Wednesday 3 February 2016

RPP Budi Peekeerti Kelas XI Semesteer 1



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )




Pendidikan

BUDI  PEKERTI








Kelas   XI
Semester    1






Oleh  :


I KETUT SUETA, S.Pd











KURIKULUM  TINGKAT  SATUAN  PENDIDIKAN

(  KTSP  )
SMK N 1 AMLAPURA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)




Nama Sekolah               : SMK N 1 AMLAPURA
Mata Pelajaran              : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester           : XI / 1
Pertemuan ke               : ke satu, ke dua, ke tiga dan ke empat
Alokasi Waktu              : 4 Jam Pelajaran ( 4 X 40 Menit )
Standar Kompetensi      : 1. Memahami dan menerapkan nilai hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar         : 1.3 Memiliki rasa toleransi

I.  INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI                   :
    
Pertemuan I

- Mendeskripsikan pengertian toleransi kehidupan antarumat beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan
   Yang Maha Esa
-     Mengidentifikasi landasan toleransi kehidupan beragama
-     Mendeskripsikan manfaat dari pembinaan toleransi kehidupan beragama  dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
    
     Pertemuan  II dan III

-     Mendeskripsikan makna kerukunan
-  Mengidentifikasi perwujudan kerukunan hidup beragama yang harmonis
-   Mengkaji hikmah yang didapat dari memperingati hari besar agama
-   Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dari bertoleransi
-   Memiliki perilaku rukun sesuai dengan agama dan kepercayaanNya masing-masing

    
     Pertemuan IV
    
     -    Menggali nilai budi pekerti dan nilai karakter bangsa dari kliping  toleransi kehidupan beragama
     -    Merepleksi diri dari penggalian nilai dari nilai budi pekerti pada kliping dengan topik Toleransi beragama
     -    Menunjukkan perilaku bertoleransi sesuai dengan ajaran agama masing-masing



II. TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI :

    Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa diharapkan :

   A   Akademik

     Pertemuan I

- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian toleransi kehidupan antarumat beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengidentifikasi landasan toleransi kehidupan beragama
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan manfaat dari pembinaan toleransi kehidupan beragama  dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
    
     Pertemuan  II dan III

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan makna kerukunan
-   Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengidentifikasi perwujudan kerukunan hidup beragama yang harmonis
-   Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengkaji hikmah yang didapat dari memperingati hari besar agama
-   Melalui menggali nilai-nilai budi pekerti luhur siswa mampu Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dari bertoleransi
-   Melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur siswa mampu Memiliki perilaku rukun sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaanNya masing-masing











     Pertemuan IV
    
     -    Melalui diskusi kelas siswa mampu  menggali nilai-nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter bangsa kliping 
           toleransi kehidupan beragama
     -    Melalui berdiskusi siswa mampu Merepleksi diri dari penggalian nilai dari nilai budi pekerti pada kliping
          dengan topik Toleransi beragama
-    Melalui berdiskusi siswa mampu Menunjukkan perilaku bertoleransi sesuai dengan ajaran agama masing-
     Masing dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

  B.  Nilai – Nilai Karakter

1.  Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, rukun dan toleransi terhadap pemeluk agama lain (Religius)
2.   Perilaku yang menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan (Jujur)
3.   Sikap dan tindakan yang selalu menghargai perbedaan agama (Toleransi)
4.   Berperilaku tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku di lingkungan sekolah dan di masyarakat  (disiplin)
5.   Menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam mencapai prestasi belajar dan membekali keterampilan
      untuk masa depan  (Kerja keras)
6.  Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain dalam menyampaikan pendapat (Demokratis)
7.   sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)

III.  MATERI PEMBELAJARAN  :
    
       Pertemuan I

     1.  Pengertian Toleransi

    2.  Landasan  Toleransi  Kehidupan  Beragama

    3.  Manfaat dalam Kehidupan Bertoleransi
      
       Pertemuan II dan III

       4.  Toleransi melahirkan kerukunan

      5.  Kerukunan hidup beragama

       6.  Makna dan hikmah peringatan hari besar beragama

       Pertemuan IV    
1.        Menyimak konsep toleransi kehidupan beragama
2.        Menggali Nilai-nilai tuntunan budi pekerti toleransi kehidupan beragama yang terdapat dalam kliping


IV.  STRATEGI, METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN  :
-       Stategi Pembelajaran   :  Diskoveri Ekspositori
-       Metode Pembelajaran   :  Penugasan, diskusi kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab
-       Model pembelajaran     :  Group Investigation (diskusi klompok)

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN  :

PERTEMUAN
I (PERTAMA)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
AWAL
1. Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2. Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar tentang makna toleransi beragama
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
5 menit
I N T I
EKSPLORASI :
1. Informasi terkini dari perkembangan toleransi kehidupan beragama di Indonesia
    berdasarkan pemberitaan di media cetak, elektronika dan buku sumber
    (Religius, jujur, toleransi, cinta damai)
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
    permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
    pembelajaran: toleransi beragama dari buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama  memecahkan
    permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan materi toleransi beragama (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya dengan
    ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah disepakati
4. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok penyaji
    dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila tanggapannya belum bisa diterima
    kelompok penanya, penyaji bisa melemparkan pertantaan tersebut pada  
    kelompok lainnya.
KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan topik penilai perkelompok
35 menit
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
    - Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD
      yang akan disampaikan minggu depannya
    - Penugasan mandiri tidak berstruktur : mengkliping artikel atau berita
      dari media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan
      dibahas minggu depannya
5 menit

PERTEMUAN
II  dan III
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
AWAL
1. Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2. Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar tentang kerukunan beragama
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
5 menit
I N T I
EKSPLORASI :
1. Informasi terkini dari perkembangan semakin kukuhnya kerukunan beragama di
    Indonesia berdasarkan pemberitaan di media cetak, elektronika dan buku
    sumber (Religius, jujur, toleransi, cinta damai)
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan   pokok
    permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
    pembelajaran: toleransi beragama dari buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama    memecahkan
    permasalahan yang ada
ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan materi kerukunan beragama (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas  kelompoknya
    dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah
    disepakati
4. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
    penyaji dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila tanggapannya belum
    bisa diterima kelompok penanya, penyaji bisa melemparkan pertantaan
    tersebut pada kelompok lainnya.
KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan topik penilai perkelompok
35 menit
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
    - Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD yang
      akan disampaikan minggu depannya
    - Penugasan mandiri tidak berstruktur : mengkliping artikel atau berita
      dari media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan
      dibahas minggu depannya
5 menit

PERTEMUAN
IV (KEEMPAT)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
AWAL
1. Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2. Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar tentang penggalian nilai budi pekerti luhur dan nilai
    karakter bangsa toleransi kehidupan beragama dan sosial
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati
5 menit
I N T I
EKSPLORASI :
1. Informasi dalam menggali nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter bangsa dari
    kliping (Religius, jujur, toleransi, cinta damai)
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan
    pokok permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
    pembelajaran: toleransi beragama dari buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama
    memecahkan permasalahan yang ada

ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan materi kehidupan toleransi beragama (Demokratis, rasa
    ingin tahu)
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
    dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah
    disepakati
4. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
    penyaji dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila tanggapannya belum
    bisa diterima kelompok penanya, penyaji bisa melemparkan pertantaan
    tersebut pada kelompok lainnya.

KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan topik penilai perkelompok

35 menit
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
    - Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD yang
      akan disampaikan minggu depannya
    - Penugasan mandiri tidak berstruktur : mengkliping artikel atau berita dari
      media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan
      dibahas minggu depannya

5 menit

V. Alat ( Bahan )            :  Spidol, White board, LCD + Lap Top 

VI. Sumber Belajar dan Bahan Ajar :   SUMBER BELAJAR: Buku P4 dari BP7 Jakarta, PPKn untuk SMU Drs. Aim Abdulkarim, M.Pd Ganeca Exact Bandung, Video, TV, Surat Kabar dan BAHAN AJAR : Pend. Budi Pekerti untuk SMA/SMK kelas XI, Smt 1Oleh Drs. I Made Sucipta.M.Si

VII   Penilaian                 :

  1. Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes  dengan membuat pertanyaan yang tidak mengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa.

  1. Pembelajaran tindak lanjut
-     Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
-     Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
-    
  1. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI yang ingin dicapai sebagai berikut : 

Penilaian dalam bentuk soal uraian I

NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
1.
Deskripsikanlah pengertian toleransi kehidupan antar umat beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

sikap sabar membiarkan orang lain untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing.
Betul
100
2.
Identifikasikanlah landasan toleransi kehidupan beragama di Indonesia

1. Pembukaan UUD 1945 Alenia IV
2. Pasal 29 ayat 2 UUD 1945
Betul
1 = 50
2=100
3.
Uraikanlah manfaat dalam kehidupan bertoleransi bagi diri sendiri dan masyarakat !
a.  Bagi kehidupan diri sendiri : sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang harkat, derajat dan martabatnya sama. Kita akan merasa bahwa kebebasan menjalankan ibadat, tidak akan diganggu oleh orang lain dan kita juga tidak akan menggangu umat lain yang sedang beribadat.
b.  Bagi kehidupan masyarakat :  di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara  pemeluk-pemeluk agama dan penganut-penganut keprcayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda, sehingga  dapat selalu dibina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
               
Betul
1 = 50
2=100

Penilaian dalam bentuk soal uraian II
   
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
1.
Deskripsikanlah makna dari kerukunan !
agar terbina keadaan yang mencerminkan saling pengertian, kedamaian, dan ketentraman
Betul
100
2.
Bagaimanakah perwujudan dari adanya kerukunan hidup beragama yang harmonis !







Perwujudan dari adanya kerukunan hidup beragama yang harmonis ditandai oleh hal-hal berikut :
1.       Makin meningkatnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Makin meningkatnya kerukunan kehidupan umat beragama dan penganut kepercayan tergadap Tuhan Yang Maha Esa.
3.      Makin meningkatnya peran serta umat beragama dalam pembangunan melalui pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.
 4.    Makin meluasnya sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan untuk menunaikan ibadahnya masing-masing

Betul
1 = 25
2 = 50
3 = 75
4=100
3.
Uraikanlah hikmah yang didapat dari memperingati hari besar agama !
1.      sebagai tuntunan atau pelajaran tingkah laku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat
2.      para pemeluknya akan selalu diingatkan dan disegarkan kesadarnnya agar mereka selalu mematuhi atau melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya

Betul
1 = 50
2=100
  
 Jumlah skor yang diperoleh siswa   
     Nilai  =    ---------------------------------------------    X  100
       Jumlah skor maksimal

III. Penggalian nilai

NO.
Penggalian nilai
Nilai yang digali
SKOR
1.
Galilah nilai-nilai budi pekerti dari toleransi kehidupan beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kliping

1.  adil,  2.  akrab,  3. akhlah mulya,  4. akur,  5. bijaksana,  6.  cinta kasih,  7. cinta sesama, 8. damai,  9. harmonis,  10. kebersamaan,  11. kerjasama. 12. menghargai orang lain,  13. pemaaf,  14. pengendalian diri, 15. sabar,  16. sopan santun,  17. hormat menghormati



  1. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :

No
                 
                          Indikator Sikap                              

  Nama Siswa
A1 =
 Reciving    
A2  = Responding        
A3   =
 Valuing      
A4  =
 Organizing            
A5 = Caracterizing
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
1







2







3







4







5







6







7







8







9







10









Mengetahui,   
Amlapura,
Kepala SMK N 1 Amlapura
Guru mata pelajaran




I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
I Ketut Sueta, S.Pd
NIP. 197108022000121002


MATERI PEMBELAJARAN

Standar Kompetensi      : 1. Memahami dan menerapkan nilai hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar         : 1.3 Memiliki rasa toleransi

I.  INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI                   :
    
Pertemuan I

- Mendeskripsikan pengertian toleransi kehidupan antarumat beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan
   Yang Maha Esa
-     Mengidentifikasi landasan toleransi kehidupan beragama
-     Mendeskripsikan manfaat dari pembinaan toleransi kehidupan beragama  dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
    
     Pertemuan  II dan III

-     Mendeskripsikan makna kerukunan
-  Mengidentifikasi perwujudan kerukunan hidup beragama yang harmonis
-   Mengkaji hikmah yang didapat dari memperingati hari besar agama
-   Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dari bertoleransi
-   Memiliki perilaku rukun sesuai dengan agama dan kepercayaanNya masing-masing

    
     Pertemuan IV
    
     -    Menggali nilai budi pekerti dan nilai karakter bangsa dari kliping  toleransi kehidupan beragama
     -    Merepleksi diri dari penggalian nilai dari nilai budi pekerti pada kliping dengan topik Toleransi beragama
     -    Menunjukkan perilaku bertoleransi sesuai dengan ajaran agama masing-masing



II. TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI :

    Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa diharapkan :

   A   Akademik

     Pertemuan I

- Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian toleransi kehidupan antarumat beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengidentifikasi landasan toleransi kehidupan beragama
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan manfaat dari pembinaan toleransi kehidupan beragama  dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
    
     Pertemuan  II dan III

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan makna kerukunan
-   Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengidentifikasi perwujudan kerukunan hidup beragama yang harmonis
-   Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengkaji hikmah yang didapat dari memperingati hari besar agama
-   Melalui menggali nilai-nilai budi pekerti luhur siswa mampu Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dari bertoleransi
-   Melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur siswa mampu Memiliki perilaku rukun sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaanNya masing-masing




     Pertemuan IV
    
     -    Melalui diskusi kelas siswa mampu  menggali nilai-nilai budi pekerti luhur dan nilai karakter bangsa kliping 
           toleransi kehidupan beragama
     -    Melalui berdiskusi siswa mampu Merepleksi diri dari penggalian nilai dari nilai budi pekerti pada kliping
          dengan topik Toleransi beragama
-    Melalui berdiskusi siswa mampu Menunjukkan perilaku bertoleransi sesuai dengan ajaran agama masing-
     Masing dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

  B.  Nilai – Nilai Karakter

1.  Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, rukun dan toleransi terhadap pemeluk agama lain (Religius)
2.   Perilaku yang menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan (Jujur)
3.   Sikap dan tindakan yang selalu menghargai perbedaan agama (Toleransi)
4.   Berperilaku tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku di lingkungan sekolah dan di masyarakat  (disiplin)
5.   Menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam mencapai prestasi belajar dan membekali keterampilan
      untuk masa depan  (Kerja keras)
6.  Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain dalam menyampaikan pendapat (Demokratis)
7.   sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)

III.  MATERI PEMBELAJARAN  :
    
       Pertemuan I

     1.  Pengertian Toleransi

Kata toleransi berasal dari bahasa latin “tolerare” yang berarti sikap sabar membiarkan sesuatu. Jadi , pengertian toleransi antarumat beragama dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah sikap sabar membiarkan orang lain untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing. Toleransi kehidupan beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan pasal 29 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan “ Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk  untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Jadi, jelaslah bahwa negara tidak bisa dan tidak akan memaksakan penduduknya untuk memeluk suatu agama yang dikehendakinya, negara memberi kebebasan kepada tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama yang ia yakini. Negara kita sudah menunjukkan sikap toleransi. Oleh karena itu, hendaknya kita mengembangkan sikap toleransi dengan tulus dan lkhlas.

Dengan terbina toleransi kehidupan beragama dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka akan terwujud kebebasan, ketenangan dalam memeluk agama dan beribadah sehingga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara mampu terwujud, dengan demikian akan menunjang kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang jasmani rokhani, dunia akhirat, material spiritual.

    2.  Landasan  Toleransi  Kehidupan  Beragama

Di Indonesia terdapat berbhinneka agama yang diakui secara resmi oleh negara seperti agama Islam, Hindu, Kristen Protestan, Katolik dan Budha begitu pula penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu memiliki hak yang sama dalam mengembangkan agama dan kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu, umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa patut saling menghormati dan bekerja sama.

UUD 1945 telah memberikan landasan kuat dalam rangka mengembangkan toleransi antar pemeluk agama dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa seperti di bawah ini :
a. Pembukaan UUD 1945 alenia IV :  “……negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa ….”
Dari kalimat di atas jelaslah bahwa negara kita berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah negara Theokrasi atau negara agama, melainkan negara berdasar atas Pancasila.
b.   Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
    3.  Manfaat dalam Kehidupan Bertoleransi

Dikembangkan sikap toleransi di inter umat beragama dan di antar umat beragama yang berbeda serta penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, tiada lain bertujuan agar diperoleh manfaat dalam kehidupan bertoleransi dan kerukunan hidup dalam kehidupan diri sendiri, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.



Adapun manfaat yang diharapkan terwujud dari toleransi kehidupan beragama yaitu :
a.      Bagi kehidupan diri sendiri : kita akan selalu sadar bahwa kita sama-sama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang harkat, derajat dan martabatnya sama. Kita akan merasa bahwa kebebasan menjalankan ibadat, tidak akan diganggu oleh orang lain dan kita juga tidak akan mengganggu umat lain yang sedang beribadat.
Contoh : Si A beragama Islam, mempunyai tetangga yang bukan beragama Islam. Pada waktu di rumah si A diadakan pengajian ibu-ibu, tetangganya dengan sabar (penuh toleransi) membiarkan dan menghormati dengan tidak membuat keributan, karena tetangganya menyadari itu adalah hak si A untuk menjalankan ibadatnya.
Dari contoh di atas jelaslah manfaat adanya sikap toleransi bagi diri kita adanya kebebasan dalam menjalankan ibadat. Kita juga harus menghormati hak orang lain untuk menjalankan ibadatnya.
b.      Bagi kehidupan masyarakat :  di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara  pemeluk-pemeluk agama dan penganut-penganut keprcayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda, sehingga  mampu selalu dibina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
   Jelaslah  bahwa manfaat toleransi dalam kehidupan bermasyarakat akan terciptanya kerukunan hidup antarumat beragama dalam lingkungan masyarakat demi tercapai persaudaraan dilingkungan masyarakat.
   Contoh : di kampung kita terdapat pemeluk atau umat beragama yang berbeda-beda. Dalam suatu organisasi PKK baik dalam kepengurusan maupun keanggotaannya terdiri dari banyak umat beragama yang berbeda hal ini tidaklah menjadi halangan dalam memajukan organisasi PKK tersebut. Begitu pula bila dalam satu warga kampung ada yang meninggal dunia walaupun berbeda agama tidaklah menjadikan halangan untuk kita melayat dan mengantarkan zenazah sampai kekuburan.
c. Bagi kehidupan berbangsa dan bernegara : toleransi akan sangat bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara karena akan tercipta persatuan dan kesatuan bangsa.
   Contoh : Suatu daerah yang mayoritas beragama Islam memiliki wilayah yang sangat luas dan sangat berpotensi untuk mengembangkan daerah pertanian sehingga memerlukan penduduk pendatang untuk ikut menggarap daerah pertanian tersebut, maka didatangkanlah transmigran dari daerah lain (Bali) yang memeluk agama Hindu, dan kehidupan di daerah transmigrasi bisa bertoleransi dan bahkan saling hormat menghormati dan bekerja sama dalam membangun daerah transmigran, menyatunya penduduk asli dan penduduk pendatang walaupun berbeda agama mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

Sikap yang harus dijauhi dalam rangka mengembangkan toleransi kehidupan beragama :
1.      Sikap fanatik yang berlebihan : suatu sikap yang tidak mau menghargai pemeluk agama lain dan bahkan memusihinya, menganggap agamanyalah yang paling baik dan agama lain rendah dimatanya, sempit pandangannya dan bahkan menganggap agama lain menjijikkan
2. Sikap mencampuradukkan ajaran agama atau ajaran aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran agama yang kita anut tetap kita jaga kemurniannya, tidak boleh mengikuti sembahyang agama lain walaupun ada hubungan darah, apalagi baru pacaran, membantu menyiapkan sarananya boleh tetapi ikut sembahyang tidak boleh.
3. Sikap acuh tak acuh terhadap ajaran agama lain atau ajaran kepercayaan lain. Keyakinan terhadap kebenaran ajaran agama atau kepercayaan yang kita anut harus dilakukan tetapi jangan sampai kita acuh terhadap ajaran agama atau ajaran kepercayaan lain. Sehingga tidak menyebabkan ketidak pedulian jika agama lain merayakan hari besar agamanya yang menuntut sikap toleransinya agama lain. Misalnya pada hari raya Nyepi bagi umat Hindu memerlukan ketenangan atau suasana sepi (hening) maka umat lain tidak boleh melalukan aktivitas yang sifatnya mengganggu kekhusukan umat hindu dalam menjalankan berata penyepian.

Nilai moral dalam toleransi kehidupan beragama dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa :
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup
3. Saling menghormati kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keprcayaannnya
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
     
       Pertemuan II dan III

       4.  Toleransi melahirkan kerukunan

Pancasila menghendaki bahwa kita harus senantiasa mengembangkan sikap dan perbuatan  hormat-menghormati antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, begitu pula terhadap sesama manusia walaupun berbeda suku, agama, ras dan antar golongan dan bangsa sehingga terbina kerukunan hidup. Adapun makna kerukunan dalam kehidupan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa : agar terbina keadaan yang mencerminkan saling pengertian, kedamaian, dan ketentraman. Oleh karena itu, agar kerukunan hidup tercapai, kita diharapkan mengembangkan perbuatan-perbuatan yang berkenaan dengan pengamalan sila pertama Pancasila sebagai berikut :
1.     Tidak menghina ajaran agama lain.
2.     Tidak bersifat fanatik yang berlebihan sehingga mengecilkan agama lain.
3.     Tidak menyebarkan agama kepada orang yang sudah memeluk agama.
4.     Bekerja sama dengan sesama pemeluk agama dan pemeluk agama lain

Hal demikian itu akan merupakan modal yang kuat bagi terciptanya kerukunan hidup, terutama kerukunan antarumat beragama.

      5.  Kerukunan hidup beragama

Tantangan yang serius dalam menciptakan kerukunan antara umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa tertumpu pada kebhinekaan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebab bila hal ini tidak dapat disamakan pemahamannya, akan menimbulkan keretakan yang mengarah pada perpecahan, dan yang pada gilirannya mengancam kesatuan dan persatuan bangsa.

Untuk itu, kita harus berupaya keras agar perbedaan agama dan kepercayaan tidak menimbulkan perselisihan. Kita harus senantiasa meningkatkan upaya-upaya untuk menciptakan kerukunan.

Upaya yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut
1.     Meningkatkan pemasyarakatan dan pembudayaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2.     Memberikan teladan kepada masyarakat untuk mengamalkan Pancasila
3.     Mengajak para pemeluk agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk selalu meningkatkan ketaqwaan dan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.     Memantapkan trikerukunan beragama, yakni :
a.     Kerukunan interumat beragama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
b.     Kerukunan antarumat beragama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; dan
c.     Kerukunan antarumat beragama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan pemerintah.
5.     Meningkatkan kondisi ketahanan nasional agar lebih meningkat dalam kehidupan sehari-hari

Untuk membina kerukunan beragama, pemerintah telah membentuk Departemen Agama, yang salah satu dari peranannya adalah mengurusi urusan kehidupan keagamaan. Disamping itu, Departemen Agama juga bertugas untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.     Lebih memantapkan dan lebih mengefektifkan Departemen Agama sebagai aparatur pemerintah dalam melayani sekaligus membimbing kearah pengisian dan pengokohan ideologi Pancasila sebagai dasar Negara.
2.     Meningkatkan pembinaan kerukunan hidup antarumat beragama sebagai bagian dari pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa serta pemantapan ketahanan nasional.
3.     Meningkatkan kerja sama antara departemen Agama dengan Departemen-departemen dan instansi-instansi pemerintah pada umumnya.
4.     Meningkatkan kerja sama dan pelayanan kepada majelis-majelis agama dan kelembagaan keagamaan lainnya.
5.     Meningkatkan kerja sama dengan negara-negara dan lembaga-lembaga swasta luar negeri yang ada hubungannya dengan bidang tugas Departemen Agama.

       6.  Makna dan hikmah peringatan hari besar beragama

Perayaan atau peringatan hari-hari besar agama sudah merupakan tradisi dan sudah merupakan bagian kehidupan para pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hari-hari besar agama diperingati dan dirayakan, karena mengandung arti dan makna tersendiri serta telah mendapat tempat yang baik dalam hati bangsa Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia, hari-hari besar agama mempunyai arti sejarah dan makna kerokhanian yang menyangkut kehidupan pada masa yang akan datang. Sebagai bangsa yang beragama, peringatan hari besar agama sebagai kewajiban moral untuk memperingati dan menghormatinya.

Upacara dan tata cara memperingati hari-hari besar agama pada setiap agama yang ada di Indonesia tentu berbeda-beda, tetapi memiliki arti dan makna yang sama yaitu :
1.    sebagai tuntunan atau pelajaran tingkah laku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat
2.    para pemeluknya akan selalu diingatkan dan disegarkan kesadarannya agar mereka selalu mematuhi atau melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya


       Pertemuan IV    
3.        Menyimak konsep toleransi kehidupan beragama
4.        Menggali Nilai-nilai tuntunan budi pekerti toleransi kehidupan beragama yang terdapat dalam kliping



Bahan  Diskusi

Kliping

Perbedaan adalah Keindahan

“LDII Gelar Dakwah Kerukunan
 Intern dan Atarumat”

Denpasar (Bali Pos)

   Akhir-akhir ini rasa persatuan dan persaudaraan bangsa mulai terlupakan. Banyak pertentangan yang mencuat yang akhirnya memicu terjadinya konflik. Hal itu utamanya disebabkan bermacam perbedaan kepentingan yang dimiliki.  Misalnya saja perbedaan dalam pilihan partai, aliran dan lain sebaginya. Pada hal bila kita menyimak dengan baik serta mampu menyikapi perbedaan itu layaknya sebuah pelangi. Wujud pelangi sebagai kumpulan dari berbagai macam warna menimbulkan suatu keindahan. Seperti itulah kita memaknai segala perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka, diperlukan sebuah komitmen bersama seluruh komponen untuk membangun kerukunan bangsa.
   Hal tersebut disampaikan Kompol Drs. HM Dasir saat menjadi penceramah dalam “Ceramah Umum tentang Pembinaan Umat untuk Meningkatkan Terwujudnya Kerukunan” yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Propinsi Bali, Kemis (7/2) kemarin. Bagi umat Islam khususnya, Dasir menekankan bahwa Islam sejatinya adalah satu. Tidak ada perbedaan yang menjadi alasan timbulnya perpecahan. “Yang membedakan itu hanyalah organisasinya, bukan agama Islamnya,” tegasnya.
   Untuk itulah dia kembali menghimbau agar kerukunan intern dan antarumat beragama bisa dipupuk dan dikembangkan secara kontinu. “Mari kita saling memahami, menyadari dan melaksanakan tugas masing-masing dengan baik agar dalam perjalankannya kita, tidak salah persepsi yang bermuara pada timbulnya perpecahan bangsa dan Negara,” tambah Dasir.
   Terkait dengan hal itu, Wakil Ketua Dakwah DPD LDII Propinsi Bali yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Panitia H. Abdullah Sutrisno memaparkan, selama ini LDII telah berupaya nyata mewujudkan kerukunan antarumat beragama. Di Bali LDII telah melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga umat beragama di luar Islam dan lembaga terkait lainnya. Seperti bila umat Hindu merayakan hari raya Nyepi, umat Islam dan umat beragama lainnya sangat menghormati umat Hindu yang merayakan tahun baru Caka dengan tidak melakukan hal-hal yang mengganggu kekhusukan perayaan Nyepi tersebut, dengan tidak melakukan aktivitas diluar rumah, tidak membunyinya pengeras suara di mesjid disaat melakukan solat, tidak menghidupkan lampu penerangan di malam hari secara berlebihan dan sebagainya. Inilah suatu bukti kami selalu menjunjung tinggi kerukunan umat beragama. Dan bila terjadi gesekan intern dan antarumat beragama, maka disinilah peranan lembaga agama dan para tokoh umat hendaknya mampu meredam sedemikian rupa sehingga jangan sampai agama yang dijadikan alasan untuk menciptakan kekeruhan, dan kita semua harus waspada terhadap kelompok teroris yang mengatasnamakan agama tertentu untuk merusak persaudaraan kita sesama bangsa Indonesia (ded/*)






Mengetahui,   
Amlapura,
Kepala SMK N 1 Amlapura
Guru mata pelajaran




I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
I Ketut Sueta, S.Pd
NIP. 197108022000121002



Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)




Nama Sekolah               : SMK N 1 AMLAPURA
Mata Pelajaran              : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester           : XI / 1
Pertemuan ke                : ke lima, ke enam, ke tujuh dan ke delapan
Alokasi Waktu              : 4 Jam Pelajaran ( 4 X 40 Menit )
Standar Kompetensi      : 1.    Memahami dan menerapkan nilai-nilai hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar         : 1. 2 Menumbuhkan cinta dan kasih sayang

I.  INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI                   :
    
    Pertemuan I

-     Mendeskripsikan pengertian cinta menurut Poerwadarminta
-     Membedakan cinta kasih dengan nafsu
-     Menjelaskan hubungan cinta kasih dengan kemesraan
-     Mengemukakan satu pribahasa yang trepat untuk melukiskan cinta kasih ibu dengan anaknya

     Pertemuan II dan III

-     Mendeskripsikan pengertian dari kasih sayang
-     Menguraikan lahirnya kasih sayang dalam keluarga
-     Menguraikan lahirnya kasih sayang dalam bertetangga
-     Mengemukakan ungkapan rasa kasih sayang dalam bentuk media
-     Menumbuhkan nilai-nilai luhur budi pekerti dari cinta dan kasih sayang
-     Menumbuhkan perilaku budi pekerti luhur dari cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari
    
     Pertemuan IV

-     Menggali nilai budi pekerti dan nilai karakter bangsa dari tokoh yang terlibat dalam kliping dengan  topik memiliki rasa  Kasih sayang
-     Merefleksikan diri dengan meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
-     Menunjukkan perilaku positif  budi pekerti luhur dengan selalu menanamkan kasih sayang

II. TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI :

    Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa diharapkan :

   A   Akademik

    Pertemuan I

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian cinta menurut Poerwadarminta
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Membedakan cinta kasih dengan nafsu
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan hubungan cinta kasih dengan kemesraan
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengemukakan satu pribahasa yang trepat untuk melukiskan cinta kasih ibu dengan anaknya

     Pertemuan II dan III

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian dari kasih sayang
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan lahirnya kasih sayang dalam keluarga
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan lahirnya kasih sayang dalam bertetangga
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengemukakan ungkapan rasa kasih sayang dalam bentuk media
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menumbuhkan nilai-nilai luhur budi pekerti dari cinta dan kasih sayang
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menumbuhkan perilaku budi pekerti luhur dari cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari
    
     Pertemuan IV

-     Melalui berdiskusi siswa mampu Menggali nilai budi pekerti luhur positif dari tokoh yang terlibat dalam kliping dengan  topik memiliki rasa  Kasih sayang
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Merefleksikan diri dengan meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
-     Melalui menggali nilai budi pekerti luhur siswa mampu menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti luhur dalam cinta dan kasih sayang terhadap Tuhan, sesama manusia dan lingkungan hidup
-     Melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur Menunjukkan perilaku positif  budi pekerti luhur dengan selalu menanamkan kasih sayang

     B.  Nilai – Nilai Karakter

1.   Perilaku yang menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan (Jujur)
2.   Berperilaku tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku di lingkungan sekolah dan di masyarakat  (disiplin)
3.   Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama dengan orang lain dalam berdiskusi dan bermusyawarah sesuai dengan hak dan kewajibannya  (Demokratis)
4.   Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
5.   Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain yang didasari sikap berpikir positif (Bersahabat/Komunikatif)
6.   Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas atas kehadiran dirinya (Cinta damai)
7.   Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
8.   Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan terhadap diri, masyarakat, bangsa, lingkungan, negara dan Tuhan (Tanggung jawab)

III.  MATERI PEMBELAJARAN  :
    
      Pertemuan I

1.  Pengertian Cinta Kasih

2.  Macam-Macam Cinta

3.  Jenis  Cinta Kasih
4. Motif-Motif yang Mendorong Timbulnya Cinta

      Pertemuan II dan III

     1.    Makna  Kasih  Sayang

      2.   Kasih  Sayang  Dalam  Keluarga
        
      3.   Kasih  Sayang Dalam Kehidupan  Bertetangga

     4.  Kasih sayang pria dan wanita

     5.  Kasih sayang sesama manusia

     6.  Kasih sayang terhadap lingkungan

    7  Kasih sayang terhadap Tuhan

     8.  Ungkapan kasih sayang

       Pertemuan IV

1.  Menyimak konsep cinta dan kasih sayang melalui berdiskusi
2.  Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti terhadap tokoh yang terdapat dalam kliping


IV.  STRATEGI, METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN  :
-       Stategi Pembelajaran   :  Diskoveri Inkuiri
-       Metode Pembelajaran   :  Penugasan, diskusi kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab
-       Model pembelajaran     :  Group Investigation (diskusi klompok)


V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN  :

PERTEMUAN
I (PERTAMA)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
AWAL
1. Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2. Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar tentang pemahaman cinta dan kasih sayang
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati

5 menit
I N T I
EKSPLORASI :
1. Informasi terkini mengenai penanaman nilai cinta dan kasih sayang berdasarkan pemberitaan di media cetak, elektronika dan buku sumber (jujur, toleransi, cinta damai, Bersahabat/Komunikasi, Cinta tanah air, Peduli sosial, Tanggung jawab)
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan
    pokok permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
    pembelajaran: cinta dan kasih sayang dari buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama
    memecahkan permasalahan yang ada

ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan materi cinta dan kasih sayang (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
    dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah
    disepakati
4. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
    penyaji dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila tanggapannya belum
    bisa diterima kelompok penanya, penyaji bisa melemparkan pertantaan
    tersebut pada kelompok lainnya.

KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan topik penilai perkelompok

35 menit
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
    - Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD
      yang akan disampaikan minggu depannya
    - Penugasan mandiri tidak berstruktur : mengkliping artikel atau berita
      dari media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan
      dibahas minggu depannya

5 menit


PERTEMUAN
II dan III
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
AWAL
1. Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2. Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar tentang perlunya kasih sayang
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati

5 menit
I N T I
EKSPLORASI :
1. Informasi terkini dari meningkatnya rasa kasih sayang dalam perayaan
    hari Valentine, berdasarkan pemberitaan di media cetak dan elektronika dan
    buku sumber (jujur, toleransi, cinta damai, Bersahabat/Komunikasi, Cinta damai,
    Peduli sosial, Tanggung jawab)
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan
    pokok permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
    pembelajaran: kasih sayang dari buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama
    memecahkan permasalahan yang ada

ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan materi kasih sayang  (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
    dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah
    disepakati
4. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
    penyaji dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila tanggapannya belum
    bisa diterima kelompok penanya, penyaji bisa melemparkan pertantaan
    tersebut pada kelompok lainnya.

KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan topik penilai perkelompok

35 menit
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
    - Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD
      yang akan disampaikan minggu depannya
    - Penugasan mandiri tidak berstruktur : mengkliping artikel atau berita
      dari media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan
      dibahas minggu depannya

5 menit





PERTEMUAN
IV (KE EMPAT)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
AWAL
1. Melakukan presensi dan apresiasi (Disiplin)
2. Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar tentang perlunya menggali nilai budi pekerti luhur
    dan nilai karakter bangsa dari kasih sayang dalam kliping
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati

5 menit
I N T I
EKSPLORASI :
1. Informasi tentang perlunya menggali nilai budi pekerti luhur
    dan nilai karakter bangsa dari kasih sayang dalam kliping (jujur, toleransi, cinta
    damai, Bersahabat/Komunikasi, Cinta damai, Peduli sosial, Tanggung jawab)
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan
    pokok permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
    pembelajaran: kasih sayang dari buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama
    memecahkan permasalahan yang ada

ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan materi kasih sayang  (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
    dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah
    disepakati
4. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
    penyaji dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila tanggapannya belum
    bisa diterima kelompok penanya, penyaji bisa melemparkan pertantaan
    tersebut pada kelompok lainnya.

KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan topik penilai perkelompok

35 menit
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
    - Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD
      yang akan disampaikan minggu depannya
    - Penugasan mandiri tidak berstruktur : mengkliping artikel atau berita
      dari media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan
      dibahas minggu depannya

5 menit


V.   Alat ( Bahan )          :  Spidol, White board, LCD + Lap Top 

VI. Sumber Belajar dan Bahan Ajar :   SUMBER BELAJAR: Buku P4 dari BP7 Jakarta, PPKn untuk SMU Drs. Aim Abdulkarim, M.Pd Ganeca Exact Bandung, Video, TV, Surat Kabar dan BAHAN AJAR : Pend. Budi Pekerti untuk SMA/SMK kelas XI, Smt 1  Oleh  Drs. I Made Sucipta.M.Si

VII   Penilaian                 :
       1.  Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes  dengan membuat pertanyaan yang tidak mengulang 
            pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam
            bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa.

       2.  Pembelajaran tindak lanjut
-     Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
-     Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu

      3.  Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI yang
           ingin dicapai sebagai berikut : 


Penilaian dalam bentuk soal uraian I

NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
1.
Deskripsikanlah pengertian cinta menurut Poerwadarminta !
Dan bagaimanakah deskripsi cinta menurut pendapatmu ?

cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang.
Pendapat siswa bebas berekspresi



Betul
100
2.
Bedakanlah antara cinta kasih dengan nafsu !

1. Cinta kasih bersifat manusiawi dan nafsu bersifat binatang
2. Cinta kasih bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah yang
     birahi.
3. Cinta kasih menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu
     cenderung menuntut.

Betul
1 = 35
2 = 70
3=100
3.
Bagaimanakah hubungan cinta kasih dengan kemesraan ?

Kemesraan merupakan wujud atau realisasi dari cinta kasih berupakan keakraban, saling menyayangi, melindungi dan menjaga

Betul
100
4.
Pribahasa apakah yang paling tepat untuk melukiskan cinta kasih orang tua dengan anak kandungnya ?

Cinta kasih ibu sepanjang masa cinta kasih anak sepanjang galah
Betul
100




Penilaian dalam bentuk soal uraian II dan III

NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
1.
Deskripsikanlah makna kasih sayang !
menghormati dan menyayangi semua ciptaan Tuhan baik makhluk hidup maupun benda mati seperti menyayangi diri sendiri.

Betul
100
2.
Uraikanlah lahirnya kasih sayang sayang dalam keluarga !

Dalam kehidupan keluargalah pertama kali kasih sayang ditanamkan dan dibina, karena sikap kasih sayang merupakan salah satu prasyarat terwujudnya suatu keluarga yang sejahtera, tenang dan harmonis. Tanpa sikap kasih sayang dalam kehidupan keluarga  maka kesejahteraan, ketenangan dan keharmonisan keluarga tidak mungkin akan terwujud

Betul
1 = 50
2=100
3.
Uraikanlah lahirnya kasih sayang sayang dalam bertetangga !
Tetangga sebenarnya merupakan keluarga terdekat kita karena bila terjadi suatu bencana atau kesulitan tetanggalah yang pertama menolong kita bukan keluarga sedarah yang berada ditempat jauh

Betul
100



                    Jumlah skor yang diperoleh siswa   
     Nilai  =    ---------------------------------------------    X  100
       Jumlah skor maksimal

2. Penggalian nilai

NO.
Penggalian nilai
Nilai yang digali
SKOR
1.
Galilah nilai budi pekerti dari kasih sayang  dalam kliping

1.amanah, 2.akhlak mulia, 3.akur, 4.baik sangka, 5.baik hati, 6.beradab, 7.cinta kasih, 8.cinta sesama, 9.damai, 10.empati, 11.harmonis, 12.tenggang rasa, 13.tulus, 14.kasih sayang, 15.kebersamaan, 16.kerjasama, 17.menghargai orang lain, 18.pemaaf, 19.sabar, 20.rendah hati, 21.santun, 22.sopan santun, 23.olas asih, 24.pengendalian diri, 25.hormat menghormati


      4.  Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan
           oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”,
           atau dalam bentuk pengamatan .


Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :

No
                 
                          Indikator Sikap                              

  Nama Siswa
A1 =
 Reciving    
A2  = Responding        
A3   =
 Valuing      
A4  =
 Organizing            
A5 = Caracterizing
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
1







2







3







4







5







6







7







8







9







10












Mengetahui,   
Amlapura,
Kepala SMK N 1 Amlapura
Guru mata pelajaran




I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
I Ketut Sueta, S.Pd
NIP. 197108022000121002























MATERI PEMBELAJARAN


Standar Kompetensi      : 1.    Memahami dan menerapkan nilai-nilai hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar         : 1. 2 Menumbuhkan cinta dan kasih sayang

I.  INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI                   :
    
    Pertemuan I

-     Mendeskripsikan pengertian cinta menurut Poerwadarminta
-     Membedakan cinta kasih dengan nafsu
-     Menjelaskan hubungan cinta kasih dengan kemesraan
-     Mengemukakan satu pribahasa yang trepat untuk melukiskan cinta kasih ibu dengan anaknya

     Pertemuan II dan III

-     Mendeskripsikan pengertian dari kasih sayang
-     Menguraikan lahirnya kasih sayang dalam keluarga
-     Menguraikan lahirnya kasih sayang dalam bertetangga
-     Mengemukakan ungkapan rasa kasih sayang dalam bentuk media
-     Menumbuhkan nilai-nilai luhur budi pekerti dari cinta dan kasih sayang
-     Menumbuhkan perilaku budi pekerti luhur dari cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari
    
     Pertemuan IV

-     Menggali nilai budi pekerti dan nilai karakter bangsa dari tokoh yang terlibat dalam kliping dengan  topik memiliki rasa  Kasih sayang
-     Merefleksikan diri dengan meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
-     Menunjukkan perilaku positif  budi pekerti luhur dengan selalu menanamkan kasih sayang

II. TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI :

    Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa diharapkan :

   A   Akademik

    Pertemuan I

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian cinta menurut Poerwadarminta
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Membedakan cinta kasih dengan nafsu
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan hubungan cinta kasih dengan kemesraan
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengemukakan satu pribahasa yang trepat untuk melukiskan cinta kasih ibu dengan anaknya

     Pertemuan II dan III

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian dari kasih sayang
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan lahirnya kasih sayang dalam keluarga
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan lahirnya kasih sayang dalam bertetangga
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mengemukakan ungkapan rasa kasih sayang dalam bentuk media
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menumbuhkan nilai-nilai luhur budi pekerti dari cinta dan kasih sayang
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menumbuhkan perilaku budi pekerti luhur dari cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari
    
     Pertemuan IV

-     Melalui berdiskusi siswa mampu Menggali nilai budi pekerti luhur positif dari tokoh yang terlibat dalam kliping dengan  topik memiliki rasa  Kasih sayang
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Merefleksikan diri dengan meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
-     Melalui menggali nilai budi pekerti luhur siswa mampu menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti luhur dalam cinta dan kasih sayang terhadap Tuhan, sesama manusia dan lingkungan hidup
-     Melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur Menunjukkan perilaku positif  budi pekerti luhur dengan selalu menanamkan kasih sayang

     B.  Nilai – Nilai Karakter

1.   Perilaku yang menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan (Jujur)
2.   Berperilaku tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku di lingkungan sekolah dan di masyarakat  (disiplin)
3.   Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama dengan orang lain dalam berdiskusi dan bermusyawarah sesuai dengan hak dan kewajibannya  (Demokratis)
4.   Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
5.   Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain yang didasari sikap berpikir positif (Bersahabat/Komunikatif)
6.   Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas atas kehadiran dirinya (Cinta damai)
7.   Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
8.   Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan terhadap diri, masyarakat, bangsa, lingkungan, negara dan Tuhan (Tanggung jawab)

III.  MATERI PEMBELAJARAN  :
    
      Pertemuan I

1.  Pengertian Cinta Kasih

Masalah cinta adalah masalah hati, ia berkaitan dengan perasaan yang terdalam dari diri manusia. Tidaklah mengherankan jika cinta itu mempunyai pengertian dan pemahaman yang beragam, tergantung pada siapa dan apa yang dirasakan oleh seseorang serta bagaimana ia mengekspresikan perasaan cinta tersebut, secara tidak langsung cinta adalah paduan simpati antara dua makhluk atau lebih. Rasa simpati ini tidak hanya berkembang antara pria dan wanita, akan tetapi bisa juga antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita, contohnya yaitu hubungan cinta kasih antara seorang ayah dengan anak laki-lakinya, dan antara seorang ibu dengan anak gadisnya
Cinta sangat erat hubungannya dengan manusia, tiada seorangpun di dunia ini yang tidak pernah merasakan cinta, seluruh aktivitas manusia dipenuhi oleh cinta. Saat sekarang inipun banyak orang yang tak henti-hentinya menonton sinetron atau film tentang kisah cinta, juga banyak orang yang mendengarkan tentang lagu-lagu cinta yang apabila didengarkan oleh para pencinta begitu indah perasaannya dan juga sebaliknya.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang. Sedangkan kata kasih merupakan perasaan sayang atau cinta yang menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti keduanya hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih diartikan lebih secara nyata atau perwujudan dari cinta itu sendiri. Dengan kata lain cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.  Cinta samasekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta kasih dengan nafsu adalah sebagai berikut:
- Cinta kasih bersifat manusiawi dan nafsu bersifat binatang
- Cinta kasih bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah yang birahi.
- Cinta kasih menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.

2.  Macam-Macam Cinta

1.    Cinta yang menggebu. Orang yang memiliki cinta ini maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya ia ingin memonopoli cintanya dan hampir tidak bisa berpikir lain
2.    Cinta yang penuh dengan kasih sayang, cinta semacam ini selalu disertai kelembutan, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya, baginya adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu dia harus menderita
3.    Cinta untuk sementara, cinta sangat membara sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cendrung kurang diperhatikan cinta jenis ini disebut dalam konteks poligami. Contoh cinta pocong, cinta yang suka meloncat-loncat dari satu hati ke hati lainnya
4.    Cinta yang sangat mendalam, cinta macam ini alami, orisinil, dan memabukkan orang yang terserang cinta. Cinta jenis ini bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Cinta rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya belas kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk sembahyang, membelanya meskipun salah.
5.    Cinta buta, cinta yang mendorong prilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak bagaimana seorang kakek bercinta dengan gadis remaja yang disebut cinta buta. Cinta tidak diundang dan pergi tidak diantar
6.    Cinta kepada Tuhan : barang siapa rindu berjumpa pasti waktunya akan tiba sangat dekat dengan-Nya
7.    Cinta mendidik, cinta seorang guru pada siswanya, mendidik dan melatihkan siswanya kepada hal-hal yang poisitif meski sulit demi masa depannya

3.  Jenis  Cinta Kasih
Adanya beberapa jenis cinta kasih, yaitu sebagai berikut :
a.    Cinta kasih antar orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baik dan berguna dikemudian hari.
b.         Cinta kasih antara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
c.    Cinta kasih antara sesama manusia. Apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya yang sedang sakit (empati) dan membawa obat atau oleh-oleh berupa makanan kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sakit itu.
d.   Cinta kasih antara manusia dan Tuhan. Apabila seorang taat beribadah, menurut perintah Tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih kepada Tuhan penciptanya.
e.    Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya. Apabila seseorang membuat taman yang indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanami tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.
4. Motif-Motif yang Mendorong Timbulnya Cinta

Motif cinta adalah perasaan yang diikuti oleh keinginan dan kecenderungan hati seseorang untuk mencintai sesuatu. Ia juga bisa diartikan sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan ia dicintai. Dengan demikian, yang di maksud dengan motif itu adalah perpaduan keduanya, sifat-sifat seseorang mendorong orang lain untuk mencintinya, dan perasaan yang ada pada diri sang pencinta. Disamping adanya keserasian dan kecocokan, sebagai kekuatan yang akan menjalin dan mengikat cinta mereka.

Ketika sang kekasih berada dalam puncak pesona kecantikannya, di tambah dengan kesempurnaanya dan keselarasan yang mengikat kedua jiwa, tersebut, akan terciptalah cinta yang langgeng dan abadi. Terkadang, kadar kecantikan sang kekasih itu biasa-biasa saja, tetapi begitu sempurna dimata pencinta, cintanya pun akan menjadi sempurna. Jadi kecantikan itu bersifat relatif, tergantung seberapa besar cinta yang dirasakan oleh seseorang itu, karena”cintamu kepada sesuatu bisa membuatmu buta dan tuli”. Tidak diragukan lagi bahwa seseorang kekasih adalah seorang yang paling cantik dimata seorang sang pencinta dan melebihi dari segala sesuatu. Bisa saja kecantikan seorang wanita itu sempurna, tetapi tidak dapat sepenuhnya dinikmati oleh seorang pria, sehingga cintanya menjadi biasa-biasa saja.

      Pertemuan II dan III

     1.    Makna  Kasih  Sayang

Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan manusia seutuhnya berarti manusia dalam hidupnya bukan hanya mengejar materi atau kekayaan dunia saja tetapi juga mengejar kehidupan rokhaniah. Karena selain bekerja untuk menjaga kesehatan atau kebutuhan biologis atau badaniah tetapi juga spiritualnya

Orang yang selalu menjaga kesehatan jasmani dan rokhaninya ini berarti telah menyayangi atau memberikan kasih sayang pada dirinya sendiri. Oleh karena manusia dalam hidupnya tidak sendirian bahkan disadari sebagai bagian dalam kehidupan sosial atau bermasyarakat, maka kita harus menempatkan diri kita dalam lingkungan masyarakat yang penuh dengan kasih sayang, bukannya saling mencurigai, dan bermusuhan sehingga akan menimbulkan ketidak tenangan.

Adapun makna yang terkandung dalam kasih sayang : menghormati dan mengasihi  semua ciptaan Tuhan baik makhluk hidup maupun benda mati seperti menyayangi diri sendiri berlandaskan hati nurani yang luhur.


      2.   Kasih  Sayang  Dalam  Keluarga
        
Keluarga adalah sebagai suatu “kesatuan” dan “pergaulan”. Sebagai satu kesatuan merupakan gabungan dari beberapa orang yang ditandai oleh hubungan genealogis dan psikologis yang saling ketergantungan dengan karakteristiknya yang berbeda-beda. Sebagai pergaulan hidup mengandung arti bahwa keluarga menggambarkan ikatan atau hubungan di antara anggota keluarganya yang diikat dengan berbagai sistem nilai.
                    
Keluarga dalam bentuk apapun pada hakekatnya merupakan persekutuan hidup, dalam kedudukan inilah lahir berbagai fungsi keluarga. Keluarga merupakan bagian dari lingkungan terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang merupakan bagian dari masyarakat dan bangsa, oleh karenanya kekuatan suatu negara bersumber kepada kekuatan keluarga, baik yang menyangkut kelancaran, keselamatan maupun kelangsungan hidup suatu keluarga, hal ini berhubungan dengan berbagai fungsi keluarga.

Iklim kehidupan keluarga diartikan sebagai suasana psikologis yang dirasakan dan berpengaruh terhadap kecenderungan perilaku anggota keluarganya. Hubungan antara orang tua dengan anak merujuk kepada hubungan sosial dalam arti apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter. Sikap orang tua yang demokratis akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak. Sikap orang tua pada anak mampu digambarkan dalam berbagai sikap seperti menerima hangat, menghargai, bermusuhan atau menolak, memiliki, ikhlas.

Sikap menerima dari orang tua berarti orang tua mau menerima kehadiran anak dengan segala kekurangan dan kelebihannya, menghargai hak-hak anak berarti memperlakukan anak sebagai seorang pribadi, serta tidak menjadikan anak sebagai alat pemuas kebutuhan orang tua. Sedangkan sikap menolak atau bermusuhan dari orang tua berarti orang tua tidak mengkui dan menghargai hak dan martabat anak, sehingga anak cenderung mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri, karena setiap perilaku anaknya selalu jelek dimata orang tuanya.

Sedangkan sikap orang tua yang bersifat memiliki  terhadap anak adalah orang tua yang merasa bahwa anak adalah seorang yang harus dilindunginya, sehingga memungkinkan berkembangnya sikap mendominasi dan memanjakan anak. Selain itu orang tua yang bersikap ikhlas akan memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan aktivitas sendiri tanpa lepas kontrol dari orang tua.
Sikap demokratis dan otoriter merujuk kepada sejauh mana anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keluarga. Dalam situasi yang demokratis anak belajar menghargai dan mendengarkan penmampu orang lain. Sedangkan dalam situasi yang otoriter anak tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan penmampunya sendiri, karena anak harus mematuhi segala sesuatu yang telah digariskan oleh orang tua dan anak dianggapnya sebagai instrumen untuk memenuhi segala harapan dan tujuan orang tua, anak cendrung tertekan dan putus asa.

Anak-anak yang berasal dari keluarga yang orang tuanya demokratis, menerima, dan ikhlas, akan memiliki rasa percaya diri, banyak inisiatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapinya, mampu menghargai penmampu orang lain, dan mampu memahami kebutuhannya sendiri dalam kaitannya dengan kebutuhan orang lain serta mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Sedangkan anak-anak yang berasal dari lingkungan keluarga yang orang tuanya bersikap menolak, dan otoriter maka anak akan memiliki rasa kurang percaya diri, dan bersifat kaku dalam memasuki lingkungannya, kurang inisiatif dan spontanitas, bersifat menerima karena ia tidak mau tahu kenapa harus berbuat seperti itu, serta sensitif, mudah prustasi karena ketidak berdayaan.

Dalam kehidupan keluargalah pertama kali kasih sayang ditanamkan, sikap kasih sayang merupakan salah satu prasyarat terwujudnya suatu keluarga yang sejahtera, tenang dan harmonis. Tanpa sikap kasih sayang dalam kehidupan keluarga  maka kesejahteraan, ketenangan dan keharmonisan keluarga tidak mungkin akan terwujud, begitu pula dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

      3.   Kasih  Sayang Dalam Kehidupan  Bertetangga

                Dalam kehidupan bermasyarakat pemerintahan yang terkecil adalah rukun tetangga (RT) yang berperan di mana orang-orang yang hidup disekitar wilayahnya tersebut berusaha untuk membuat semacam keteraturan.

                Bila ada masalah-masalah yang timbul maka yang pertama akan mengurusnya adalah rukun tetangga. Seperti mengenai keterangan tentang setatus seseorang, apakah sudah memiliki kartu penduduk, setatus pekerjaan, perkawinan, dan agama, dan sebagainya, maka rukun tetanggalah yang memberikan keterangan yang paling awal, sebelum lembaga pemerintah yang lebih di atasnya memberikan keterangannya. Atau mengatur ketertiban pengelolaan kehidupan, maka rukun tetanggalah yang mulai mengurusnya.

                Diatas rukun tetangga adalah rukun warga (RW) yang sama kedudukannya  sebagai pengelola masyarakat yang ada disekitarnya dengan kedudukan yang lebih tinggi di atas rukun tetangga.

                Pola kehidupan kedua pengelola di atas terdapat hal yang  saling berkaitan. rukun tetangga-rukun tetangga bergabung atau dihimpun dalam rukun warga. Dengan kata lain rukun warga memiliki wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan rukun tetangga.

                Rukun tetangga dan rukun warga adalah satu contoh yang sifatnya merupakan suatu lembaga terkecil dalam suatu masyarakat. Lembaga tersebut memberikan warna bagi kehidupan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya. Artinya kesadaran rukun tetangga dan rukun warga adalah sebagai peletak kedua setelah keluarga. Di mana di dalamnya dimulai suatu hal yang menujang kehidupan berikutnya. Peraturan-peraturan baru mulai diterapkan, dan tidak hanya mengikat anggota keluarga saja akan tetapi semua keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya.

                Kehidupan bermasyarakat dimulai dalam kebiasaan lingkungan ini, dimana hasilnya akan terlihat apabila kehidupan di dalam suatu lingkungan tertib, rapi, sejahtera, dan saling menghormati. Masyarakat yang tidak teratur menunjukkan bahwa kehidupan keluarga tidak memiliki dasar yang kuat, dan masyarakat yang teratur menunjukkan suatu keluarga yang penuh keteraturan.

Tetangga sebenarnya merupakan keluarga terdekat kita karena bila terjadi suatu bencana atau kesulitan tetanggalah yang pertama menolong kita bukan keluarga sedarah yang berada ditempat jauh inilah sebagai awal lahirnya kasih sayang sayang dalam bertetangga

     4.  Kasih sayang pria dan wanita

Setelah pria dan wanita menginjak dewasa, wajarlah apabila mereka sama-sama mecari pasangan hidup masing-masing karena perkawinan merupakan kebutuhan primer bagi manusia normal. Baik pria maupun wanita yang sudah dewasa saling mencari jodoh menurut strategi masing-masing. Apabila mereka saling melirik, saling bertemu , dan saling memperhatikan , ini pertanda sudah mulai tertanam bibit-bibit cinta yang kemudiaan tumbuh pohon cinta diantara mereka yang selanjutnya berbuahkan kasih sayang diantara mereka. Seorang pria perjaka menaruh perhatian istimewa kepada seorang gadis mulai menunjukkan tanda-tanda Kasih Sayang yang yang didasari rasa cinta dengan pendekatan perkenalan, prilaku sopan, lemah lembut, suka menolong, mengantar pulang kerumah, dan melindungi si gadis dengan penuh rasa tanggung jawab. Tindakan berikutnya memberikan sekuntum mawar merah sebagai tanda kasih sayang yang mulai bersemi dihati dan si gadis pun maklum serta menerima mawar merah  dengan penuh harapan, menjadi titik awal menuju hari esok yang bahagia. Sedangkan Kasih Sayang pria dengan wanita tanpa diikuti tanggung jawab, tidak lebih dari cinta palsu yang membangkitkan kebencian.

     5.  Kasih sayang sesama manusia


Seorang sahabat berkunjung kerumah kost materinnya yang sedang sakit, membawa makanan yang diinginkannya, serta obat yang diperlukannya. Sahabat itu ikut menjaga dan melayani kebutuhan materinnya yang sakit, membantu menguruskan makanan dan pakaiannya, serta menghubungi orang tua materinnya itu guna memberitahukan tentang sakitnya. Sahabat tersebut dikatakan menaruh Kasih Sayang yang didasari belas kasihan kepada materinnya yang sakit itu. Seorang pejabat menyerahkan sejumlah uang tiap bulan kepada sekelompok anak yatim/yatim piatu yang menjadi asuhannya. Ini merupakan ungkapan Kasih Sayang yang didasari belas kasihan kepada anak yatim/yatim piatu.Seorang bidan yang bersedia datang karena memenuhi panggilan seorang ibu yang akan melahirkan, merupakan ungkapan Kasih Sayang yang didasari pengabdian kepada ibu yang melahikan itu. Dalam hal kadar Kasih Sayang rendah atau bahkan tidak ada, Anda dapat membayangkan bagaimana nasib orang sakit, anak yatim/yatim piatu, dan ibu yang akan melahirkan? Jika tidak ada kasih sayang sesama manusia ?

     6.  Kasih sayang terhadap lingkungan

Seorang membuat taman bunga yang indah, dipelihara dan dirawat dengan teliti dan hati-hati.Taman bunga tersebut diberi pupuk dan disiram setiap hari, sehingga tumbuh dengan suburnya. Bunga warna-warni mulai mekar dengan tertata rapi menurut tempat pajangannya masing-masing. Orang pembuat taman bunga tersebut menaruh Kasih Sayang yang didasari senang pada alam lingkungannya yang indah. Disamping taman bunga itu, dibuat sebuah kolam kecil yang ditanami dengan teratai kuning, putih dan merah jambu. Sebulan kemudian bermekaranlah aneka warna kembang teratai yang sangat indah dan menarik, seolah menantang orang lalu-lalang sambil berkata: ”Lihatlah kami yang tumbuh bebas dan indah ini  dengan perasaan senang, semoga Anda juga menaruh Kasih Sayang terhadap lingkungan Anda. ”Jika malihat alam lingkungan yang porak-poranda karena nafsu serakah manusia, masih adakah Kasih Sayang yang selain kabencian?

    7  Kasih sayang terhadap Tuhan

Seorang yng taat beribadah akan mematuhi perintah Tuhan dan mnjauhi larangan-Nya. Di mana ada ceramah agama, disitu dia aktif berdialog. Kemana dia pergi, kesitu dia membawa buku-buku agama. Dia belajar agama dengan rajin. Orang taat beragama ini menaruh Kasih Sayang yang didasari pengabdian kepada Tuhan sang Pencipta. Karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, sudah sewajarnya manusia mengabdi kepada Tuhannya. Namun, kenyataannya, mengapa dimana-mana terjadi pengingkaran kepada Tuhan, manusia tidak mau tahu dengan Tuhan? Apakah ini bukan kebencian? Apakah anda termasuk orang yang taat sembahyang atau malas sembahyang ?

     8.  Ungkapan kasih sayang

a.  Ungkapan Kasih Sayang Dalam Ungkapan Kata-Kata
      Ungkapan Kasih Sayang dalam bentuk kata-kata atau pernyataan, antara lain: ” aku cinta padamu”, ”tidurlah sayang”, jauh dimata dekat dihati”, ”cintaku dikampus biru”, ataupun sentuhan lembut yang mengasyikkan”. Ungkapan Kasih Sayang ini biasa digunakan oleh orang Barat atau orang Timur dengan gaya bahasanya masing-masing dalam pergaulan sehari-hari atau dunia seni sastra, seni suara, bahkan ungkapan kasih sayang dijadikan semacam rayuan gombal.

b.  Ungkapan Kasih Sayang Dalam Bentuk Tulisan
      Ungkapan Kasih Sayang dalam bentuk tulisan, sms, Facebook, telegram, dan faksimile, antara lain : surat cinta dan surat anak kepada ayah/ibu. Ungkapan Kasih Sayang ini biasa digunakan apabila tempatnya saling berjauhan atau karena sulit mengucapkan dengan kata-kata, atau karena malu.

c.  Ungkapan Kasih Sayang Dalam Bentuk Gerakan
      Ungkapan Kasih Sayng dalam bentuk gerakan adalah yang paling banyak dan merajalela dapat dijumpai dimana saja terjadi pertemuan, di rumah, di kantor, perayaan ulang tahun, upacara perkawinan, di forum resmi  dan lain-lain.Bentuk gerakan tersebut, antara lain:
1)    Bersalaman, bentuk yang umum digunakan oleh orang mana saja;
2)    Pelukan, bentuk umum yang digunakan oleh orang Barat dan juga orang Timur;
3)    Ciuman (biasa atau mesra), bentuk yang umum digunakan oleh orang Barat bahkan sudah merempet juga kepada orang Timur; dan
4)    Rangkulan/dekapan, bentuk yang umum digunakan orang Barat bahkan sudah merempet juga kepada orang Timur.

d.  Ungkapan Kasih Sayang Dalam Bentuk Media
      Ungkapan Kasih Sayang dalam bentuk media, antara lain: setangkai bunga, suvenir, kado dan oleh-oleh. Ungkapan-ungkapan ini umum digunakan untuk menyatakan perasaan cinta asmara atau sebagai ganti ucapan selamat, baik dalam konteks cinta asmara maupun peristiwa upacara tertentu. Suvenir, kado, dan oleh-oleh umum digunakan oleh orang mana saja, baik dalam konteks cinta asmara atau konteks biasa saja.


       Pertemuan IV


1.  Menyimak konsep cinta dan kasih sayang melalui berdiskusi
2.  Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti terhadap tokoh yang terdapat dalam kliping



Kliping

Hari Kasih Sayang

“Hari Valentine, Katakan Cinta dengan Bunga”

Denpasar (Bali Pos)
Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang yang jatuh tiap tanggal 14 Februari selalu identik dengan bunga dan coklat. Di Hari Halentine, 14 Februari ini, seperti biasanya, para penjual bunga pun berlomba-lomba menyediakan koleksi bunga terbaik dan tersegar milik mereka.
   Di sepanjang jalan Mayjen Soetoyo, Denpasar. Misalnya, toko-toko penjual bunga disepanjang jalan tersebut dipenuhi dengan beraneka warna bunga tetapi yang menyolok adalah bunga yang berwarna merah dan pink. Terutama aneka bunga mawar baik lokal maupun import.
   Menurut Putu Biaktha, S.E., salah seorang pemiliki toko bunga di Jalan Mayjen Soetoyo, di Hari Valentine bunga yang paling banyak dicari bunga mawar. “Biasanya yang paling banyak dicari dan dibeli oleh konsumen bunga mawar pertangkai.” Ujar Biaktha kepada Bali Post. Rabu (13/2) kemarin. Sementara bunga berbentuk buket biasanya dilayani jika ada pesanan.
   Menurut Biaktha, warna-warna pada bunga mawar masing-masing punya makna yang berbeda. Warna bunga mawar merah padam artinya pendekatan yang terlalu berani, mawar  putih artinya cinta abadi, sementara warna mawar merah muda artinya romantis. “Yang sedang nge-trend sekarang warna bunga mawar ungu yang artinya mengikat cinta,” jelasnya. Namun sayang, warna bunga mawar ungu sangat sulit ditemui karena termasuk langka, pemesanannya pun harus dari Belanda.
   Pembeli bunga, menurut Biaktha, sebagian besar anak-anak remaja tanggung atau yang masih sekolah. Mereka mulai ramai membeli bunga sejak Rabu sore kemarin. “Orang dewasa biasanya membeli bunga saat Valentine malamnya. Bahkan biasanya ketahuan siangnya membeli bunga untuk istri, pacar atau selingkuhannya.” Tutur Biaktha sambil tersenyum.
   Lonjakan harga bunga paa saat Hari Valentine, lanjut Biaktha, sangat terasa. Jika mawar lokal biasanya dijual supplier Rp. 5.00 per batang maka pada saat Hari Valentine bisa harganya menjadi Rp. 2.000 per batang. Mawar import yang dijual supplier biasanya Rp. 2.000 bisa menjadi Rp. 6.000 saat Hari Valentine tiba. “Biasanya saya jual dengan harga sudah naik 200-300% itu sudah termasuk dengan pita dan pembungkus plastiknya,” jelasnya. Untuk memikat konsumen, selain menjual bunga Biaktha juga menyediakan coklat.
   Suasana Valentine yang bertaburan kasih sayang, juga menimbulkan ide untuk menjual pernak-pernik Hari Kasih Sayang itu. Seperti toko di Jalan Watu Renggong, Denpasar. Toko itu sebenarnya menjual aneka jenis Helm. Namun dalam suasana Valentine ini, toko tersebut disulap jadi tempat penjualan pernak-pernik Valentine seperti bantal, boneka, kartu ucapan, coklat dan sebagainya yang berhubungan Valentine. Bantal yang dijual dan dipajang di toko dominan berbentuk hati berwarna merah, pink dan biru.
   Asih, seorang penjaga toko itu, Rabu (13/2) kemarin mengatakan pembeli pernak-pernik itu kebanyakan pria. Mereka biasanya membeli boneka beruang atau kelinci, menurutnya penjualan barang-barang tersebut cukup menjanjikan keuntungan.

Makna Tersendiri
   Erich Fromm dalam bukunya “The Art of Loving” mendifiniskan cinta sebagai kekuatan aktif dalam diri manusia. Karakter cinta yang aktif selalu memuat elemen-elemen dasar tersendiri seperti perhatian, tanggung jawab, penghargaan dan pemahaman.
   Karena itu, banyak orang yang menunjukkan cinta dengan memberi perhatian kepada orang-orang yang dikasihinya. Ayu Astriani, misalnya. Gadis Kelas XI salah satu SMA di Badung itu mengatakan Valentine dirayakan dengan membeli hadiah seperti coklat untuk sang pacar dan materin-materinnya. Setidaknya dia menyiapkan lima kado. “Bujetnya sekitar 100 rbu,” ujarnya.
   Hari Kasih Sayang juga memberi makna tersendiri untuk Adhi Agus Sutrisna, 31. menurutnya Valentine sebaiknya diarahkan untuk mendalami falsafah Tat Twam Asi. Jadi, memberi kasih sayang tidak dilihat dari ukuran umur, penampilan, materi dan sebagainya. “Yang lebih penting, bukan memberi hadiah semata, tetapi peka terhadap permasalahan orang lain dan lebih banyak melakukan kegiatan sosial yang tidak hanya kepada yang mereka kita kenal tetapi juga kepada setiap orang yang sangat membutuhkan, sehingga kasih sayang kita lebih bermakna dan mampu menanam karma baik. Seperti memberi bantuan pada yatim piatu, panti jompo dan sebagainya.” Ujarnya.
   Lurah Kuta I Gede Suparta, S.STP.,M.M. (30) berpenmampu, menurutnya, ber-Valentine tidak seharusnya pada tanggal 14 Februari yang nota bene merupakan kebudayaan barat, yang harus dimaknai pada hari kasih sayang, adalah nilai kasih sayangnya, bukannya hubungan laki dan perempuannya namun terhadap semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada dimuka bumi ini, harus kita berikan kasih sayang sehingga dengan sendirinya kita pun akan memperoleh limpahan kasih sayang pula baik dari Tuhan, dari sesama manusia dan alam sekitar kita.. (san/ari)




Mengetahui,   
Amlapura,
Kepala SMK N 1 Amlapura
Guru mata pelajaran




I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
I Ketut Sueta, S.Pd
NIP. 197108022000121002


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)



Nama Sekolah               : SMK N 1 AMLAPURA
Mata Pelajaran              : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester           : XI / 1
Pertemuan ke                : ke sembilan, ke sepuluh, ke sebelas dan ke dua belas
Alokasi Waktu              : 4 Jam Pelajaran ( 4 X 40 Menit )
Standar Kompetensi      : 1. Memahami dan menerapkan nilai hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar         : 1.3 Memiliki kebersamaan dan gotong royong

I.  INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI                   :
    
    Pertemuan I

-     Menguraikan latar belakang perlu ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa Indonesia  yang berpedoman pada semboyang Bhinneka Tunggal Ika
-     Menjelaskan yang menyebabkan manusia harus selalu hidup dalam kebersamaan
-     Menjelaskan latar belakang manusia tidak dapat hidup sendirian

    Pertemuan II  dan  III

-     Mendeskripsikan pengertian gotong royong
-     Menjelaskan alasan diadakannya gotong royong dan kekeluargaan
-     Menjelaskan manfaat dari bergotong royong
-     Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dari  rasa kebersamaan dan gotong royong
-     Memiliki perilaku budi pekerti luhur dari hidup dalam kebersamaan dan suka bergotong royong

     Pertemuan IV
    
     -    Menggali nilai budi pekerti dan nilai karakter bangsa dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam kliping dengan
          topik gotong royong
     -    Merefleksikan diri dengan meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam
          kliping
     -    Menunjukkan perilaku positif dengan selalu menghargai diri sendiri dengan suka melaksanakan perbuatan
          gotong royong


II. TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI :

    Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa diharapkan :

   A   Akademik

    Pertemuan I

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan latar belakang perlu ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa Indonesia  yang berpedoman pada semboyang Bhinneka Tunggal Ika
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan yang menyebabkan manusia harus selalu hidup dalam kebersamaan
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan latar belakang manusia tidak dapat hidup sendirian

    Pertemuan II  dan  III

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian gotong royong
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan alasan diadakannya gotong royong dan kekeluargaan
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan manfaat dari bergotong royong
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dari  rasa kebersamaan dan gotong royong
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki perilaku budi pekerti luhur dari hidup dalam kebersamaan dan suka bergotong royong

     Pertemuan IV
    
     -    Melalui berdiskusi dan  menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu Menggali nilai positif dari 
          tokoh-tokoh yang terlibat dalam kliping dengan topik gotong royong
     -    Melalui berdiskusi dan  menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu Merefleksikan diri dengan
          meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
     -    Melalui berdiskusi dan  menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu Menunjukkan perilaku positif
          dengan selalu menghargai diri sendiri dengan suka melaksanakan perbuatan gotong royong

B.  Nilai – Nilai Karakter

1.   Perilaku yang menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan (Jujur)
2.   Berperilaku tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku di lingkungan sekolah dan di masyarakat  (disiplin)
3.   Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama dengan orang lain dalam berdiskusi dan bermusyawarah sesuai dengan hak dan kewajibannya  (Demokratis)
4.   Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
5.   Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain yang didasari sikap berpikir positif (Bersahabat/Komunikatif)
5.   Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa (Cinta tanah air)
6.   Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas atas kehadiran dirinya (Cinta damai)
7.   Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
8.   Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan terhadap diri, masyarakat, bangsa, lingkungan, negara dan Tuhan (Tanggung jawab)


III.  MATERI PEMBELAJARAN  :
    
       Pertemuan  I

      Kebersamaan
   Pertemuan  II dan III

     Gotong Royong

       Pertemuan  IV

1.     Pemahaman konsep gotong royong
2.     Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti dengan sikap ikut aktif melakukan gotong royong seperti dalam kliping


IV.  STRATEGI, METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN  :

-        Stategi Pembelajaran   :  Diskoveri Ekspositori
-        Metode Pembelajaran   :  Penugasan, diskusi kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab
-        Model pembelajaran     :  Group Investigation (diskusi klompok)


V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN  :

PERTEMUAN
I (PERTAMA)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
AWAL
1. Melakukan presensi dan apresiasi (disiplin)
2. Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar tentang pentingnya kebersamaan
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati

5 menit
I N T I
EKSPLORASI :
1. Informasi terkini dari kehidupan kebersamaan di Indonesia, berdasarkan
    pengamatan, pemberitaan di media cetak, elektronika dan buku sumber (jujur,
    toleransi, cinta damai, Bersahabat/Komunikasi, Cinta tanah air,   Peduli sosial,    
    Tanggung jawab)
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan pokok
    permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi 
    pembelajaran: kebersamaan dari buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama   memecahkan
    permasalahan yang ada

ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan materi kebersamaan (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok

3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas kelompoknya
    dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah
    disepakati
4. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
    penyaji dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila tanggapannya belum
    bisa diterima kelompok penanya, penyaji bisa melemparkan pertantaan
    tersebut pada kelompok lainnya.

KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan topik penilai perkelompok

35 menit
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
    - Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD yang
      akan disampaikan minggu depannya
    - Penugasan mandiri tidak berstruktur : mengkliping artikel atau Berita dari
      media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan dibahas minggu
      depannya

5 menit


PERTEMUAN
II dan III
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
AWAL
1. Melakukan presensi dan apresiasi (disiplin)
2. Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar tentang pentingnya bergotong royong
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati

5 menit
I N T I
EKSPLORASI :
1. Informasi terkini dari kehidupan bergotong royong di Indonesia,    berdasarkan
    pengamatan, pemberitaan di media cetak, elektronika dan buku sumber (jujur,
    toleransi, cinta damai, Bersahabat/Komunikasi, Cinta tanah air,   Peduli sosial,    
    Tanggung jawab)
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan    pokok
    permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
    pembelajaran: gotong royong dari buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama    memecahkan
    permasalahan yang ada

ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan materi gotong royong (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas     kelompoknya
    dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah
    disepakati
4. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
    penyaji dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila tanggapannya belum
    bisa diterima kelompok penanya, penyaji bisa melemparkan pertantaan
    tersebut pada kelompok lainnya.

KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan topik penilai perkelompok

35 menit
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
    - Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD yang
      akan disampaikan minggu depannya
    - Penugasan mandiri tidak berstruktur : mengkliping artikel atau Berita dari
      media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan dibahas minggu
      depannya

5 menit


PERTEMUAN
IV (KE EMPAT)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
AWAL
1. Melakukan presensi dan apresiasi (disiplin)
2. Menyampaikan SK, KD dan TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Memberikan motivasi belajar tentang pentingnya menggali nilai budi pekerti
    luhur dan karakter bangsa dalam kliping bergotong royong
4. Melakukan appersepsi terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
5. Menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan dalam kelompok
6. Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati

5 menit
I N T I
EKSPLORASI :
1. Informasi tentang pentingnya menggali nilai budi pekerti luhur dan karakter
    bangsa dalam kliping bergotong royong  (jujur, toleransi, cinta damai,
    Bersahabat/Komunikasi, Cinta tanah air,   Peduli sosial, Tanggung jawab)
2. Memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan    pokok
    permasalahan yang akan dibahas
3. Kelompok kecil membahas permasalahan berdasarkan kajian materi
    pembelajaran: gotong royong dari buku sumber
4. Merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama    memecahkan
    permasalahan yang ada

ELABORASI :
1. Diskusi kelas dengan materi gotong royong (Demokratis, rasa ingin tahu)
2. Membuat laporan hasil kerja kelompok
3. Tiap kelompok secara bergilir tampil menyajikan tugas     kelompoknya
    dengan ditanggapi oleh kelompok lainnya dalam batas waktu yang telah
    disepakati
4. Setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain, didiskusikan kelompok
    penyaji dan selanjutnya diberikan tanggapan. Bila tanggapannya belum
    bisa diterima kelompok penanya, penyaji bisa melemparkan pertantaan
    tersebut pada kelompok lainnya.

KONFIRMASI :
1. Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan
2. Menyimpulkan hasil diskusi kelas di bawah bimbingan guru
3. Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik
4. Memberi teguran pada siswa kurang aktif
5. Menyampaikan topik penilai perkelompok

35 menit
PENUTUP
1. Guru dan siswa melakukan refleksi diri terhadap hasil diskusi
2. post tes dalam bentuk lisan
3. Penugasan siswa :
    - Penugasan berstruktur : mengerjakan soal latihan di rumah pada KD yang
      akan disampaikan minggu depannya
    - Penugasan mandiri tidak berstruktur : mengkliping artikel atau Berita dari
      media cetak yang berkaitan dengan materi atau KD yang akan dibahas minggu
      depannya

5 menit

V.   Alat ( Bahan )          :   Spidol, White board, LCD + Lap Top 

VI.  Sumber Belajar        :   SUMBER BELAJAR: Buku P4 dari BP7 Jakarta, PPKn untuk SMU Drs. Aim Abdulkarim,
                                           M.Pd Ganeca Exact Bandung, Video, TV, Surat Kabar dan BAHAN AJAR : Pend. Budi Pekerti
                                                 untuk SMA/SMK kelas XI, Smt 1  Oleh  Drs. I Made Sucipta.M.Si
VII   Penilaian                :
       1. Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes  dengan membuat pertanyaan yang tidak mengulang
           pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam
           bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa.
       2. Pembelajaran tindak lanjut
-    Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
-    Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
      3. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI yang
          ingin dicapai sebagai berikut : 

Penilaian dalam bentuk soal uraian I

NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
1.
Apakah yang melatar belakangi perlu ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa Indonesia  yang berpedoman pada semboyang Bhinneka Tunggal Ika ?
Karena bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, ras dan antargolongan (SARA)




Betul
100
2.
Apakah yang menyebabkan manusia harus selalu hidup dalam kebersamaan ?
Karena manusia makhluk sosial selalin makhluk individu sehingga tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia yang lainnya
Betul
100
3.
Jelaskanlah mengapa manusia selalu memburtuhkan orang lain ?
Karena tidak dapat memenuhi sendiri semua kebutuhan hidupnya
Betul
100

Penilaian dalam bentuk soal uraian II

NO
PERTANYAAN
JAWABAN
SKOR
1.
Deskripsikan pengertian gotong royong
Gotong royong merupakan suatu kegiatan kekeluargaan saling membantu  atau melaksanakan pekerjaan bersama menurut batas kemampuan masing-masing, secara sukarela dan tanpa pamrih demi tujuan hidup bersama
Betul
100
2.
Jelaskan alasan  diadakannya gotong royong dan kekeluargaan
1.    Manusia itu tidak hidup sendiri didunia ini, tetapi dikelilingi   
     oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan alam semesta.
2.    Dalam segala aspek kehidupan manusia pada hakikatnya
      tergantung pada sesamanya.
3.    Manusia harus memelihara hubungan baik dengan
      sesamanya agar tidak dikucilkan.
4.  manusia harus semampu mungkin berbuat sama dan
     bersama dengan sesama komunitas
Betul
1 = 25
2 = 50
3 = 75
 4 =100



3.
Jelaskan  manfaat dari bergotong royong
1.    Mampu menumbuhkan solidaritas antara sesama warga    
     sehingga mampu terhindar dari perpecahan.
2.  Dengan adanya penghargaan terhadap orang lain maka
     akan mampu saling tolong menolong dan meringankan
     kesulitan hidup dan mampu menunjang proses 
     pemantapan kehidupan masyarakat.
Betul
1 = 50
2= 100



      
                    Jumlah skor yang diperoleh siswa   
     Nilai  =    ---------------------------------------------    X  100
                    Jumlah skor maksimal


2. Penggalian nilai


NO.
Penggalian nilai
Nilai yang digali
SKOR
1.
Galilah nilai budi Pekerti dari gotong royong dan kekeluar-gaan dalam kliping
1. baik hati, 2. bekerja keras, 3. bersemangat,  4. cinta sesama, 5. tenggang rasa, 6. ikhlas,  7. kerjasama, 8. penolong, 9. rela berkorban



      4. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang dilakukan
          oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa “komentar”,
          atau dalam bentuk pengamatan .


Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa (Penilaian Afektif) Kerja kelompok :

No
                 
                          Indikator Sikap                              

  Nama Siswa
A1 =
 Reciving    
A2  = Responding        
A3   =
 Valuing      
A4  =
 Organizing            
A5 = Caracterizing
Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)
1







2







3







4







5







6







7







8







9







10










Mengetahui,   
Amlapura,
Kepala SMK N 1 Amlapura
Guru mata pelajaran




I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
I Ketut Sueta, S.Pd
NIP. 197108022000121002


MATERI PEMBELAJARAN

Standar Kompetensi      : 1. Memahami dan menerapkan nilai hubungan manusia dengan manusia
Kompetensi Dasar         : 1.3 Memiliki kebersamaan dan gotong royong

I.  INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI                   :
    
    Pertemuan I

-     Menguraikan latar belakang perlu ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa Indonesia  yang berpedoman pada semboyang Bhinneka Tunggal Ika
-     Menjelaskan yang menyebabkan manusia harus selalu hidup dalam kebersamaan
-     Menjelaskan latar belakang manusia tidak dapat hidup sendirian

    Pertemuan II  dan  III

-     Mendeskripsikan pengertian gotong royong
-     Menjelaskan alasan diadakannya gotong royong dan kekeluargaan
-     Menjelaskan manfaat dari bergotong royong
-     Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dari  rasa kebersamaan dan gotong royong
-     Memiliki perilaku budi pekerti luhur dari hidup dalam kebersamaan dan suka bergotong royong

     Pertemuan IV
    
     -    Menggali nilai budi pekerti dan nilai karakter bangsa dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam kliping dengan
          topik gotong royong
     -    Merefleksikan diri dengan meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam
          kliping
     -    Menunjukkan perilaku positif dengan selalu menghargai diri sendiri dengan suka melaksanakan perbuatan
          gotong royong


II. TUJUAN PENCAPAIAN KOMPETENSI :

    Setelah mempelajari SK dan KD ini siswa diharapkan :

   A   Akademik

    Pertemuan I

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menguraikan latar belakang perlu ditumbuhkannya rasa kerbersamaan atau bersatu bagi bangsa Indonesia  yang berpedoman pada semboyang Bhinneka Tunggal Ika
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan yang menyebabkan manusia harus selalu hidup dalam kebersamaan
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan latar belakang manusia tidak dapat hidup sendirian

    Pertemuan II  dan  III

-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Mendeskripsikan pengertian gotong royong
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan alasan diadakannya gotong royong dan kekeluargaan
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Menjelaskan manfaat dari bergotong royong
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki nilai-nilai budi pekerti luhur dari  rasa kebersamaan dan gotong royong
-     Melalui diskusi kelas siswa mampu Memiliki perilaku budi pekerti luhur dari hidup dalam kebersamaan dan suka bergotong royong

     Pertemuan IV
    
     -    Melalui berdiskusi dan  menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu Menggali nilai positif dari 
          tokoh-tokoh yang terlibat dalam kliping dengan topik gotong royong
     -    Melalui berdiskusi dan  menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu Merefleksikan diri dengan
          meneladani tokoh-tokoh yang memiliki nilai perilaku positif yang terdapat dalam kliping
     -    Melalui berdiskusi dan  menggali infomasi dari berbagai sumber siswa mampu Menunjukkan perilaku positif
          dengan selalu menghargai diri sendiri dengan suka melaksanakan perbuatan gotong royong

B.  Nilai – Nilai Karakter

1.   Perilaku yang menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan (Jujur)
2.   Berperilaku tertib dan patuh selama proses belajar dan mengikuti norma hukum yang berlaku di lingkungan sekolah dan di masyarakat  (disiplin)
3.   Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama dengan orang lain dalam berdiskusi dan bermusyawarah sesuai dengan hak dan kewajibannya  (Demokratis)
4.   Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar (Rasa ingin tahu)
5.   Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain yang didasari sikap berpikir positif (Bersahabat/Komunikatif)
5.   Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa (Cinta tanah air)
6.   Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas atas kehadiran dirinya (Cinta damai)
7.   Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Peduli sosial)
8.   Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan terhadap diri, masyarakat, bangsa, lingkungan, negara dan Tuhan (Tanggung jawab)


III.  MATERI PEMBELAJARAN  :
    
       Pertemuan  I

      Kebersamaan
Tak bisa dipungkiri lagi, manusia terlahir sebagai makhlik sosial., yang selalu membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupan karena tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Namun tidak dapat disalahkan juga, jika ada manusia yang menyendiri kehidupannya dalam mencapai sebuah keinginan. Namun, kesendiriannya juga tidak bisa berlangsung lama, karena manusia akan terikat dengan aturan Tuhan yaitu harus bermaterin dalam kebersamaan. Kebersamaan disisni tidak harus dikategorikan sebagai kekasih, isteri atau lawan jenis saja, tapi juga merupakan bagian dari kehidupan yaitu ciptaan Tuhan.
Kebersamaan dapat dikatakan sebagai persatuan atau bersatu. Negara Indonesia menjadikan semboyan bangsanya adalah symbol persatuan yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Tidak dapat kita bayangkan jika semboyan itu dilalaikan dan kemerdekaan tidak akan mungkin kita dapat karena bangsa kita terdiri banyak suku, agama, ras, antar golongan dan bahasa daerah, bagaimana kebersamaan bisa terwujud tanpa semboyan tersebut.
Begitu indahnya sebuah kebersamaan atau persatuan. Kita pasti pernah mendengar ilustrasi tentang kebersamaan, yang diumpakan sebagai sapu lidi. Sebatang lidi tidak berarti apa-apa, namun ketika kita satukan ia mampu menjadi alat penyapu yang bisa membersihkan sampah.
Ilustrsi sapu lidi tersebut menjelaskan kepada kita betapa pentingnya kebersamaan atau persatuan tersebut. Namun, begitu banyaknya ilustrasi kebersamaan diterima, tapi masih banyak perpecahan di sekitar kita. Mulai dari keluarga hingga di luar rumah tangga pun sudah tidak asing lagi. Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini, begitu banyak pertentangan yang terjadi di kalangan masyarakat. Sikap anarkime dan brutalisme termasuk demonstrasi atas nama keadilan dan transparansi melakukan tindak kekerasan, jelas telah menciderai makna kebersamaan yang selama ini kita cari dan senantiasa kita dambakan tapi hal tersebut tidak dapat juga disalahkan karena banyak elite politik yang menjadi penyelenggara negara atau lembaga negara termasuk abdi negara yaitu PNS yang melakukan tindak pidana korupsi. Pelaku korupsi bagaikan sebatang atau beberapa batang lidi yang terlepas dari seikat lidi yang menjadi sapu juga perlu dibersihkan.
Dalam banyak riwayat digambarkan bahwa Tuhan selalu memelihara kebersamaan. Sepanjang mereka menjalin hubungan mesra, bukan saja dengan Tuhan, melainkan juga dengan sesama manusia.
Sesungguhnya, keseluruhan gerakan dalam kebersamaan mengilustrasikan persamaan dan kesetaraan, sekaligus mengikat kuat kedekatan satu sama lain, sesungguhnya merupakan cerminan bahwa kita dapat menyamakan persepsi, sikap, dan bahkan perilaku. Lihatlah, waktu sembahyang tiba, kita semua harus menghentikan sementara seluruh aktifitas yang tengah kita lakukan. Selayaknya kita bergegas mendatangi rumah-rumah Tuhan menghormati tempat suci. Keseluruhan perasaan kita akan tercurah total kepada Sang Pencipta.
Suasana rukun pelan-pelan lenyap. Kebersamaan merupakan sisi kehidupan yang unik dan penuh pembelajaran. Memberi arti untuk setiap aktifitas yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan kekuatan untuk berbuat sesuatu, mencapai suatu tujuan, tapi sering tidak disadari akan makna kebersamaan itu sehingga saat-saat bersama sering terabaikan dan terlewatkan begitu saja bagaikan waktu yang berjalan begitu cepat tanpa kita sadari dia akan pergi.

Budaya makan enggak makan asal kumpul, gemeinschaft (paguyuban) atau mezzo-structures suatu bentuk interaksi sosial kekeluargaan, solidaritas sosial, perasaan menjadi satu kesatuan dalam rasa sepenanggungan, tenggang rasa atau tepa selira dengan nilai-nilai moral berupa penghormatan sesama manusia, tanggung­ jawab, kejujuran, kerukunan, dan kesetiakawanan. Disadari ataupun tidak disadari akhir-akhir ini telah menjauh dari kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia. Kebersamaan yang indah yang mulai terkikis oleh budaya-budaya indivi­dualis. Pandangan hidup yang mengagung-agungkan kebebasan personal yang mendorong manusia untuk mendahulukan kepen­tingan dan kebebasan pribadi tanpa memikirkan hak-hak orang lain. Sikap ini acapkali menjerumuskan manusia ke dalam perbenturan dengan pihak lain dalam hidup sosial. Penyanjung kebebasan seakan-akan tinggal di luar entitas sosial dan seolah-olah mereka tidak berdampingan dengan sesama. Keberadaan budaya kebersamaan sekarang lebih menjadi nilai-nilai yang semu, Menjauh dari titik nyatanya dan hanya sekedar simbol dipermukaan. Pudarnya nilai-nilai luhur telah menjadikan masya­rakat Indonesia menjadi ‘kasar’ dan tanpa perasaan, dan semakin menguat manakala hukum tidak lagi mempunyai kewi­bawaan untuk mengatur kita. Jika terus sperti ini, apakah kita masih layak disebut sebagai suatu bangsa yang Pancasilais?

Bangsa pada dasarnya merupakan suatu bentuk solidaritas kolektif; yang mana lebih menonjolkan elemen kebersamaan dan tidak menyoroti masalah ketidaksamaan ataupun eksploitasi. dalam konteks definisi kelompok sosial, Ferdinand Tonnies mengemukakan bahwa kelompok sosial adalah suatu bentuk kehidupan bersama, dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Batasan ini disebut Tonnies sebagai paguyuban atau gemeinschaft.

Tonnies menyebutkan beberapa ciri peguyuban atau kebersamaan, yaitu;

(1). Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra antar individu dalam kelompok masyarakat.
(2)   Private, hubungan yang bersifat pribadi antar sesama anggota masyarakat, karena faktor pertalian darah.
(3). Exclusive, yakni hubungan yang tertutup antara segenap anggota masyarakat sebagai suatu paguyuban.

Oleh karena itu di dalam gemeinschaft atau paguyuban terdapat suatu common will (kemauan bersama), dan juga ada suatu understanding (pengertian bersama), serta kaidah yang timbul dengan sendiri dari kelompok tersebut. Tujuannya adalah menciptakan keseimbangan (yang harmonis) antar anggota kelompok. Asas persaudaraan ini dijaga oleh institusi negara yang memiliki kemampuan menjangkau segenap anggota dari suatu bangsa. Fungsi lain dari suatu bangsa adalah merusmuskan dan menegakkan aturan permainan, entah dalam kehidupan ekonomi, dan politik, maupun kemasyarakatan yang disepakati oleh anggotanya. Bangsa dibentuk oleh unsur kebudayaan, sejarah dan warisan tradisi lain yang pernah ada sebelumnya. Dikatakan sebagai suatu solidaritas kolektif karena memiliki lambang-lambang budaya sendiri seperti bahasa yang digunakan dalam wilayah teritorial tertentu, yang sebenarnya mencerminkan suatu kesatuaan. Oleh karena itu, konsep bangsa menonjolkan persaudaraan dan atau kebersamaan. Yang mana kebersamaan ini akan membentuk suatu komunitas politik, bangsa dan negara yang senantiasa mengalami proses rekonstruksi terus menerus sepanjang sejarah perkembangannya.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya. Tuhan menciptakan manusia beraneka ragam dan berbeda-beda tingkat sosialnya. Ada yang kuat ada yang lemah, ada yang kaya ada yang miskin dan seterusnya. Demikian pula Tuhan ciptakan manusia dengan keahlian dan kepandaian yang berbeda-beda pula. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat. Orang kaya tidak dapat hidup tanpa orang miskin yang menjadi pembantu pegawai sopir, buruh dan seterusnya. Demikian pula orang miskin tidak dapat hidup tanpa orang kaya yang mempekerjakan dan mengupahnya.
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat? Tuhan telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan Tuhan telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.
Dan rahmat Tuhan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Kehidupan bermasyarakat sendiri tidak akan terwujud dengan sempurna kecuali dengan ada seorang pemimpin dalam kebersamaan. Oleh karena itulah kita sesama manusia bersatu dalam kebersamaan di bawah satu penguasa. Sesungguhnya setan selalu bersama orang yang sendirian sedangkan dari orang yang berdua dia lebih maka setan akan menjauh.
   Pertemuan  II dan III


     Gotong Royong

1.  Pengertian gotong royong
Gotong royong merupakan suatu kegiatan kekeluargaan saling membantu  atau melaksanakan pekerjaan bersama menurut batas kemampuan masing-masing, secara sukarela dan tanpa pamrih demi tujuan hidup bersama
2.  Alasan dilaksanakannya gotong royong
Gotong royong bagi masyarakat Indonesia dipandang penting dengan alasan:
1.     Manusia itu tidak hidup sendiri didunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan alam semesta.
2.     Dalam segala aspek kehidupan manusia pada hakikatnya tergantung pada sesamanya.
3.     Manusia harus memelihara hubungan baik dengan sesamanya agar tidak dikucilkan.
4.     Manusia harus semampu mungkin berbuat sama dan bersama dengan sesama komunitas
Gotong royong di masyarakat dilandasi oleh motivasi atau dilandasi oleh sikap:
1.     Setia kawan” (tanggung jawab terhadap kepentingan umum)
2.     Pandangan tentang hak milik harus difungsionalkan.

3.  Manfaat nilai-nilai moral dari gotong royong dalam masyarakat

Dengan adanya pola hidup gotong royong yang dilandasi semangat kekeluargaan pada masyarakat bila ditinjau dari kepentingan untuk persatuan bangsa maka pola hidup kekeluargaan ini sangat menunjang terwujudnya persatuan bangsa, karena dengan pola hidup kekeluargaan akan memperoleh manfaat :
1.     Mampu menumbuhkan solidaritas antara sesama warga sehingga mampu terhindar dari perpecahan.
2.   Dengan adanya penghargaan terhadap orang lain maka akan mampu saling tolong menolong dan meringankan kesulitan hidup dan mampu menunjang proses pemantapan kehidupan masyarakat

       Pertemuan  IV

3.     Pemahaman konsep gotong royong
4.     Menggali Nilai-nilai tuntunan budi Pekerti dengan sikap ikut aktif melakukan gotong royong seperti dalam kliping


Diskusi

Artikel

“Gotong Royong Mempererat Rasa Kekeluargaan Warga”

Menipisnya Semangat Gotong Royong



        Ciri khas bangsa Indonesia salah staunya adalah gotong royong, kita mengetahui bahwa modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya jangan sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh kebudayaan asing yang lebih mementingkan individualisme.
Dalam kehidupan ekonomi misalnya, yang semula bangsa Indonesia berdasarkan pertanian, setelah masuknya masa industrialisasi, semangat gotong royong masayarakat berkurang, ini terbukti dulu pengerjaan sawah dengan secara bergotong royong diantara anggota subak namun sekarang orang cendrung menggunakan traktor dan main upah, hal ini disebabkan karena masyarakat sekarang cenderung besifat individualistis, sehingga ada anggapan umum ” hidup bebas asal tidak mengganggu kehidupan orang lain”.
     Contoh lain misalnya, beberapa tahun yang lalu, sekitar awal tahun 2000-an, kita masih bisa melihat masayarakat pedesaan mempertahankan gotong royong, setidaktidaknya tiga bulan sekali waktu musim tanam di sawah, namun seriring berjalannya waktu, dan masuknya budaya barat yang lebih mendorong masyarakat berkeinginan untuk ketidakmauan meninggalkan masalah perekonomian setelah masuknya masa industrialisasi, serta kesibukan masyarakat dengan menomorsatukan kepentingan pribadinya, lambat laun budaya gotong royong akan menipis.
Perhatikan masa sekarang, ditahun  ini, kita sudah jarang menemukan masyarakat yang mau bergotong royong, mungkin masih ada dibeberapa daerah yang masih dapat mempertahankan budaya gotong royong Apakah di sekolahmu masih ada kegiatan gotong royong  ?. Tapi sebagian besar masyarakat Indonesia ditahun ini sudah menjadi masyarakat yang individualis, dan kemungkinan besar beberapa tahun yang akan datang, tradisi gotong royong akan punah dengan masuknya masa yang lebih dari masa modernisasi dan globalisasi. Dan ada kemungkinan tradisi/budaya Indonesa tertutup oleh budaya barat dan buda asing lainnya.
     Tradisi gotong royong yang menipis ini, termasuk dalam teori evolusi (evolutionary theory), seperti pendapat Emile Durkheim (1858-1917) bahwa perubahan karena evolusi mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Dan pendapat Ferdinand Tonnies (1963) bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif, menjadi tipe masyarakat yang memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersonal.
    Gejala sosial kontemporer memprihatinkan yang mewarnai perkembangan masyarakat kekinian di Indonesia ialah makin menipis, atau bahkan mulai hilangnya, semangat kegotongroyongan. Padahal, gotong royong, merupakan salah satu ciri spesifik yang membedakan masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain di berbagai belahan dunia lainnya.
Gotong royong, sebelumnya menjadi modal sosial yang selama ratusan tahun telah membentuk struktur dan kultur masyarakat di Indonesia. Namun, seiring dengan perubahan jaman yang diwarnai modernisasi di segala bidang, modal sosial yang sempat dianggap sebagai keunggulan komparatif bangsa Indonesia mulai menipis. 
Bahkan bila melihat perkembangan sosial budaya selama dua dekade terakhir, semangat gotong royong boleh dibilang telah redup sama sekali. Sebaliknya, seiring meredupnya semangat gotong royong, munculah individualisme sebagai sebuah kekuatan budaya baru. 
    Ini memang pandangan yang pesimistik. Akan tetapi bila melihat fenomena sosiologis yang terjadi selama dua dedake, nyaris semua sistim nilai yang dulu merupakan hal-hal positif dari bangsa ini telah bangkrut.  
Padahal betapa strategisnya gotong royong bagi bangsa Indonesia. Tak hanya sebagai modal sosial, tetapi juga lebih luas lagi, gotong royong yang ditandai dengan kolektifisme dalam berbagai hal, menjadi modal kebudayaan bagi bangsa Indonesia dalam menapaki proses perjalanan historisnya menuju masyarakat beradab atau madani (civilian). (Sucipta)



Mengetahui,   
Amlapura,
Kepala SMK N 1 Amlapura
Guru mata pelajaran




I Wayan Artana, S.pd,M.Pd
I Ketut Sueta, S.Pd
NIP. 197108022000121002


No comments:

Post a Comment