3.10
Teknik Analisis Data
Untuk menganalisa hipotesis yang
dirumuskan dipergunakan analisis sebagai berikut :
3.10.1 Analisis uji
validitas dan reliabilitas
a.
Analisis uji validitas
Uji
validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu daftar pertanyaan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Daftar pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian belum diketahui tingkat validitasnya. Untuk itu dilakukan uji
validitas setiap item pertanyaan dari daftar pertanyaan yang digunakan pada
penelitian ini. Kriteria pengujian validitas adalah dengan membandingkan r
hitung dengan r table, pada taraf signifikan 95 % atau table 5%. Menurut
Sugiyono (2001 : 115), item pertanyaan disebut valid jika butir pertanyaan
memiliki r hitung > r standar = 0,30. Dalam hal ini, yang dimaksudkan r
hitung untuk setiap item pertanyaan, adalah koefisien korelasi product moment atau skor masing – masing
item tersebut dengan total skor seluruh item yang dinotasikan dengan Corrected
Item Total Correlation pada hasil perhitungan program SPSS untuk setiap item
pertanyaan dari sebuah variabel.
b.
Analisis reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk
mencari tahu sampai sejauh mana konsistensi alat ukur yang digunakan, sehingga
bila alat ukur tersebut digunakan kembali untuk meneliti objek yang sama dengan
teknik yang sama walaupun waktunya berbeda, maka hasil yang akan diperoleh akan
sama. Untuk menguji reliabilitas sebuah daftar pertanyaan dari sebuah variabel
penelitian digunakan Koefisien Cronbach’s
Alpha. Besarnya Koefisien Cronbach’s Alpha
menunjukkan tingkat reliabilitas daftar pertanyaan tersebut. Menurut Nugroho
(2005 : 72), suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s > dari 0,60.
3.10.2 Analisis
regresi linier sederhana
Analisis
ini dipakai untuk mengetahui antara pengaruh variabel X1 dengan Y
dan X2 dengan Y secara parsial. Adapun rumusnya menurut (Umar, 2001 : 117) sebagai berikut :
Y = a +
bX
Keterangan
:
X =
Variabel X1
dan X2
Y =
Variabel terikat
a =
Nilai Konstanta
b =
Koefisien regresi
3.10.3 Analisi korelasi sederhana
Analisis
ini dipakai untuk menentukan tinggi rendahnya hubungan suatu variabel dengan
variabel lain secara parsial. Analisis ini juga digunakan untuk mendukung
penelitian mengenai pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Adapun rumusnya menurut Umar (2001 : 195) sebagai berikut :
n SXY – (SX)
– (SY)
r
= Ö {
n SX2 (SX)2 . (n SY2 – (SY)2 }
Keterangan :
r = Koefisien
korelasi
X = Variabel
bebas
Y = Variabel
terikat
n = Jumlah
responden
Penafsiran koefisien korelasi yang umumnya digunakan
adalah sebagai berikut : (Sugiyono, 2009 : 231)
Tabel 3.1
Penafsiran Interpretasi
terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,000 – 0,199
0,200 – 0,399
0,400 – 0,599
0,600 – 0,799
0,800 – 1,000
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
|
3.10.4
Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya suatu hubungan antara variabel X1 dan X2 dengan
Y dimana ketiga variabel tersebut adalah insentif dan lingkungan kerja sebagai
variabel bebas, dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Analisis regresi
ini dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut (Sugiyono (2004 : 211)) :
Y = a + b1X1
+
b2X2
Dimana :
Y = Variabel terikat/dependent (kinerja
karyawan)
X1 = Variabel bebas/independent (insentif)
X2 = Variabel bebas/independent (lingkungan
kerja)
α = bilangan
konstanta
b1 =
Koefisien regresi (X1) insentif
b2 =
Koefisian regresi (X2) lingkungan kerja
3.10.5 Analisis korelasi berganda
Analisi ini dipergunakan untuk
mengetahui derajat pengaruh secara serempak antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Menurut Sugiyono (2009 : 231) sebagai berikut :
ry.12 = b1S X1 Y + b2 S
X2 Y
S
Y
Dimana :
X1 Y = Koefisien korelasi
untuk X1 dan Y
X2 Y = Koefisien korelasi
untuk X2 dan Y
b1 = Koefisien garis variabel bebas (insentif)
b2 = Koefisien garis variabel bebas (lingkungan kerja)
Y =
Variabel terikat (kinerja)
3.10.6
Uji hipotesis
a. Uji
hipotesis parsial
1)
Jika
nilai t hitung signfikan < (0,05), atau koefesien t hitung signifikan pada
taraf kurang atau sama dengan 5% maka Ho ditolak.
2)
Jika
nilai signfikan > (0,05), atau koefesien t hitung signifikan pada taraf
lebih dari 5% maka Ho diterima.
b. Uji
hipotesis simultan
1)
Jika
nilai F hitung signfikan < (0,05), atau koefesien F hitung signifikan pada
taraf kurang atau sama dengan 5% maka Ho ditolak.
2)
Jika
nilai F hitung signfikan > (0,05), atau koefesien F hitung signifikan pada
taraf lebih dari 5% maka Ho diterima.
Untuk
membantu proses pengolahan data secara tepat dan cepat maka pengolahan datanya
dilakukan dengan program SPSS (Statistical
Product and Services Solution). Melalui program SPSS kegiatan pengolahan
data dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus melibatkan pemakai dalam persoalan
rumus-rumus statistika yang cukup rumit, karena rumus statistika di atas tidak
akan terlibat secara langsung.
3.10.7
Koefisien determinasi (R²)
Koefisien determinasi merupakan ukuran
yang dapat dipergunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Bila koefisien determinasi = 0, berarti variabel bebas
tidak mempunyai pengaruh sama sekali (= 0%) terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika koefisien determinasi = 1, berarti variabel terikat 100%
dipengaruhi oleh variabel bebas. Karena itu letak berada dalam selang
(interval) antara 0 dan 1. Besarnya koefisien determinasi secara parsial
variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari skor atau kuadrat partial correlation dari tabel coefficient.
Koefisien determinasi secara simultan diperoleh dari besarnya atau adjusted
R square. Nilai adjusted R square yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat terbatas. Nilai
yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (Ghozali (2009
: 83)).
No comments:
Post a Comment