Thursday 30 July 2015

Sinopsis Gaguritan Bhima Swarga



4.1  Sinopsis Gaguritan Bhima Swarga
Dewi Kunti menugaskan Bhima untuk mencari keberadaan atma Pandu dan Dewi Madri. Langsung saja Bhima dengan membawa Dewi Kunti dan saudara-saudaranya. Dewi Kunti, Dharmawangsa, Arjuna, Nakula dan Sahadewa duduk di anggota Badan Bhima. Dewi Kunti duduk di kepala Bhima, Dharmawangsa duduk di mata letak, Arjuna duduk di hulu ati, Nakula dan Sahadewa duduk di kedua paha Sang Bhima. Hingga sampailah sang Bhima di Tegal Penangsaran. Di Tegal Penangsaran sedang diadakan pertemuan yang dihadiri oleh Sang Jogormanik, sang Suratma, Sang Warawikrama, dan Sang Kala Upata yang sedang membahas tentang penyiksaan para roh pendosa.  Diceritakan pula Sang Cikrabala dengan pasukannya mengejar, menyerang dan menyiksa para roh yang selama kehidupannya melanggar aturan dan berperilaku tidak baik.
Di wilayah Tegal Penangsaran, bertemulah Bhima dengan Sang Jogormanik. Sang Jogormanik tidak percaya bahwa yang datang adalah Sang Bhima, dan menghina Bhima serta menghina Pandu dan Dewi Madri. Sebai bukti bahwa yang datang adalah Bhima, Sang Jogormanik meminta Bhima membebaskan dua roh dari Kawah Gohmuka. Sang Bhima pun turun ke kawah Tambra Goh Muka dan membebaskan semua roh yang tengah tersiksa di dalam kawah. Sang Jogormanik sangat marah, dan mengkeroyok Bhima. Sang Bima unggul dalam peperangan dan mengalahkan Sang Upata, Sang Suratma dan Sang Jogormanik. Sang Cikrabala kemudian melaporkan kekalahan itu kepada Sang Yama. Kemudian datanglah Sang Yama untuk menghadapi Bhima. Sang Hyang Yama kalah dan menyerah kepada Bhima, ia berjanji akan melepaskan Pandu dan Madri. Namun ketika Bhatara Yama telah sampai bertemu roh Pandu dan Madri, Bhatara Yama membawa roh Pandu dan Madri ke kuali besar, api sedang menyala berkobar-kobar. Bhima yang melihat hal itu marah, Bhatara Yama dibuatnya lari terpontang panting hingga sampai di Sorga dan bertemu Sang Hyang Pramesti Guru dengan saudara serta para penggawanya. Bhatara Yama melaporkan hal itu kepada Hyang Pramesti Guru sehingga Hyang Pramesti Guru mengutus prajuritnya untuk memukul kentungan. Setelah semuanya berkumpul di persidangan, Bima melihat roh Pandu dan Madri di dalam jembangan yang berbentuk kepala sapi. Kunti dan Pandawa lainnya  keluar daru anggota tubuh Bhima. Bima menceburkan diri ke jambangan luas itu, mencari roh Madri dan Pandu dan berhasil membawanya lepas dari kawah itu. Namun Sang Bhima lama sekali di dalam jambangan, membuat Kunti dan Pandawa lainnya merasa putus asa dan berkehendak menjatuhkan diri juga ke jambangan. Namuan, Bhima pun datang dengan membawa roh Pandu dan Madri. Kunti sangat terkejut karena Pandu dan Madri masih berbentuk rangka. Kemudian Dewi Kunti dan pandawa lainnya selain Bhima menyembah Pandu dan Madri, sehingga rangka tersebut terbalut kulit. Duduklah Sang Pandhu, setelah disembah, berdirilah Hyang Pandhu sekarang, namun belum dapat berjalan, demikian juga Dewi Madri. Dewi Kunti dan Dharmawangsa meminta Bhima menyembah Pandu dan Madri, namun Bhima masih bersikeras tidak mau, dan akhirnya atas tipu daya dan muslihat Nakula dan Sahadewa.  Setelah di sembah Bhima, Pandu dan Madri bisa berjalan, namun belum dapat berbicara, hanya komat-kamit saja.
Kunti sedih, karena Pandhu tidak mampu berbicara apapun, sebab dosanya masih melekat pada dirinya, maka menyebabkan belum mampu berbicara. Dimintalah kepada anak-anaknya untuk mencari Tirta Kamandalu yang utama agar Sang pandhu dapat berbicara, dan dosanya akan terleburkan, kalau tidak berhasil memperoleh amertha itu, seterusnya terbelenggu, dan tidak akan lepas dari penderitaan. Tidak ada yang bersedia kecuali Bima. Bima pun pergi ke Sorga untuk mencari Tirta Amertha.
Sesampai di sorga, Bhima diserang oleh pasukan para dewa namun Sang Bhima tidak dapat dikalahkan. Sesampai di Balai Perpustakaan, Bhatara Bayu kemudian melaporkan hal itu kepada Bhatara Guru. Kemudian turunlah Bhatara Bayu menghadapi Bhima. Dan akhirnya Bima dapat dikalahkan Bhatara Bayu, dan menemui ajalnya. Warga sorga sangat bergembira. Merasa kasihan Sanghyang Acintya, turun dari kahyangan menghidupkan Sang Bima. Sang Bima mengamuk lagi, namun sekali lagi Sang Bayu datang dan berhasil membunuhnya. Bhima kembali dihidupkan Sanghyang Acintya. Tiga kali menemui kematian, kembali ketiga kalinya diberi hidup. Kemudian Bhatara Bayu menghisap kekuatan suara dan tenaga Bhima karena Bhima tidak mungkin dapat dibunuh lagi, hingga  Bhima menjadi tidak berdaya. Bayu pulang kekahyangan, menghadap Hyang Jagatnata. Setelah kejadian itu, kedaan sorga menjadi tidak nyaman, semua tidak bertenaga, lemas dan lemah keadaannya, ada yang mengantuk ada yang jatuh, amat sedih dn berserakan, tidak mampu akan menguatkan dirinya. Kemudian Bhatara Guru memnta Bhatara Bayu agar menghidupkan Sang Bhima kembali. Bhima akhirnya dihidupkan kembali. Bhima dan Bhatara Bayu kemudian menemui Bhatara Guru. Setelah menerima wejangan dan Tirtha Amertha dari bhatara guru, Sang Bhima kembali ke penangsaran. Setelah sampai di persembahkanlah Tirtha Amertha sehingga roh Pandu dan Dewi Madri menjadi sempurna.
Kunti dan pandawa yang lain kemudian naik ke tubuh Bhima lagi untuk kembali ke Mahisa Pati tempat Kunti dan anak-anaknya tinggal.

No comments:

Post a Comment