia kawan” (tanggung jawab terhadap
kepentingan umum)
2.
Pandangan tentang hak milik harus
difungsionalkan.
3.
Manfaat nilai-nilai moral dari gotong royong dalam masyarakat
Dengan
adanya pola hidup gotong royong yang dilandasi semangat kekeluargaan pada
masyarakat bila ditinjau dari kepentingan untuk persatuan bangsa maka pola
hidup kekeluargaan ini sangat menunjang terwujudnya persatuan bangsa, karena
dengan pola hidup kekeluargaan akan memperoleh manfaat :
1.
Mampu menumbuhkan solidaritas antara sesama
warga sehingga mampu terhindar dari perpecahan.
2. Dengan adanya penghargaan terhadap orang
lain maka akan mampu saling tolong menolong dan meringankan kesulitan hidup dan
mampu menunjang proses pemantapan kehidupan masyarakat
Pertemuan IV
3.
Pemahaman konsep gotong royong
4.
Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti
dengan sikap ikut aktif melakukan gotong royong seperti dalam kliping
Diskusi
Artikel
“Gotong Royong Mempererat Rasa
Kekeluargaan Warga”
Menipisnya Semangat Gotong Royong
Ciri khas bangsa Indonesia salah
staunya adalah gotong royong, kita mengetahui bahwa modernisasi dan globalisasi
melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya jangan
sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang
kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi
mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh kebudayaan asing yang
lebih mementingkan individualisme.
Dalam
kehidupan ekonomi misalnya, yang semula bangsa Indonesia berdasarkan pertanian,
setelah masuknya masa industrialisasi, semangat gotong royong masayarakat
berkurang, ini terbukti dulu pengerjaan sawah dengan secara bergotong royong
diantara anggota subak namun sekarang orang cendrung menggunakan traktor dan
main upah, hal ini disebabkan karena masyarakat sekarang cenderung besifat
individualistis, sehingga ada anggapan umum ” hidup bebas asal tidak mengganggu
kehidupan orang lain”.
Contoh lain misalnya, beberapa tahun yang
lalu, sekitar awal tahun 2000-an, kita masih bisa melihat masayarakat pedesaan
mempertahankan gotong royong, setidaktidaknya
tiga bulan sekali waktu musim tanam di sawah, namun seriring berjalannya waktu,
dan masuknya budaya barat yang lebih mendorong masyarakat berkeinginan untuk ketidakmauan
meninggalkan masalah perekonomian setelah masuknya masa industrialisasi, serta
kesibukan masyarakat dengan menomorsatukan kepentingan pribadinya, lambat laun
budaya gotong royong akan menipis.
Perhatikan
masa sekarang, ditahun ini, kita sudah jarang
menemukan masyarakat yang mau bergotong royong, mungkin masih ada dibeberapa
daerah yang masih dapat mempertahankan budaya gotong royong Apakah di sekolahmu
masih ada kegiatan gotong royong ?. Tapi
sebagian besar masyarakat Indonesia ditahun ini sudah menjadi masyarakat yang
individualis, dan kemungkinan besar beberapa tahun yang akan datang, tradisi
gotong royong akan punah dengan masuknya masa yang lebih dari masa modernisasi
dan globalisasi. Dan ada kemungkinan tradisi/budaya Indonesa tertutup oleh
budaya barat dan buda asing lainnya.
Tradisi gotong royong yang menipis ini,
termasuk dalam teori evolusi (evolutionary
theory), seperti pendapat Emile Durkheim (1858-1917) bahwa
perubahan karena evolusi mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat,
terutama yang berhubungan dengan kerja. Dan pendapat Ferdinand Tonnies (1963)
bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan yang
erat dan kooperatif, menjadi tipe masyarakat yang memiliki hubungan yang
terspesialisasi dan impersonal.
Gejala sosial kontemporer memprihatinkan
yang mewarnai perkembangan masyarakat kekinian di Indonesia ialah makin
menipis, atau bahkan mulai hilangnya, semangat kegotongroyongan. Padahal,
gotong royong, merupakan salah satu ciri spesifik yang membedakan masyarakat
Indonesia dengan masyarakat lain di berbagai belahan dunia lainnya.
Gotong royong,
sebelumnya menjadi modal sosial yang selama ratusan tahun telah membentuk
struktur dan kultur masyarakat di Indonesia. Namun, seiring dengan perubahan jaman
yang diwarnai modernisasi di segala bidang, modal sosial yang sempat dianggap
sebagai keunggulan komparatif bangsa Indonesia mulai menipis.
Bahkan bila melihat perkembangan sosial budaya selama dua
dekade terakhir, semangat gotong royong boleh dibilang telah redup sama sekali.
Sebaliknya, seiring meredupnya semangat gotong royong, munculah individualisme
sebagai sebuah kekuatan budaya baru.
Ini memang pandangan yang pesimistik. Akan
tetapi bila melihat fenomena sosiologis yang terjadi selama dua dedake, nyaris
semua sistim nilai yang dulu merupakan hal-hal positif dari bangsa ini telah
bangkrut.
Padahal betapa
strategisnya gotong royong bagi bangsa Indonesia. Tak hanya sebagai modal
sosial, tetapi juga lebih luas lagi, gotong royong yang ditandai dengan
kolektifisme dalam berbagai hal, menjadi modal kebudayaan bagi bangsa Indonesia
dalam menapaki proses perjalanan historisnya menuju masyarakat beradab atau
madani (civilian). (Sucipta)
Mengetahui,
|
Amlapura,
|
Kepala
SMK
N 1 Amlapura
|
Guru
mata pelajaran
|
|
|
|
|
I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
|
I
Ketut Sueta, S.Pd
|
NIP. 197108022000121002
|
|
No comments:
Post a Comment